@huyenhomhinh365: Bếp Hồng Ngoại,Bếp Gốm Điện Misu Chính Hãng #xuhuong #bephongngoai #misu #huyenhomhinh365

Huyền Hóm Hỉnh 36
Huyền Hóm Hỉnh 36
Open In TikTok:
Region: VN
Wednesday 15 October 2025 04:01:16 GMT
245
0
0
2

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @huyenhomhinh365, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Kadang hati terasa gelap, berat, dan bingung. Kita mencari ketenangan, tapi tak tahu ke mana arah. Dalam Islam, hati bukan sekadar tempat perasaan, tapi pusat keimanan. Dan akal bukan sekadar logika, tapi petunjuk agar kita bisa mengenali cahaya kebenaran. Menjernihkan hati bukan hanya dengan menangis dan berdoa, tapi juga dengan berpikir, merenung, dan belajar. Ketika akal digunakan untuk memahami kebenaran, ia akan menuntun hati menuju ketenangan sejati. Inilah jalan ilmiah menuju keimanan—jalan yang jernih, sadar, dan penuh cahaya.  # Penjelasan  tentang makna hadis  berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ, pendapat sahabat, dan pandangan para ulama: Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:  **“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Jika ia rusak, maka seluruh tubuh pun rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah qalb (hati).” (HR. Bukhari dan Muslim) 🔹 Makna Hadis Menurut Rasulullah ﷺ Hadis ini menjelaskan bahwa: - Pusat pengaruh kebaikan dan keburukan manusia terletak di hati (qalb). - Hati adalah penentu amal dan perilaku seseorang. Jika hati bersih dan lurus, maka perilaku dan ucapan pun akan benar. Rasulullah ﷺ dalam hadis lain juga bersabda:  “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim) 🔸 Jadi, hati adalah sumber keikhlasan dan niat, dan Allah menilai manusia dari keadaan hati mereka. 🔹 Pandangan Sahabat ✅ Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Hati itu adalah raja, sedang anggota badan adalah tentaranya. Jika rajanya baik, maka tentaranya pun akan baik. Jika rajanya rusak, maka tentaranya pun akan rusak pula.” ✅ Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Hati itu mudah berubah. Maka kuatkan ia dengan ilmu dan takwa.” 🔹 Pandangan Para Ulama ✅ Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan:  “Hati (qalb) adalah pusat kesadaran dan tempat bersemayamnya ma’rifat kepada Allah. Hati yang rusak adalah hati yang dikuasai oleh hawa nafsu, cinta dunia, dan kelalaian terhadap akhirat.” ✅ Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata:  “Hadis ini menunjukkan bahwa perbaikan lahiriah harus dimulai dari perbaikan batin. Hati adalah akar dari seluruh amalan. Maka siapa yang memperbaiki hatinya dengan ikhlas, tawadhu’, dan takut kepada Allah, niscaya anggota tubuhnya pun akan tunduk pada kebaikan.” ✅ Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mengatakan:  “Hadis ini merupakan dalil penting bahwa seluruh perilaku bergantung pada keadaan hati. Maka wajib bagi setiap Muslim untuk memperhatikan kebersihan dan penjagaan hati dari penyakit-penyakit seperti riya’, hasad, ujub, dan keras hati.” 🔹 Hikmah dan Refleksi Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit fisik, karena ia mempengaruhi amal dan hubungan manusia dengan Allah serta sesama manusia. Amalan lahir tanpa keikhlasan batin akan sia-sia di sisi Allah. Pembersihan hati adalah jihad terbesar bagi seorang mukmin, yaitu jihad melawan hawa nafsu. 🔹 Penutup Hadis ini mengajarkan bahwa perbaikan hidup dimulai dari perbaikan hati. Maka mari kita jaga hati kita agar selalu terisi dengan iman, ikhlas, dan dzikir kepada Allah. “Sesungguhnya orang-orang yang kembali kepada Allah dengan hati yang bersih, merekalah yang akan beruntung di akhirat.” (Lihat QS. Asy-Syu’ara: 88–89) #MenjernihkanHati #CahayaAkal #IlmuDanIman #HatiYangBersih #SelfHealingIslami #HikmahHariIni #KontenIslamic #KontenReflektif
Kadang hati terasa gelap, berat, dan bingung. Kita mencari ketenangan, tapi tak tahu ke mana arah. Dalam Islam, hati bukan sekadar tempat perasaan, tapi pusat keimanan. Dan akal bukan sekadar logika, tapi petunjuk agar kita bisa mengenali cahaya kebenaran. Menjernihkan hati bukan hanya dengan menangis dan berdoa, tapi juga dengan berpikir, merenung, dan belajar. Ketika akal digunakan untuk memahami kebenaran, ia akan menuntun hati menuju ketenangan sejati. Inilah jalan ilmiah menuju keimanan—jalan yang jernih, sadar, dan penuh cahaya. # Penjelasan tentang makna hadis berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ, pendapat sahabat, dan pandangan para ulama: Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: **“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Jika ia rusak, maka seluruh tubuh pun rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah qalb (hati).” (HR. Bukhari dan Muslim) 🔹 Makna Hadis Menurut Rasulullah ﷺ Hadis ini menjelaskan bahwa: - Pusat pengaruh kebaikan dan keburukan manusia terletak di hati (qalb). - Hati adalah penentu amal dan perilaku seseorang. Jika hati bersih dan lurus, maka perilaku dan ucapan pun akan benar. Rasulullah ﷺ dalam hadis lain juga bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim) 🔸 Jadi, hati adalah sumber keikhlasan dan niat, dan Allah menilai manusia dari keadaan hati mereka. 🔹 Pandangan Sahabat ✅ Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Hati itu adalah raja, sedang anggota badan adalah tentaranya. Jika rajanya baik, maka tentaranya pun akan baik. Jika rajanya rusak, maka tentaranya pun akan rusak pula.” ✅ Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Hati itu mudah berubah. Maka kuatkan ia dengan ilmu dan takwa.” 🔹 Pandangan Para Ulama ✅ Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan: “Hati (qalb) adalah pusat kesadaran dan tempat bersemayamnya ma’rifat kepada Allah. Hati yang rusak adalah hati yang dikuasai oleh hawa nafsu, cinta dunia, dan kelalaian terhadap akhirat.” ✅ Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata: “Hadis ini menunjukkan bahwa perbaikan lahiriah harus dimulai dari perbaikan batin. Hati adalah akar dari seluruh amalan. Maka siapa yang memperbaiki hatinya dengan ikhlas, tawadhu’, dan takut kepada Allah, niscaya anggota tubuhnya pun akan tunduk pada kebaikan.” ✅ Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mengatakan: “Hadis ini merupakan dalil penting bahwa seluruh perilaku bergantung pada keadaan hati. Maka wajib bagi setiap Muslim untuk memperhatikan kebersihan dan penjagaan hati dari penyakit-penyakit seperti riya’, hasad, ujub, dan keras hati.” 🔹 Hikmah dan Refleksi Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit fisik, karena ia mempengaruhi amal dan hubungan manusia dengan Allah serta sesama manusia. Amalan lahir tanpa keikhlasan batin akan sia-sia di sisi Allah. Pembersihan hati adalah jihad terbesar bagi seorang mukmin, yaitu jihad melawan hawa nafsu. 🔹 Penutup Hadis ini mengajarkan bahwa perbaikan hidup dimulai dari perbaikan hati. Maka mari kita jaga hati kita agar selalu terisi dengan iman, ikhlas, dan dzikir kepada Allah. “Sesungguhnya orang-orang yang kembali kepada Allah dengan hati yang bersih, merekalah yang akan beruntung di akhirat.” (Lihat QS. Asy-Syu’ara: 88–89) #MenjernihkanHati #CahayaAkal #IlmuDanIman #HatiYangBersih #SelfHealingIslami #HikmahHariIni #KontenIslamic #KontenReflektif

About