@abcnews: A newborn baby was discovered wrapped in a blanket at a subway station in Midtown Manhattan during New York City's Monday morning rush hour, authorities said. Read more at the link in bio.

ABC News
ABC News
Open In TikTok:
Region: US
Monday 20 October 2025 19:17:34 GMT
285297
7896
104
417

Music

Download

Comments

therealms.king11
AKing2724 :
Why try to track her down? Logically I understand. Illogically, what does it matter? Just find the baby a home.
2025-10-20 19:45:49
1249
nikjuve1
Nick :
let's bet who got rid of the baby.
2025-10-20 19:24:43
50
adv.amandasaraiva
Ahmad :
Where did you live
2025-10-21 00:36:25
0
paradoxjzj
JzJ :
This is why easy access to preganancy related health care is so important! Women need a choice.
2025-10-20 20:29:18
330
lauofthesun
It me :
They have to track the bio mom down… because she committed a crime… it doesn’t mean they would give her the baby back
2025-10-20 20:20:07
402
rebeccamartinez913
Becca :
I'll care for her 🥹 poor baby
2025-10-20 21:51:22
1
prettys2023
pretty s 💗 :
omg so sad why will someone did that she is a blessing 💔
2025-10-20 19:23:05
8
useribarelyknowher14
useribarelyknowher14 :
Does New York have baby boxes?
2025-10-20 22:18:44
9
oneofalicia
Falicia :
She deserves a better home
2025-10-20 20:11:26
7
lippy1225
lippy :
God bless her 🙏❤
2025-10-20 19:33:02
6
davis_claymore
Davis Claymore :
This need to be investigated
2025-10-20 19:29:18
13
br33xoxo
Sabrina rose :
safe haven laws?
2025-10-20 21:20:02
9
london_iii
London :
What year is the video footage from?
2025-10-20 19:57:19
195
doublecoolpaul
Double Cool Paul :
Who’s going to tell them that’s a road cone? 😭
2025-10-20 19:46:37
33
anna_kc83
Anna :
I didn’t birth her or leave her there, but I’ll be her momma!
2025-10-20 23:41:39
0
jackson.hinkle93
Jackson Hinkle 🇺🇲 :
Glad someone found her in time 🙏
2025-10-20 19:49:04
98
enrisford_ff
ENRIS :
Subway station?
2025-10-20 19:38:15
4
t.b.i.nation
T͓̽.B͓̽.I͓̽.N͓̽A͓̽T͓̽I͓̽O͓̽N͓̽ :
Huh
2025-10-20 19:23:05
4
ashyoung1269
Ashley Young :
Praying 🙏🙏
2025-10-21 00:31:20
0
angelinda356
Charlotte Wilson :
Need to be investigated
2025-10-20 19:53:25
3
lcrdesigns
ARTIST :
Wow!
2025-10-20 23:32:38
0
z0mbxiedn0x
ᶻ 𝗓 𐰁✩𝙽𝟶𝚡𝘟𝚢 🦴✩ :
she got away...
2025-10-20 21:14:30
3
marissapizzuto
marissapizzuto :
Sending prayers
2025-10-21 00:11:21
0
jouvaderisgay
Ikdachtdatereentostiinzat :
Ofc NYC
2025-10-20 19:23:16
5
elnaz67op
Elnaz67op :
Guys, you need to read Book The Power They Tried to Hide by Marcus Veil. It broke the illusion I didn’t even know I was living in.
2025-10-20 20:39:05
3
To see more videos from user @abcnews, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Sultan Syarif Kasim II, tercatat dalam sejarah negara ini, sebagai penyumbang terbesar di awal kemerdekaan Indonesia. Sultan Siak Sri Indrapura (sekarang Kabupaten Siak Sri Indrapura) yang mangkat April 1968, dalam usia 60 tahun, adalah Sultan ke-12. Ia dinobatkan sebagai Sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim II merupakan pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, tak lama setelah proklamasi. Dalam catatan Pemerintah Kabupaten Siak, Sumbangan Sultan tidak hanya keris, mahkota kerajaan yang terbuat dari emas dan bertabur intan berlian, Sultan Siak juga menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden (sekarang sekitar Rp1,074 triliun) untuk pemerintah republik Indonesia. Selain itu, bersama Sultan Serdang, dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatra (termasuk Kesultanan Melayu Indragiri) untuk bergabung dengan NKRI. Namanya kini diabadikan untuk Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II dan Universitas Islam Negeri (UIN) di Pekanbaru. Tuanku Syarif Kasim II juga menyerahkan tanah dan wilayah kekuasannya. Kekayaannya dari zaman Belanda berupa ekplorasi minyak dan gas (Migas), dengan kualitas terbaik, dikelola oleh negara dari ladang Minas, Siak dan Zamrud. Sumbangan dari perut bumi Riau berupa Migas itulah  sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, ikut menghidupi negara bernama Indonesia ini. Jika dibandingkan dengan kesultanan lainnya di tanah air,  sumbangan Sultan Siak itu memang dahsyat. Raja Jawa Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta misalnya, dalam sejarah mensedekahkan sebanyak 6,5 juta Gulden Belanda bagi modal perjuangan kemerdekaan. Tapi Sultan Yogya tidak menyerahkan tanah dan wilayah kekuasaannya. Bahkan beliau sempat pula menginyam sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Beda dengan Sultan Syarif Kasim II yang tak tinggal di istana lagi, setelah penyerahan kedaulatan. Dia mukim di kampungnya, seperti rakyat biasa lainnya. Menurut Syamsuar, yang kini sudah menjadi Gubernur Riau, Sultan Syarif Kasim II juga seorang pejuang bagi warga Riau. Dia berjuang hingga ke Aceh.  Sultan tergabung dalam Resimen Rencong Aceh, dengan pangkat terakhir kolonel.
Sultan Syarif Kasim II, tercatat dalam sejarah negara ini, sebagai penyumbang terbesar di awal kemerdekaan Indonesia. Sultan Siak Sri Indrapura (sekarang Kabupaten Siak Sri Indrapura) yang mangkat April 1968, dalam usia 60 tahun, adalah Sultan ke-12. Ia dinobatkan sebagai Sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim II merupakan pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, tak lama setelah proklamasi. Dalam catatan Pemerintah Kabupaten Siak, Sumbangan Sultan tidak hanya keris, mahkota kerajaan yang terbuat dari emas dan bertabur intan berlian, Sultan Siak juga menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden (sekarang sekitar Rp1,074 triliun) untuk pemerintah republik Indonesia. Selain itu, bersama Sultan Serdang, dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatra (termasuk Kesultanan Melayu Indragiri) untuk bergabung dengan NKRI. Namanya kini diabadikan untuk Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II dan Universitas Islam Negeri (UIN) di Pekanbaru. Tuanku Syarif Kasim II juga menyerahkan tanah dan wilayah kekuasannya. Kekayaannya dari zaman Belanda berupa ekplorasi minyak dan gas (Migas), dengan kualitas terbaik, dikelola oleh negara dari ladang Minas, Siak dan Zamrud. Sumbangan dari perut bumi Riau berupa Migas itulah  sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, ikut menghidupi negara bernama Indonesia ini. Jika dibandingkan dengan kesultanan lainnya di tanah air,  sumbangan Sultan Siak itu memang dahsyat. Raja Jawa Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta misalnya, dalam sejarah mensedekahkan sebanyak 6,5 juta Gulden Belanda bagi modal perjuangan kemerdekaan. Tapi Sultan Yogya tidak menyerahkan tanah dan wilayah kekuasaannya. Bahkan beliau sempat pula menginyam sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Beda dengan Sultan Syarif Kasim II yang tak tinggal di istana lagi, setelah penyerahan kedaulatan. Dia mukim di kampungnya, seperti rakyat biasa lainnya. Menurut Syamsuar, yang kini sudah menjadi Gubernur Riau, Sultan Syarif Kasim II juga seorang pejuang bagi warga Riau. Dia berjuang hingga ke Aceh.  Sultan tergabung dalam Resimen Rencong Aceh, dengan pangkat terakhir kolonel. "Sultan juga dengan kesadarannya, begitu Idonesia memproklamirkan kemerdekaan, menaikkan bendera merah putih yang dijahit permaisuri, istrinya Sultanah Latifah, di halaman Istana Siak," kata Syamsuar. Ditambahkan, saat berjuang ke Aceh, Sultan Syarif Kasim II  ikut menyumbangkan hartanya untuk membeli sebuah pesawat yang diberi nama "Seulawah". Sultan yang lahir tahun 1908 ini, oleh Pemerintah RI, kemudian dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional. Sebenarnya, sumbangan terbesar Sultan Melayu ini, bukanlah uang 13 juta gulden, mahkota atau keris itu. Tapi adalah tanah yang mengandung minyak. Dari area Minas dihasilkan minyak berkualitas tinggi, Sumatran Light Sweet Crude Oil. Penemu ladang minyak Minas adalah Richard H Hopper. Dia menggaet PT Caltex Pacivic Indonesia (CPI) sebagai kontraktor. Pemerintah Indonesia yang mengelola aset-aset milik Riau di industri hulu itu, mengoperasikan semua blok migas,  berdasarkan kontrak bagi hasil atau Production Sharing Contract (PSC) dengan PT California Texas (Caltex).  Dalam catatan Richard H Hopper, Mei 1973, Caltex mencatatkan produksi puncak 1 juta barel per hari. Sejak pertama kali berproduksi pada awal 1950-an, lapangan-lapangan migas di Riau yang dikelola PT CPI telah memberikan kontribusi terhadap produksi nasional lebih dari 12 miliar barel secara kumulatif, di antaranya bersumber dari lapangan minyak raksasa Minas. Hopper menulis, industri "emas hitam" telah mengubah perekonomian Indonesia dan Riau seperti sekarang. Dan, produksi itu masih berjalan hingga kini. Tapi dia lupa menyebut, bahwa lahan dimana tempat minyak-minyak itu bersembunyi, adalah tanah-tanah milik Sultan Syarif Kasim II atau peninggalan Kesultanan Melayu yang dihibahkan kepada Pemerintah RI dengan sukarela. Lanjut di kolom komentar #sultansiak #sejarahsiak #diriau #istanasiak #siaksriindrapurariau

About