@nicole_castroo: Dancing with a painter 🕺🕺@Nick.Painter #fyp #dance #swingdance #thebarn #linedance

La Santa
La Santa
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 16 October 2025 21:47:49 GMT
22350
925
24
13

Music

Download

Comments

trinity.m_0923
trinity🩷 :
Now this is aura🔥
2025-10-16 22:55:49
2
joseph.gillson1
joseph g :
caption cooked lowkey
2025-10-16 23:52:24
4
deivy_adventure
🌸 Deivy 🌸 :
I need u as my dancing bestie 🩷
2025-11-10 06:29:42
0
arjay_02
Arjay :
AYEEEEEEE
2025-10-17 08:32:51
2
user7926184046870
user7926184046870 :
Nice 👍 and good
2025-11-05 22:42:06
0
sydthekid595
Sydthekid59 💜 :
Wow amazing
2025-10-16 22:37:42
1
vsxcarla
Carla💋🍒 :
4+4
2025-10-16 22:20:57
2
joedontdance
Joe🕺🪩 :
aura
2025-10-16 23:50:11
1
nick.painter
Nick.Painter :
WHY IS THIS VIDEO A BILLION HOURS LONG
2025-10-17 04:17:16
1
xosarahvazquez
xosarahvazquez :
so beautifullll
2025-10-24 21:11:02
0
abifamada28
abifamada28 :
the caption im laughing
2025-10-16 21:50:21
2
itscamiwami
camilaa :
favorite ppl
2025-10-16 23:50:56
1
betancurt.alice
betancurt.alice :
2025-10-19 09:12:18
0
georginarecio3
Coqui :
Mi bella nieta la amo besitos tu abuela
2025-10-18 00:55:10
2
nick.painter
Nick.Painter :
Wait you’re actually the funniest person ever. I love Nicole ❤️❤
2025-10-17 04:15:33
1
user7926184046870
user7926184046870 :
👏👏👏
2025-11-05 22:41:42
0
user7926184046870
user7926184046870 :
🥰🥰🥰
2025-11-05 22:41:41
0
nicola.viola6
nicola viola :
meglio quando balli da sola
2025-10-17 03:46:51
1
abifamada28
abifamada28 :
nic and nick🫰
2025-10-16 21:50:54
1
milanlakwan1
Milan Lakwan :
Cidarella🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-10-24 07:11:18
0
To see more videos from user @nicole_castroo, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Lhokseumawe - Suasana haru menyelimuti lokasi prarekonstruksi kasus penembakan yang menewaskan seorang warga di Aceh. Dua anak korban tak mampu menahan kesedihan saat melihat adegan demi adegan yang menggambarkan detik-detik terakhir ayah mereka. Dengan tubuh kecil yang gemetar, keduanya menangis terisak di dekat sang ibu, yang juga tampak berusaha tegar di tengah luka yang belum sembuh. Ketua LBH Cahaya Keadilan Rakyat Aceh (CaKRA), Fakhrurrazi, yang turut hadir dalam proses tersebut, berusaha menenangkan salah satu anak korban. Ia merangkul sang anak sambil berusaha memberi penguatan, berharap bisa sedikit meredakan guncangan batin yang dialami bocah tersebut trauma yang mungkin akan membekas seumur hidup. “Sesuai Kejadian,” Ungkap Adik Korban Di tengah suasana yang begitu emosional, adik kandung korban, Bustami, menyampaikan bahwa rangkaian adegan dalam prarekonstruksi sudah menggambarkan kejadian sebenarnya. “Apa yang dipraktekkan dalam rekonstruksi tadi sudah sesuai. Benar-benar seperti itulah kejadiannya,” ujar Bustami dengan suara berat usai menyaksikan proses tersebut. Menurutnya, pelaku utama bernama Agusli turut didatangkan langsung ke lokasi dan memperagakan bagaimana ia menembak kakak kandungnya. Yang membuat hati keluarga semakin hancur, Bustami mengungkapkan bahwa saat eksekusi terjadi, korban dipegang oleh MFyang diduga merupakan oknum anggota TNI yang oleh Agusli disebut sebagai “F”. “Dengan adanya rekonstruksi ini, kami berharap kasusnya bisa terungkap sampai ke akar-akarnya,” tegas Bustami. Harapan Keadilan untuk Sang Abang Bustami tak dapat menyembunyikan duka mendalamnya ketika menceritakan kembali kejadian itu. Ia menyebut penembakan yang merenggut nyawa abangnya sebagai tindakan “sangat sadis” dan tidak manusiawi. “Tidak bisa dibayangkan… cukup sedih. Apalagi anak-anak yang ditinggalkan, cukup sedih,” ucapnya, menahan air mata yang hampir jatuh. Di tengah duka yang belum mereda, keluarga besar korban kini hanya bisa berharap satu hal: keadilan. “Kami berharap pelakunya dihukum setimpal dengan apa yang dialami oleh abang kami,” tutup Bustami dengan penuh harap. Di balik proses hukum yang terus berjalan, tangis anak-anak yang kehilangan ayahnya menjadi pengingat bahwa setiap tindakan kekerasan meninggalkan luka yang jauh lebih dalam daripada yang terlihat luka yang tak hanya menimpa satu nyawa, tetapi juga merobek kehidupan orang-orang yang mencintainya.
Lhokseumawe - Suasana haru menyelimuti lokasi prarekonstruksi kasus penembakan yang menewaskan seorang warga di Aceh. Dua anak korban tak mampu menahan kesedihan saat melihat adegan demi adegan yang menggambarkan detik-detik terakhir ayah mereka. Dengan tubuh kecil yang gemetar, keduanya menangis terisak di dekat sang ibu, yang juga tampak berusaha tegar di tengah luka yang belum sembuh. Ketua LBH Cahaya Keadilan Rakyat Aceh (CaKRA), Fakhrurrazi, yang turut hadir dalam proses tersebut, berusaha menenangkan salah satu anak korban. Ia merangkul sang anak sambil berusaha memberi penguatan, berharap bisa sedikit meredakan guncangan batin yang dialami bocah tersebut trauma yang mungkin akan membekas seumur hidup. “Sesuai Kejadian,” Ungkap Adik Korban Di tengah suasana yang begitu emosional, adik kandung korban, Bustami, menyampaikan bahwa rangkaian adegan dalam prarekonstruksi sudah menggambarkan kejadian sebenarnya. “Apa yang dipraktekkan dalam rekonstruksi tadi sudah sesuai. Benar-benar seperti itulah kejadiannya,” ujar Bustami dengan suara berat usai menyaksikan proses tersebut. Menurutnya, pelaku utama bernama Agusli turut didatangkan langsung ke lokasi dan memperagakan bagaimana ia menembak kakak kandungnya. Yang membuat hati keluarga semakin hancur, Bustami mengungkapkan bahwa saat eksekusi terjadi, korban dipegang oleh MFyang diduga merupakan oknum anggota TNI yang oleh Agusli disebut sebagai “F”. “Dengan adanya rekonstruksi ini, kami berharap kasusnya bisa terungkap sampai ke akar-akarnya,” tegas Bustami. Harapan Keadilan untuk Sang Abang Bustami tak dapat menyembunyikan duka mendalamnya ketika menceritakan kembali kejadian itu. Ia menyebut penembakan yang merenggut nyawa abangnya sebagai tindakan “sangat sadis” dan tidak manusiawi. “Tidak bisa dibayangkan… cukup sedih. Apalagi anak-anak yang ditinggalkan, cukup sedih,” ucapnya, menahan air mata yang hampir jatuh. Di tengah duka yang belum mereda, keluarga besar korban kini hanya bisa berharap satu hal: keadilan. “Kami berharap pelakunya dihukum setimpal dengan apa yang dialami oleh abang kami,” tutup Bustami dengan penuh harap. Di balik proses hukum yang terus berjalan, tangis anak-anak yang kehilangan ayahnya menjadi pengingat bahwa setiap tindakan kekerasan meninggalkan luka yang jauh lebih dalam daripada yang terlihat luka yang tak hanya menimpa satu nyawa, tetapi juga merobek kehidupan orang-orang yang mencintainya.

About