@danyalmely: #CapCut

Danyal Mely
Danyal Mely
Open In TikTok:
Region: TR
Monday 20 October 2025 18:44:36 GMT
315172
4159
110
2257

Music

Download

Comments

negin.sharifi88
✨negin ✨ :
افففففففففف من که این آهنگ رو پیدا نکردم 😭😭 میشه که کمکم کنین تا پیدایش کنم 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2025-10-21 14:08:49
8
bano.khalida
صبر زیبا📿 :
ایناله ای اهنگ میشاره😒
2025-10-25 14:19:51
3
shaheenprince5
Afghan.prince :
هاییییی ناق شنیدم این اهنګ را نوع یګذره ارام شده بودم زخم های کونه را تازه کرد💔
2025-10-23 20:20:54
3
gulle_swr11
Gulle_swr :
اسم خواننده
2025-10-22 19:18:52
4
user6994481090780
ИМРОН :
Дар овозат садка, духтарчон ,овозат хаста нагардад, ин хофиза Чи ном дошта бошанд, офарин
2025-10-22 05:18:35
5
user2296297196540
user2296297196540 :
ох суруди чигарсуз
2025-10-21 11:36:17
4
king.ronaldo889
King Ronaldo🇦🇫 :
بخیر این آهنگ میشاره
2025-10-25 15:28:02
3
abdul.hh68
Abdullhafiz :
2025-10-23 15:17:01
2
hamzaamiri16
Hamza Amiri :
nice song🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2025-10-21 05:49:51
5
user4827454516593
dilshod :
э
2025-10-23 02:28:53
2
ak.47.safa
Ak.47. zia :
من نفری ندارم 🥺🥺🥺
2025-10-24 21:38:31
3
user45495410045388
m_m_012 :
Ясмина
2025-10-29 03:16:06
2
manzura_0924
Сумая 0924 :
беҳтарин овоз хаста набоши 🥰
2025-10-25 05:32:48
2
dilnoza_96.sh
Dilnoza_Sayfullaevna :
ки мехона хами суруда
2025-10-24 13:35:59
3
user1200478161729
Гуля :
Полни аерсияша монен Ами байда скачать када шава
2025-10-24 20:15:14
2
devdas.r
𝓗°~💝~𝓡° :
💔💔💔
2025-10-26 16:09:15
3
user6156308161573
user6156308161573 :
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-11-06 11:48:00
1
shaikbabu209
shaikbabu209 :
🌺🌺🌺
2025-10-20 20:18:35
4
hesen165
s kha Atheism :
❤️❤️❤
2025-10-25 15:39:46
3
najibaimaq05
نجـے یـب :
🥰🥰🥰
2025-10-24 23:18:17
3
user88350754782215
дилам асири гамааст :
🥺🥺🥺
2025-10-22 13:00:17
3
moohmab.love
Moohmab Love :
🥰🥰🥰
2025-10-22 12:41:39
3
user2926699419520
حشمت الله حضرتی :
🥰🥰🥰
2025-10-20 23:35:50
3
user538614708337
Исмон Алиев :
🥰🥰🥰
2025-10-27 07:05:43
2
user8293785453094
Эрсаг :
🥰
2025-10-25 15:05:46
2
To see more videos from user @danyalmely, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Kebohongan kecil sering dianggap sepele. Namun, penelitian dari University of Virginia menemukan bahwa kebohongan kecil yang diulang terus menerus membuat otak menjadi kebal rasa bersalah. Artinya, semakin sering seseorang berbohong, semakin besar kemungkinan ia berbohong di masa depan. Fakta ini menjelaskan kenapa satu kebohongan bisa menjadi pintu runtuhnya sebuah hubungan atau kepercayaan besar. Dalam keseharian, kita sering mendengar kalimat seperti “Ah, cuma bohong kecil kok”. Misalnya, saat seseorang berjanji akan datang pukul 7 malam, padahal tahu ia baru akan berangkat setengah jam kemudian. Di awal, kebohongan itu mungkin dianggap lucu, tetapi lama-kelamaan orang yang mendengarnya kehilangan rasa hormat. Kepercayaan ibarat kaca, sekali retak sulit kembali seperti semula. 1. Kebohongan Menggerus Rasa Aman Rasa aman dalam hubungan terbentuk dari kepastian bahwa apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan kenyataan. Ketika kebohongan kecil muncul, rasa aman itu terguncang. Contohnya dalam pertemanan, ketika seorang teman mengatakan ia sibuk sehingga tidak bisa bertemu, tetapi ternyata terlihat nongkrong dengan orang lain. Rasa aman itu runtuh bukan karena pertemuan batal, tetapi karena ketidaksesuaian kata dan kenyataan. Seiring waktu, orang yang dibohongi menjadi waspada dan mulai mempertanyakan setiap kata yang keluar dari mulut lawan bicaranya. Rasa aman berubah menjadi kecurigaan yang merusak kualitas hubungan. 2. Kebohongan Kecil Menjadi Kebiasaan Psikolog Paul Ekman menemukan bahwa otak manusia beradaptasi dengan kebohongan. Semakin sering seseorang berbohong, semakin mudah ia melakukannya di kemudian hari. Awalnya kebohongan kecil mungkin hanya untuk menghindari masalah. Namun karena efeknya cepat menyelesaikan konflik, otak belajar bahwa berbohong adalah jalan keluar yang efektif. Maka kebohongan pun menjadi pola. Pola ini akhirnya mengikis kepercayaan dari lingkungan sekitar. Sekali orang tahu kita sering memutarbalikkan fakta, sulit bagi mereka mempercayai bahkan hal-hal yang benar. 3. Menghancurkan Kredibilitas Diri Kredibilitas bukan hanya apa yang kita katakan, tetapi reputasi yang dibangun dari konsistensi. Kebohongan kecil dapat merusak reputasi itu dengan cepat. Misalnya di tempat kerja, seorang rekan melaporkan sudah menyelesaikan tugas padahal belum. Ketika kebohongan itu terbongkar, kepercayaan dari atasan menurun drastis. Sekalipun ia bekerja dengan benar di kemudian hari, bayang-bayang kebohongan itu tetap menghantui. Ini menunjukkan bahwa menjaga kejujuran lebih mudah daripada memulihkan reputasi yang sudah rusak. Kredibilitas yang hilang membuat segala prestasi di masa depan dipandang dengan curiga. 4. Kebohongan Mengundang Kebohongan Lain Satu kebohongan sering memerlukan kebohongan tambahan untuk menutupinya. Pola ini disebut snowball effect, di mana satu kebohongan memicu kebohongan berikutnya. Sebagai contoh, seseorang yang berbohong tentang asal-usul uang yang ia gunakan, akhirnya harus menciptakan cerita palsu tentang pekerjaannya. Lama-lama ia harus mengingat detail kebohongan itu agar terlihat konsisten. Hidup pun menjadi melelahkan karena energi terkuras hanya untuk mempertahankan ilusi. Bukannya merasa lega, orang justru terjebak dalam lingkaran ketidakjujuran yang semakin sulit keluar. 5. Mengikis Empati dalam Hubungan Hubungan yang sehat memerlukan empati timbal balik. Kebohongan kecil perlahan mengikis empati karena orang yang berbohong mulai melihat lawan bicaranya hanya sebagai pihak yang harus ditenangkan, bukan dihargai. Contoh sederhana, pasangan yang selalu mengatakan “tidak apa-apa” meski marah, akhirnya membuat lawannya tidak belajar memahami emosi sebenarnya. Mereka berhenti berusaha memahami karena merasa semua baik-baik saja. Empati yang hilang membuat hubungan menjadi dangkal dan mekanis. Padahal hubungan mendalam hanya bisa terbangun jika kedua pihak saling jujur tentang apa yang mereka rasakan.
Kebohongan kecil sering dianggap sepele. Namun, penelitian dari University of Virginia menemukan bahwa kebohongan kecil yang diulang terus menerus membuat otak menjadi kebal rasa bersalah. Artinya, semakin sering seseorang berbohong, semakin besar kemungkinan ia berbohong di masa depan. Fakta ini menjelaskan kenapa satu kebohongan bisa menjadi pintu runtuhnya sebuah hubungan atau kepercayaan besar. Dalam keseharian, kita sering mendengar kalimat seperti “Ah, cuma bohong kecil kok”. Misalnya, saat seseorang berjanji akan datang pukul 7 malam, padahal tahu ia baru akan berangkat setengah jam kemudian. Di awal, kebohongan itu mungkin dianggap lucu, tetapi lama-kelamaan orang yang mendengarnya kehilangan rasa hormat. Kepercayaan ibarat kaca, sekali retak sulit kembali seperti semula. 1. Kebohongan Menggerus Rasa Aman Rasa aman dalam hubungan terbentuk dari kepastian bahwa apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan kenyataan. Ketika kebohongan kecil muncul, rasa aman itu terguncang. Contohnya dalam pertemanan, ketika seorang teman mengatakan ia sibuk sehingga tidak bisa bertemu, tetapi ternyata terlihat nongkrong dengan orang lain. Rasa aman itu runtuh bukan karena pertemuan batal, tetapi karena ketidaksesuaian kata dan kenyataan. Seiring waktu, orang yang dibohongi menjadi waspada dan mulai mempertanyakan setiap kata yang keluar dari mulut lawan bicaranya. Rasa aman berubah menjadi kecurigaan yang merusak kualitas hubungan. 2. Kebohongan Kecil Menjadi Kebiasaan Psikolog Paul Ekman menemukan bahwa otak manusia beradaptasi dengan kebohongan. Semakin sering seseorang berbohong, semakin mudah ia melakukannya di kemudian hari. Awalnya kebohongan kecil mungkin hanya untuk menghindari masalah. Namun karena efeknya cepat menyelesaikan konflik, otak belajar bahwa berbohong adalah jalan keluar yang efektif. Maka kebohongan pun menjadi pola. Pola ini akhirnya mengikis kepercayaan dari lingkungan sekitar. Sekali orang tahu kita sering memutarbalikkan fakta, sulit bagi mereka mempercayai bahkan hal-hal yang benar. 3. Menghancurkan Kredibilitas Diri Kredibilitas bukan hanya apa yang kita katakan, tetapi reputasi yang dibangun dari konsistensi. Kebohongan kecil dapat merusak reputasi itu dengan cepat. Misalnya di tempat kerja, seorang rekan melaporkan sudah menyelesaikan tugas padahal belum. Ketika kebohongan itu terbongkar, kepercayaan dari atasan menurun drastis. Sekalipun ia bekerja dengan benar di kemudian hari, bayang-bayang kebohongan itu tetap menghantui. Ini menunjukkan bahwa menjaga kejujuran lebih mudah daripada memulihkan reputasi yang sudah rusak. Kredibilitas yang hilang membuat segala prestasi di masa depan dipandang dengan curiga. 4. Kebohongan Mengundang Kebohongan Lain Satu kebohongan sering memerlukan kebohongan tambahan untuk menutupinya. Pola ini disebut snowball effect, di mana satu kebohongan memicu kebohongan berikutnya. Sebagai contoh, seseorang yang berbohong tentang asal-usul uang yang ia gunakan, akhirnya harus menciptakan cerita palsu tentang pekerjaannya. Lama-lama ia harus mengingat detail kebohongan itu agar terlihat konsisten. Hidup pun menjadi melelahkan karena energi terkuras hanya untuk mempertahankan ilusi. Bukannya merasa lega, orang justru terjebak dalam lingkaran ketidakjujuran yang semakin sulit keluar. 5. Mengikis Empati dalam Hubungan Hubungan yang sehat memerlukan empati timbal balik. Kebohongan kecil perlahan mengikis empati karena orang yang berbohong mulai melihat lawan bicaranya hanya sebagai pihak yang harus ditenangkan, bukan dihargai. Contoh sederhana, pasangan yang selalu mengatakan “tidak apa-apa” meski marah, akhirnya membuat lawannya tidak belajar memahami emosi sebenarnya. Mereka berhenti berusaha memahami karena merasa semua baik-baik saja. Empati yang hilang membuat hubungan menjadi dangkal dan mekanis. Padahal hubungan mendalam hanya bisa terbangun jika kedua pihak saling jujur tentang apa yang mereka rasakan.

About