@koussai_hm: #fyp #setif #dz #208 #hdi

koussai_hm
koussai_hm
Open In TikTok:
Region: DZ
Monday 20 October 2025 15:18:35 GMT
30109
2071
19
132

Music

Download

Comments

talianii19
Mohamed_19 :
Zid 9 tlhgnaaaa 190 😂💪
2025-10-21 12:10:29
0
c_ben0027
Chemsou🩶🖤 :
Rabi ybareklk fiha
2025-10-20 22:31:07
1
dj.djmbk
dj :
ربي يخليك ويبعد عليك ولاد لحرام والحسادين🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-10-20 20:46:21
1
tia.na55
Tia na 🎀 :
@shirazslimani23 💔💔
2025-10-21 13:20:10
1
mohamedbougarni
mohamed_m16 :
🥰🥰🥰
2025-10-21 13:43:28
1
rpd_19000
Rpd_00🇩🇿 :
❤️❤️❤
2025-10-20 16:28:37
1
malek_idias17
🇩🇿MaŁeķ idias🇩🇿 :
🥰
2025-10-21 11:52:22
1
abdou_19_g
abdou_19_g :
❤👑💪
2025-10-21 11:48:16
1
userijzbu3g2qd
chihab tlm ¹³ :
😂
2025-10-21 13:25:52
0
abdou_19_g
abdou_19_g :
@Mohamed_19 @saifkh2920 gololo bla manhder 🤣🤣
2025-10-21 11:47:32
0
mohamedblida48
Mohamed 😉09 :
😁😁😁
2025-10-20 23:53:58
0
nidaldib513
★彡 Nidal dib 彡★ :
ازهم مثور 1.6😂
2025-10-21 10:08:54
0
To see more videos from user @koussai_hm, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

pov|| Pagi itu, kamu berdiri di balkon kamar, menikmati hembusan angin sambil menatap halaman depan rumah. Pandanganmu berhenti pada sosok pria yang sedang berbicara dengan ayahmu — Jake, pria yang sudah kamu sukai sejak masa SMA hingga sekarang. Ayahmu dan ayah Jake memang teman satu kantor, itulah kenapa kamu bisa sering bertemu dengannya. Kadang dia datang bersama keluarganya, dan setiap kali itu terjadi, kamu selalu menunggu hari itu seperti anak kecil menunggu hadiah. Kamu benar-benar mengaguminya. Sampai-sampai, kadang kamu melamun membayangkan seperti apa rasanya kalau Jake juga menyukaimu. --- Namun semua kekaguman itu harus berhenti…  Saat kamu dijodohkan. Dan pria itu… bukan Jake. Melainkan Sunghoon, abang Jake — seorang CEO muda, tegas, dan dingin. “Kamu tau sendiri, keluarga mereka baik. Dan Sunghoon sudah bilang dia mau serius,” ucap ayahmu waktu itu. Kamu menolak. Kamu menangis, kamu mencoba meyakinkan ayahmu bahwa hatimu sudah dimiliki orang lain. Namun semua usahamu sia-sia. Sampai akhirnya, di hari kamu dipaksa menerima lamaran itu, kamu melihat sesuatu yang membuat hatimu benar-benar hancur. Jake… menggenggam tangan adikmu. Dan dari ekspresi mereka, kamu tahu — mereka saling mencintai. Hari itu kamu berhenti melawan takdir. Kamu mengangguk pasrah dan berkata, “Baik, aku terima perjodohan ini.” --- Malam setelah acara selesai pernikahan, kamu terduduk di tepi ranjang. Masih memakai gaun pengantin. Ketukan di pintu membuatmu menoleh. Sunghoon masuk, membawa sebuah handuk bersih. “Saya tau kamu terpaksa menerima pernikahan ini,” ucapnya. Kamu menatapnya kaget. “Saya juga tau kamu sudah lama menyimpan perasaan untuk Jake.” Sunghoon tersenyum kecil, “Saya hanya ingin kamu tau, saya nggak akan maksa kamu buat jatuh cinta pada saya. Biar waktu yang nentuin.” Dia menyerahkan handuk itu padamu. “kamu pasti capek. Bersih-bersih dulu, ya? Kalau butuh apa pun, kamar saya di sebelah.” Dia pergi tanpa menunggu jawabanmu. --- Dua hari kemudian, Sunghoon sudah kembali bekerja..Sementara kamu memilih menunda kuliah sebentar. Kamu jarang keluar kamar, sibuk mengurung diri dengan pikiran sendiri. Tapi setiap pagi, sarapanmu selalu sudah tersaji rapi di meja. Sunghoon tak pernah memaksa bicara, tak pernah marah saat kamu menghindar. Suatu malam, dia mengetuk pintu kamarmu. “(y/n), apakah kamu bisa keluar sebentar untuk menemui rekan-rekan kerja saya? Maaf jika saya tidak bilang dahulu padamu. Mereka mau makan malam bareng, sekalian ngucapin selamat atas pernikahan kita” ucapnya dari luar. Kamu tak menjawab. “Kalau kamu belum siap, nggak apa-apa. Nanti aja keluar setelah mereka pulang
pov|| Pagi itu, kamu berdiri di balkon kamar, menikmati hembusan angin sambil menatap halaman depan rumah. Pandanganmu berhenti pada sosok pria yang sedang berbicara dengan ayahmu — Jake, pria yang sudah kamu sukai sejak masa SMA hingga sekarang. Ayahmu dan ayah Jake memang teman satu kantor, itulah kenapa kamu bisa sering bertemu dengannya. Kadang dia datang bersama keluarganya, dan setiap kali itu terjadi, kamu selalu menunggu hari itu seperti anak kecil menunggu hadiah. Kamu benar-benar mengaguminya. Sampai-sampai, kadang kamu melamun membayangkan seperti apa rasanya kalau Jake juga menyukaimu. --- Namun semua kekaguman itu harus berhenti… Saat kamu dijodohkan. Dan pria itu… bukan Jake. Melainkan Sunghoon, abang Jake — seorang CEO muda, tegas, dan dingin. “Kamu tau sendiri, keluarga mereka baik. Dan Sunghoon sudah bilang dia mau serius,” ucap ayahmu waktu itu. Kamu menolak. Kamu menangis, kamu mencoba meyakinkan ayahmu bahwa hatimu sudah dimiliki orang lain. Namun semua usahamu sia-sia. Sampai akhirnya, di hari kamu dipaksa menerima lamaran itu, kamu melihat sesuatu yang membuat hatimu benar-benar hancur. Jake… menggenggam tangan adikmu. Dan dari ekspresi mereka, kamu tahu — mereka saling mencintai. Hari itu kamu berhenti melawan takdir. Kamu mengangguk pasrah dan berkata, “Baik, aku terima perjodohan ini.” --- Malam setelah acara selesai pernikahan, kamu terduduk di tepi ranjang. Masih memakai gaun pengantin. Ketukan di pintu membuatmu menoleh. Sunghoon masuk, membawa sebuah handuk bersih. “Saya tau kamu terpaksa menerima pernikahan ini,” ucapnya. Kamu menatapnya kaget. “Saya juga tau kamu sudah lama menyimpan perasaan untuk Jake.” Sunghoon tersenyum kecil, “Saya hanya ingin kamu tau, saya nggak akan maksa kamu buat jatuh cinta pada saya. Biar waktu yang nentuin.” Dia menyerahkan handuk itu padamu. “kamu pasti capek. Bersih-bersih dulu, ya? Kalau butuh apa pun, kamar saya di sebelah.” Dia pergi tanpa menunggu jawabanmu. --- Dua hari kemudian, Sunghoon sudah kembali bekerja..Sementara kamu memilih menunda kuliah sebentar. Kamu jarang keluar kamar, sibuk mengurung diri dengan pikiran sendiri. Tapi setiap pagi, sarapanmu selalu sudah tersaji rapi di meja. Sunghoon tak pernah memaksa bicara, tak pernah marah saat kamu menghindar. Suatu malam, dia mengetuk pintu kamarmu. “(y/n), apakah kamu bisa keluar sebentar untuk menemui rekan-rekan kerja saya? Maaf jika saya tidak bilang dahulu padamu. Mereka mau makan malam bareng, sekalian ngucapin selamat atas pernikahan kita” ucapnya dari luar. Kamu tak menjawab. “Kalau kamu belum siap, nggak apa-apa. Nanti aja keluar setelah mereka pulang" lanjutnya pelan sebelum pergi. --- Saat makan malam, seseorang bertanya, “Istrimu mana, Sunghoon?” Sunghoon tersenyum kikuk. “Dia lagi kurang enak badan" Tapi beberapa menit kemudian, kamu datang. Gaun sederhana yang kamu pakai membuat semua orang tertegun — termasuk Sunghoon. Rekan-rekan sunghoon menyambut mu hangat. Dia sempat terpaku, menatapmu lama. Dan untuk pertama kalinya malam itu, kamu tersenyum kecil padanya. --- Hari-hari berikutnya, Kamu mulai keluar kamar lebih sering. Membuat sarapan sebelum dia berangkat kerja. Sikapmu masih dingin, tapi setidaknya tak lagi menghindar. Sunghoon memperlakukanmu dengan penuh perhatian. Dia selalu memastikan kamu makan, mengantarmu kuliah, bahkan sesekali membantu mengerjakan tugasmu. --- Suatu malam, hujan turun deras disertai petir. Kamu terbangun karena kilatan cahaya yang menyambar. Tubuhmu gemetar, ingatan masa kecilmu tentang trauma petir kembali menghantui. Tanpa sadar, kamu menangis dalam tidurmu. Sunghoon yang mendengar isakmu segera masuk ke kamar. “Kamu kenapa?” bisiknya panik, tapi kamu tak menjawab, hanya menggigil dan menangis. Dia duduk di sampingmu, lalu perlahan menarikmu ke dalam pelukannya. “A-aku takut… petir…” ucap mu gemetar. Sunghoon mengusap lembut rambutmu, menepuk punggungmu pelan. “Jangan takut, (y/n). Saya di sini,” ucapnya tenang. MAMAA MAU SUNGHOON😩#pov #sunghoonenhypen #foryou #fyp #foryoupage

About