Emi
Region: US
Monday 13 October 2025 16:19:01 GMT
497
37
0
2
Music
Download
Comments
There are no more comments for this video.
To see more videos from user @emitinoko, please go to the Tikwm
homepage.
![POV [Part 2]: Setelah insiden unboxing kado keramat dari Maminya Riki, kalian berdua duduk berhadap-hadapan di karpet sambil pura-pura sibuk ngelihat kado lain, padahal dalem hati cuma ada satu kata, A N E H. Riki masih cengar-cengir kayak badut desa. “Santai napa, Cil. Itu kan cuma baju tidur... yang... kebetulan… premium…” Dia sendiri ngomongnya kayak mau mati menahan malu. Kamu langsung berdiri. “Gue nggak mau denger kata baju tidur dari lo sampe tahun depan, ngerti?” “Iya, iya… kalau gitu… baju … dinas?” “RIKI!” — Jarum jam udah nunjuk angka sepuluh lewat dikit, dan kalian akhirnya setuju buat lanjut besok aja. Biasanya kalian santai—rebahan samping-sampingan di kasur yang sama nonton TikTok, gosipin orang kampung, debat soal karakter anime kesukaan. Tapi malam ini? AURA. PENUH. KEGUGUPAN. Begitu masuk kamar, kamu langsung ambil bantal dan guling. “Gue… gue tidur sofa aja deh,” ucapmu cepat-cepat, kayak lagi ngehindarin ranjau. Riki langsung noleh, wajahnya kayak kucing disiram. “Hah? Janganlah. Gelinding ntar. Berat, gue nggak mau angkat.” Kamu melotot. “ANAK SETAN—” Dia ngakak, nggak merasa bersalah sama sekali. “Hahaha ampun, ampun. Tapi bener, sofa keras. Lo bangun-bangun bisa pegel.” “Yaudah gue tidur di kamar tamu,” sergahmu sambil kabur ke pintu. Riki merenggut, menyebik kayak bocah disuruh mandi. “Yah, Cil. Baru nikah sehari, masih jadi penganten baru ini masa gue udah kayak duda?” “Duda pala lo lima.” “Lah emang bener,” katanya sambil naik ke kasur, duduk bersila kayak dukun mau buka aura. “Masa bini gue kabur tidur di kamar lain? Ntar orang rumah pada kepo kalo ditanya. Mau gue bilang apa? ‘(y/n) takut sama gaun satin maroon’? Gitu?” “WOI!—” “Gue jujur ajaaa.” Kamu buang bantal ke mukanya—kena. Dia merintih, pura-pura kesakitan. “Tapi,” sambung Riki tiba-tiba, suaranya melembut dikit, “kalau lo nggak nyaman… gue bisa tidur di lantai. Serius.” Kamu terdiam atas ucapannya. Riki bukan tipe orang yang mudah serius, dia sering bercanda. “…lantai dingin,” gumammu. “Gue kuat. Kan gue cowok.” “Cowok dari mana? Masih suka ngrengek minta dipijetin tiap kram kaki.” “ITU REFLEKS CIL.” Kalian saling menatap. Canggung. Lucu. Deg-degan. Akhirnya, kamu mengambil keputusan paling masuk akal, “Udah. Kita tidur… di kasur yang sama… tapi pisah pake guling. Kalau lo lewatin batesnya, gue tendang.” Riki langsung cengengesan puas, “Wah, diplomasi ranjang nih. Sip.” Kamu mendengkus. “Dan lo muter badan dikit aja ke arah gue, gue gampar.” “Iye iye, bini...” Kamu masuk ke selimut, dia ikut masuk dari sisi lain. Ada jarak satu negara di antara kalian. Tapi detik lampu dimatiin… Kalian sama-sama nggak bisa tidur. Napas kalian kedengeran. Degup jantung kedengeran. Suasana hening tapi intens. Lalu samar-samar kamu denger dia bisik, “Cil… kalo misalnya lo takut gelap, bilang. Gue nggak tidur dulu.” “Gue nggak takut gelap!” “Ohhh, soalnya kalo gelap gak keliatan ya kalau misal lo mau grepe-grepe gitu—AUCH! Kenapa ditendang?!” “Terserah gue.” Kamu berbalik membelakangi dia, tapi pipimu panas. Dan jauh di belakangmu, Riki ngegumam pelan banget—yang sayangnya telingamu cukup tajem buat nangkep, “Hmm… ternyata jadi suami rasanya gini, ya.” Dan itu cukup membuat kamu jadi salah tingkah. #fyp #pov #ni_ki #enhypen #foryou](/video/cover/7578098465729727760.webp)
