@breakingstories0: Le Rappeur Naza Violemment Pris à Partie et Humilié par un Chroniqueur sur le Plateau de "C à Vous" Description optimisée : Le rappeur Naza a été violemment pris à partie par un chroniqueur sur le plateau de "C à Vous". Un moment tendu qui a fait réagir les téléspectateurs. 😳🎤 #Naza #ScèneTélé #Humiliation #CàVous #rap

Breaking Stories 💯
Breaking Stories 💯
Open In TikTok:
Region: FR
Sunday 19 October 2025 09:01:36 GMT
30904
200
9
3

Music

Download

Comments

freddog85
frederic157 :
si pas d'extrait c'est que cela n'existe pas
2025-10-20 05:21:59
4
moonlight48000
Moonlight :
On peut voir l extrait
2025-10-19 20:15:30
1
cycyne9737
🍒Cycyne 972/973 🇲🇶🇬🇫 🍒 :
Naza c’est un bon
2025-10-19 19:40:28
3
miriannedubois2
miriannedubois2 :
tchiipp naza n’est pas au courant
2025-10-20 07:56:46
1
john.lerus.clain
John Lerus Clain :
c un rappeur lui a bon
2025-10-19 19:16:38
0
fleur._80
fleur 🌸 :
😡😡😡
2025-10-20 14:48:31
0
gotti__02
gotti__02 :
😳😳😳
2025-10-19 23:10:15
0
stevensulpice265
stevensulpice265 :
🥰🥰🥰
2025-10-19 20:44:45
0
lineroseee
Line rose :
Vive NASA
2025-10-19 09:49:47
3
To see more videos from user @breakingstories0, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV : Pagi itu suasana rumah Y/N lebih ramai dari biasanya. Matahari baru muncul setengah, tapi bunda Y/N sudah mondar-mandir di ruang tamu sambil sesekali melirik jam dinding. Ayah Y/N duduk santai di halaman depan dengan secangkir kopi, sementara satpam rumah sudah siap siaga di depan pagar. Y/N masih di kamar, sibuk dandan tipis-tipis. Padahal biasanya dia cuma asal sisir rambut dan pakai seragam. Tapi entah kenapa pagi ini, rasanya harus terlihat sedikit lebih rapi. Waktu berdiri di depan kaca, Y/N mendesah kecil. “Ngapain sih aku jadi lebay gini… Cuma berangkat sekolah doang bareng Hesa.” Namun jantungnya berdebar lebih kencang ketika suara klakson halus terdengar dari luar pagar. Satpam langsung jalan mendekat, membuka pagar lebar-lebar. Sebuah mobil hitam elegan masuk dengan perlahan. Dari balik jendela kaca yang sedikit terbuka, terlihat jelas Hesa yang duduk di kursi kemudi, mengenakan seragam rapi dengan dasi terikat sempurna. “Eh, tuh udah dateng!” seru bunda Y/N sambil tersenyum jahil, lalu memanggil ke arah kamar, “Nak! Hesa udah sampe tuh!” Y/N buru-buru turun, wajahnya setengah panik tapi juga deg-degan. Begitu keluar rumah, ia langsung bertemu pandangan dengan Hesa yang baru saja turun dari mobil. Dan seperti kemarin, tanpa basa-basi Hesa berjalan ke arah pintu penumpang, membukanya, lalu menoleh ke Y/N. “Ayo, aku bukain. Kamu nggak usah ribet.” Wajah Y/N memanas. “Hesa, ih… aku bisa sendiri.” “Tapi aku pengen bukain. Udah, ayo.” Hesa tersenyum tipis, tatapan matanya teduh. Sebelum masuk, Y/N sempat mendengar ayahnya berdeham keras. “Hesa, jemput terus aja tiap hari, ya. Biar Y/N nggak manja sama supirnya.” Bunda Y/N ikut menambahkan, “Iya, iya, bener tuh! Hesa jangan sungkan. Rumah ini terbuka banget buat kamu.” “Siap, Tante, Om,” jawab Hesa mantap sambil sedikit menunduk sopan. Y/N yang udah duduk di dalam mobil buru-buru menutup wajahnya pakai tas, malu bukan main. Hesa masuk ke sisi pengemudi, menyalakan mesin, lalu melirik sekilas ke arahnya. “Kamu kenapa nutup muka gitu?” tanyanya dengan nada menggoda. “Gara-gara mereka…” gumam Y/N pelan, tapi cukup terdengar. Hesa terkekeh kecil. “Mereka sayang banget sama kamu, wajar. Dan aku… nggak keberatan kok kalau harus jemput kamu tiap pagi.” Deg. Jantung Y/N makin nggak karuan. Sepanjang perjalanan ke sekolah, suasana mobil jadi penuh dengan keheningan aneh. Kadang-kadang Hesa melirik, kadang Y/N pura-pura sibuk lihat keluar jendela. Tapi meski tanpa banyak kata, ada sesuatu yang berbeda—hangat, bikin nyaman, sekaligus bikin malu. Begitu sampai di parkiran sekolah, Hesa langsung turun lebih dulu, lagi-lagi membukakan pintu untuk Y/N. Beberapa siswa yang kebetulan melihat sontak berbisik-bisik, bahkan ada yang langsung memasang wajah kaget. Y/N panik. “Hes! Jangan gitu di depan orang-orang…” “Kenapa? Biar semua tau, aku peduli sama kamu.” Hesa menatapnya singkat, penuh keyakinan. Deg. Y/N tercekat. Rasanya semua suara sekitar hilang, yang terdengar hanya detak jantungnya sendiri. #leeheseeung #alternatifuniverse #moots? #fypツ #enhypen
POV : Pagi itu suasana rumah Y/N lebih ramai dari biasanya. Matahari baru muncul setengah, tapi bunda Y/N sudah mondar-mandir di ruang tamu sambil sesekali melirik jam dinding. Ayah Y/N duduk santai di halaman depan dengan secangkir kopi, sementara satpam rumah sudah siap siaga di depan pagar. Y/N masih di kamar, sibuk dandan tipis-tipis. Padahal biasanya dia cuma asal sisir rambut dan pakai seragam. Tapi entah kenapa pagi ini, rasanya harus terlihat sedikit lebih rapi. Waktu berdiri di depan kaca, Y/N mendesah kecil. “Ngapain sih aku jadi lebay gini… Cuma berangkat sekolah doang bareng Hesa.” Namun jantungnya berdebar lebih kencang ketika suara klakson halus terdengar dari luar pagar. Satpam langsung jalan mendekat, membuka pagar lebar-lebar. Sebuah mobil hitam elegan masuk dengan perlahan. Dari balik jendela kaca yang sedikit terbuka, terlihat jelas Hesa yang duduk di kursi kemudi, mengenakan seragam rapi dengan dasi terikat sempurna. “Eh, tuh udah dateng!” seru bunda Y/N sambil tersenyum jahil, lalu memanggil ke arah kamar, “Nak! Hesa udah sampe tuh!” Y/N buru-buru turun, wajahnya setengah panik tapi juga deg-degan. Begitu keluar rumah, ia langsung bertemu pandangan dengan Hesa yang baru saja turun dari mobil. Dan seperti kemarin, tanpa basa-basi Hesa berjalan ke arah pintu penumpang, membukanya, lalu menoleh ke Y/N. “Ayo, aku bukain. Kamu nggak usah ribet.” Wajah Y/N memanas. “Hesa, ih… aku bisa sendiri.” “Tapi aku pengen bukain. Udah, ayo.” Hesa tersenyum tipis, tatapan matanya teduh. Sebelum masuk, Y/N sempat mendengar ayahnya berdeham keras. “Hesa, jemput terus aja tiap hari, ya. Biar Y/N nggak manja sama supirnya.” Bunda Y/N ikut menambahkan, “Iya, iya, bener tuh! Hesa jangan sungkan. Rumah ini terbuka banget buat kamu.” “Siap, Tante, Om,” jawab Hesa mantap sambil sedikit menunduk sopan. Y/N yang udah duduk di dalam mobil buru-buru menutup wajahnya pakai tas, malu bukan main. Hesa masuk ke sisi pengemudi, menyalakan mesin, lalu melirik sekilas ke arahnya. “Kamu kenapa nutup muka gitu?” tanyanya dengan nada menggoda. “Gara-gara mereka…” gumam Y/N pelan, tapi cukup terdengar. Hesa terkekeh kecil. “Mereka sayang banget sama kamu, wajar. Dan aku… nggak keberatan kok kalau harus jemput kamu tiap pagi.” Deg. Jantung Y/N makin nggak karuan. Sepanjang perjalanan ke sekolah, suasana mobil jadi penuh dengan keheningan aneh. Kadang-kadang Hesa melirik, kadang Y/N pura-pura sibuk lihat keluar jendela. Tapi meski tanpa banyak kata, ada sesuatu yang berbeda—hangat, bikin nyaman, sekaligus bikin malu. Begitu sampai di parkiran sekolah, Hesa langsung turun lebih dulu, lagi-lagi membukakan pintu untuk Y/N. Beberapa siswa yang kebetulan melihat sontak berbisik-bisik, bahkan ada yang langsung memasang wajah kaget. Y/N panik. “Hes! Jangan gitu di depan orang-orang…” “Kenapa? Biar semua tau, aku peduli sama kamu.” Hesa menatapnya singkat, penuh keyakinan. Deg. Y/N tercekat. Rasanya semua suara sekitar hilang, yang terdengar hanya detak jantungnya sendiri. #leeheseeung #alternatifuniverse #moots? #fypツ #enhypen

About