@eliapompapizzachef: La password del Wi-Fi non è per tutti… 😂 Guarda come finisce! 👇🍕” #IlClienteDellaWifi #PizzaTok #QebonaPizza #MicaPizzaEFichi #TikTokItalia

Eliapompa
Eliapompa
Open In TikTok:
Region: IT
Sunday 19 October 2025 13:02:43 GMT
9709
166
12
11

Music

Download

Comments

andrealatini59
Andrew21166 :
grande Elia
2025-10-22 18:02:38
0
toeletta_palms.springs_
Toeletta di Palm’s Springs :
😂 Bellissimo
2025-10-19 17:55:45
0
kemyo_70
Mefisto :
Ahhahahahahahaha
2025-10-20 17:52:16
0
sharuf.khan08
Sharuf Khan :
😂😂😂
2025-11-04 01:20:03
0
annunziatalana
Annunziata Lana :
😂😂😂
2025-10-22 18:42:24
0
user3139003420005
masa :
😳😳😳
2025-10-20 13:52:42
0
cristinagoldi
Cristina Goldi :
😂
2025-10-20 05:37:41
0
massimiliano.pian
massimiliano.pian :
😂😂
2025-10-19 18:00:51
0
francobukuroshcala
Franco Bukurosh Cala :
😂😂😂
2025-10-19 17:02:57
0
emanueleconsalvi
Emanuele Consalvi :
👍👍👍
2025-10-19 15:52:35
0
alessandralatini09
Alessandra Latini :
🤣🤣🤣
2025-10-19 13:30:08
0
danilocarlini76
danilocarlini76 :
Intanto ordina un pezzo di pizza🤣
2025-10-20 19:54:55
0
To see more videos from user @eliapompapizzachef, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Gelombang protes besar di Nepal yang dipelopori oleh Generasi Z menjadi sorotan dunia. Demonstrasi ini bahkan memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur dan puncaknya berujung pada pembakaran gedung parlemen. Aksi brutal tersebut dipicu oleh satu kebijakan yang dianggap sepele, yakni pemblokiran puluhan aplikasi media sosial oleh pemerintah. Bagi anak-anak muda Nepal, langkah ini adalah bentuk pembungkaman kebebasan berpendapat. Menurut Agung Setiyo Wibowo, Direktur The Pandita Institute dan pengamat hubungan internasional, fenomena ini adalah migrasi simbolik yang terjadi melalui media sosial dan budaya populer. Ia menjelaskan, meskipun gerakan sosial bisa menular antar-negara, pemicu utamanya tetap berbeda.
Gelombang protes besar di Nepal yang dipelopori oleh Generasi Z menjadi sorotan dunia. Demonstrasi ini bahkan memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur dan puncaknya berujung pada pembakaran gedung parlemen. Aksi brutal tersebut dipicu oleh satu kebijakan yang dianggap sepele, yakni pemblokiran puluhan aplikasi media sosial oleh pemerintah. Bagi anak-anak muda Nepal, langkah ini adalah bentuk pembungkaman kebebasan berpendapat. Menurut Agung Setiyo Wibowo, Direktur The Pandita Institute dan pengamat hubungan internasional, fenomena ini adalah migrasi simbolik yang terjadi melalui media sosial dan budaya populer. Ia menjelaskan, meskipun gerakan sosial bisa menular antar-negara, pemicu utamanya tetap berbeda. "Akar pemicunya berbeda, meskipun simbol atau ekspresi gerakan sosial bisa menyebar lintas negara melalui internet," ujar Agung, dikutip Senin (15/9/2025). Ia menegaskan, protes di Nepal berakar pada isu lokal dan bukan sekadar salinan dari gerakan di negara lain. Sama halnya, pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Prof. Teuku Rezasyah, mengingatkan bahwa fenomena di Nepal kerap disamakan dengan Arab Spring satu dekade lalu. Namun, ia menilai konteksnya jauh berbeda. Menurutnya, pemerintah kini sudah belajar dari pengalaman Arab Spring, di mana rakyat dengan mudah digiring oleh berbagai kelompok kepentingan. "Sistem pengawasan domestik di banyak negara kini jauh lebih baik sehingga pemerintah lebih siap menghadapi potensi kerusuhan," kata Rezasyah. Krisis di Nepal menjadi pengingat bagi Indonesia bahwa provokasi bisa memperburuk ketegangan sosial dan memecah persatuan. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak mudah terhasut. "Polri siap mengawal masyarakat yang hendak menyampaikan pendapatnya di muka umum," katanya. Jenderal polisi bintang empat itu menambahkan, demonstrasi jangan sampai diprovokasi sehingga merugikan masyarakat dan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Para pengamat sepakat, fenomena Nepal harus menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, masyarakat harus lebih cerdas dalam menyikapi dinamika politik. #stopprovokasi #stopanarkisme #DPR #OJOL #mahasiswa

About