@superruby.9: @Bateel #foryou

Ruby
Ruby
Open In TikTok:
Region: SA
Wednesday 15 October 2025 03:18:09 GMT
2829
332
1
22

Music

Download

Comments

f772264
F :
🥰🥰🥰
2025-10-15 14:24:52
0
To see more videos from user @superruby.9, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Di kehidupan sehari-hari, kita sering melihat orang yang menolak pujian dengan berkata dirinya tidak pantas. Alih-alih terlihat rendah hati, sikap itu justru membuat orang lain canggung. Ada perbedaan antara merendah untuk meroket dan menolak kenyataan. Rendah hati yang sehat adalah menerima kelebihan dengan wajar sambil tetap sadar akan kekurangan yang perlu diperbaiki. 1. Memahami Makna Rendah Hati yang Sebenarnya Rendah hati bukan berarti mengecilkan diri, melainkan menyadari bahwa kelebihan kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ini adalah sikap mental yang memandang prestasi sebagai hasil kerja keras, dukungan orang lain, dan bahkan keberuntungan yang ikut berperan. Misalnya, seorang atlet yang memenangkan lomba bisa saja menyombongkan diri. Tetapi jika ia rendah hati, ia akan berterima kasih kepada pelatih, tim, dan bahkan lawan yang membuatnya belajar. Ini membuat kemenangannya terasa lebih tulus dan menginspirasi. 2. Menerima Pujian dengan Elegan Salah satu cara menunjukkan rendah hati adalah dengan menerima pujian tanpa meremehkan diri. Menolak pujian secara berlebihan bisa membuat lawan bicara merasa tidak dihargai. Contoh sederhana, saat ada yang berkata, “Kamu hebat,” jawaban yang tepat adalah, “Terima kasih, saya masih banyak belajar.” Ini bukan merendahkan diri, tapi mengakui apresiasi sambil tetap membuka ruang perbaikan. Cara ini membuat hubungan sosial menjadi lebih sehat. Orang lain merasa diakui karena mereka sudah memberikan penghargaan, dan kita tetap terlihat tidak sombong. 3. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil Rendah hati membuat kita tidak terjebak dalam pencitraan. Alih-alih pamer hasil akhir, kita menghargai proses yang membawa kita sampai ke sana. Misalnya, seorang penulis yang bukunya laris tidak hanya bicara soal penjualan, tetapi juga cerita bagaimana ia berjuang menulis, merevisi, dan belajar dari kritik pembaca. Ini membuat kesuksesannya terasa lebih membumi. Pendekatan ini membuat kita lebih tahan banting menghadapi kegagalan. Saat proses lebih penting dari hasil, kita tidak hancur saat gagal dan tidak terlalu sombong saat berhasil. 4. Menyadari Bahwa Semua Orang Punya Nilai Rendah hati mengajarkan kita bahwa nilai seseorang tidak ditentukan hanya oleh pencapaian. Setiap orang punya pengalaman dan pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Contohnya, seorang CEO yang rendah hati akan menghormati staf kebersihan di kantornya. Ia tahu bahwa tanpa mereka, perusahaan tidak akan berjalan dengan nyaman. 5. Tidak Takut Mengakui Kesalahan Mengakui kesalahan adalah ciri orang yang benar-benar rendah hati. Mereka tidak merasa harga dirinya turun hanya karena salah. Misalnya, seorang guru yang lupa memberikan informasi kepada muridnya lalu mengakuinya di depan kelas. Bukannya kehilangan wibawa, ia justru mendapat respek lebih karena berani jujur. 6. Menghargai Kesuksesan Orang Lain Rendah hati membuat kita tidak merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Sebaliknya, kita bisa ikut bahagia melihat orang lain maju. Contohnya, seorang karyawan yang ikut memberi selamat ketika rekan kerjanya dipromosikan. Sikap ini menciptakan suasana kerja yang sehat dan kolaboratif. Kebiasaan menghargai kesuksesan orang lain juga mengurangi rasa iri yang menjadi sumber stres. Kita belajar bahwa rezeki orang lain tidak mengurangi rezeki kita. 7. Mengendalikan Ego dalam Perdebatan Rendah hati berarti mampu mendengar tanpa terburu-buru membantah. Mengendalikan ego membuat percakapan lebih produktif. Misalnya, dalam diskusi kerja, orang yang rendah hati akan berkata, “Saya mengerti sudut pandangmu, mari kita cari solusi bersama.” Ini menghindari debat kusir dan mempercepat penyelesaian masalah. Mengendalikan ego juga membantu kita tetap objektif. Kita bisa menerima ide yang lebih baik meski tidak berasal dari diri kita sendiri. ____________________________________ Rendah hati adalah keterampilan, bukan kelemahan. Semakin kita melatihnya, semakin kuat mental kita menghadapi dunia yang penuh kompetisi.
Di kehidupan sehari-hari, kita sering melihat orang yang menolak pujian dengan berkata dirinya tidak pantas. Alih-alih terlihat rendah hati, sikap itu justru membuat orang lain canggung. Ada perbedaan antara merendah untuk meroket dan menolak kenyataan. Rendah hati yang sehat adalah menerima kelebihan dengan wajar sambil tetap sadar akan kekurangan yang perlu diperbaiki. 1. Memahami Makna Rendah Hati yang Sebenarnya Rendah hati bukan berarti mengecilkan diri, melainkan menyadari bahwa kelebihan kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ini adalah sikap mental yang memandang prestasi sebagai hasil kerja keras, dukungan orang lain, dan bahkan keberuntungan yang ikut berperan. Misalnya, seorang atlet yang memenangkan lomba bisa saja menyombongkan diri. Tetapi jika ia rendah hati, ia akan berterima kasih kepada pelatih, tim, dan bahkan lawan yang membuatnya belajar. Ini membuat kemenangannya terasa lebih tulus dan menginspirasi. 2. Menerima Pujian dengan Elegan Salah satu cara menunjukkan rendah hati adalah dengan menerima pujian tanpa meremehkan diri. Menolak pujian secara berlebihan bisa membuat lawan bicara merasa tidak dihargai. Contoh sederhana, saat ada yang berkata, “Kamu hebat,” jawaban yang tepat adalah, “Terima kasih, saya masih banyak belajar.” Ini bukan merendahkan diri, tapi mengakui apresiasi sambil tetap membuka ruang perbaikan. Cara ini membuat hubungan sosial menjadi lebih sehat. Orang lain merasa diakui karena mereka sudah memberikan penghargaan, dan kita tetap terlihat tidak sombong. 3. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil Rendah hati membuat kita tidak terjebak dalam pencitraan. Alih-alih pamer hasil akhir, kita menghargai proses yang membawa kita sampai ke sana. Misalnya, seorang penulis yang bukunya laris tidak hanya bicara soal penjualan, tetapi juga cerita bagaimana ia berjuang menulis, merevisi, dan belajar dari kritik pembaca. Ini membuat kesuksesannya terasa lebih membumi. Pendekatan ini membuat kita lebih tahan banting menghadapi kegagalan. Saat proses lebih penting dari hasil, kita tidak hancur saat gagal dan tidak terlalu sombong saat berhasil. 4. Menyadari Bahwa Semua Orang Punya Nilai Rendah hati mengajarkan kita bahwa nilai seseorang tidak ditentukan hanya oleh pencapaian. Setiap orang punya pengalaman dan pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Contohnya, seorang CEO yang rendah hati akan menghormati staf kebersihan di kantornya. Ia tahu bahwa tanpa mereka, perusahaan tidak akan berjalan dengan nyaman. 5. Tidak Takut Mengakui Kesalahan Mengakui kesalahan adalah ciri orang yang benar-benar rendah hati. Mereka tidak merasa harga dirinya turun hanya karena salah. Misalnya, seorang guru yang lupa memberikan informasi kepada muridnya lalu mengakuinya di depan kelas. Bukannya kehilangan wibawa, ia justru mendapat respek lebih karena berani jujur. 6. Menghargai Kesuksesan Orang Lain Rendah hati membuat kita tidak merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Sebaliknya, kita bisa ikut bahagia melihat orang lain maju. Contohnya, seorang karyawan yang ikut memberi selamat ketika rekan kerjanya dipromosikan. Sikap ini menciptakan suasana kerja yang sehat dan kolaboratif. Kebiasaan menghargai kesuksesan orang lain juga mengurangi rasa iri yang menjadi sumber stres. Kita belajar bahwa rezeki orang lain tidak mengurangi rezeki kita. 7. Mengendalikan Ego dalam Perdebatan Rendah hati berarti mampu mendengar tanpa terburu-buru membantah. Mengendalikan ego membuat percakapan lebih produktif. Misalnya, dalam diskusi kerja, orang yang rendah hati akan berkata, “Saya mengerti sudut pandangmu, mari kita cari solusi bersama.” Ini menghindari debat kusir dan mempercepat penyelesaian masalah. Mengendalikan ego juga membantu kita tetap objektif. Kita bisa menerima ide yang lebih baik meski tidak berasal dari diri kita sendiri. ____________________________________ Rendah hati adalah keterampilan, bukan kelemahan. Semakin kita melatihnya, semakin kuat mental kita menghadapi dunia yang penuh kompetisi.

About