@sooziethefoodie: Did you know truffles grow in the wild right here in North Carolina 🤯 Today I had the honor of doing a truffle hunt with Wild Goods in Asheville! It was incredible watching Massi, Rosie, and Dolce tracking down the truffles! We even got to see a truffle growing out in the open of a little stream! The most amazing part was how the dogs could find the smallest truffles deep in the dirt. The pups loved cheese treats. Truffle hunting has been a dream of mine for a long time and I am so excited I finally got to tag along on one. I even got some fresh North Carolina truffles to take home and cook with ❤️🍄 #asheville

Suzy
Suzy
Open In TikTok:
Region: US
Wednesday 22 October 2025 22:44:32 GMT
1230
88
8
1

Music

Download

Comments

sooziethefoodie
Suzy :
I’m back on TikTok! I took a little bit of a mental health break but I’m excited to start sharing content again 🥹
2025-10-22 22:45:16
14
nicole.ramirez1014
Nicole Ramirez :
So fun!! 🖤
2025-10-23 00:32:03
1
mjfarmar
MJ :
So cool!!
2025-10-23 22:01:10
0
teiabri
teiabri :
I've missed you girlllll ✨✨✨✨
2025-10-24 21:38:00
0
justpotus
Mike (Orlando Content Creator) :
That’s so cool!!
2025-10-23 00:42:41
2
ottoalv
ottoalv :
Would love to see what you use them for!!
2025-10-24 17:56:15
0
seanalghul
Seanabou :
I tried but got in trouble for using a 308
2025-10-24 02:53:37
0
To see more videos from user @sooziethefoodie, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV : Menurutmu, percaya pada mitos adalah hal bodoh. Sesuatu yang belum tentu benar, hanya didengar dari mulut ke mulut. Bukankah itu aneh.. meyakini sesuatu yang tak bisa dijelaskan logika? Tapi, katakanlah kamu orang bodoh itu. Karena malam ini, kamu berdiri di tepi Alun-Alun Kidul, menatap dua pohon beringin kembar yang menjulang anggun di tengah lapangan luas. Orang bilang, jika berhasil berjalan lurus melewati keduanya dengan mata tertutup, maka hatimu bersih. Namun, jika gagal.. berarti ada sesuatu di dalam dirimu yang belum selesai. Lucu, bukan? Tapi kamu datang ke sini bukan sekedar untuk mencoba tradisi itu. Ada alasan lain— kamu ingin mencari seseorang, atau.. sesuatu yang terus memanggilmu dalam mimpi. Entah siapa dia. Namun setiap kali kamu memejamkan mata, wajahnya muncul di antara kabut beringin kembar itu, tersenyum sendu, seolah seseorang yang pernah kamu kenal, tapi terlupa dari ingatan.
POV : Menurutmu, percaya pada mitos adalah hal bodoh. Sesuatu yang belum tentu benar, hanya didengar dari mulut ke mulut. Bukankah itu aneh.. meyakini sesuatu yang tak bisa dijelaskan logika? Tapi, katakanlah kamu orang bodoh itu. Karena malam ini, kamu berdiri di tepi Alun-Alun Kidul, menatap dua pohon beringin kembar yang menjulang anggun di tengah lapangan luas. Orang bilang, jika berhasil berjalan lurus melewati keduanya dengan mata tertutup, maka hatimu bersih. Namun, jika gagal.. berarti ada sesuatu di dalam dirimu yang belum selesai. Lucu, bukan? Tapi kamu datang ke sini bukan sekedar untuk mencoba tradisi itu. Ada alasan lain— kamu ingin mencari seseorang, atau.. sesuatu yang terus memanggilmu dalam mimpi. Entah siapa dia. Namun setiap kali kamu memejamkan mata, wajahnya muncul di antara kabut beringin kembar itu, tersenyum sendu, seolah seseorang yang pernah kamu kenal, tapi terlupa dari ingatan. "Mari jadi orang bodoh itu kali ini, (y/n).." gumammu, menatap ke depan. Baru saja hendak menutup mata, suara pelan terdengar dari belakang. "Kamu datang juga." Kamu berbalik. Seorang laki-laki berdiri di sana, mengenakan kemeja putih lusuh, rambutnya sedikit berantakan. Tatapannya lembut, namun di balik itu seolah ada luka yang tak terucapkan. Ia tersenyum, dan itu.. terlihat akrab. "Aku Hesa," suaranya bergema aneh di telingamu. "Kamu mengenalku?" tanyamu pelan. "Tentu. Aku sudah menunggumu." Udara di sekitarmu terasa lebih dingin. Ada sesuatu pada tatapannya yang membuatmu ingin lari, tapi juga tak mampu berpaling. "Kamu mau coba 'Masangin'?"tanyanya, menatap lurus ke depan. "Sendiri?" Ia tersenyum tipis, "Aku akan menuntunmu dari jauh. Tapi.. jangan buka matamu. Apa pun yang terjadi." Itu menakutkan, tapi kamu justru mengangguk menurut. Hesa mengikatkan kain hitam di matamu. Saat jari-jarinya menyentuh pipimu, dingin menjalar, tapi rasanya familiar. ---- Satu langkah. Dua langkah. Kamu mulai berjalan, dituntun suara Hesa. Tawa orang-orang di sekitar yang tadinya terdengar, perlahan lenyap, berganti bisikan lirih dalam bahasa yang tak kamu mengerti. "Hati yang bersih akan menemukan jalannya," suara Hesa bergema dari kejauhan. "Tapi kalau tidak.. ia akan tersesat di antara dua dunia." Jantungmu berdegup tak karuan. Langkahmu mendadak terasa berat, seperti berjalan di tanah basah. Aroma bunga kamboja perlahan menyusup ke penciumanmu. Tunggu.. apa ini semua benar? Kamu berhenti. "Hesa?" panggilmu. Tak ada jawaban. Dengan tangan bergetar, kamu membuka kain di matamu. Tak ada keramaian. Alun-Alun Kidul itu sunyi. Dua beringin itu masih berdiri, tapi langit di atasmu hitam pekat. Lampu-lampu kota bahkan padam. Ini.. bukan duniamu. Di bawah salah satu beringin, Hesa berdiri menatapmu, "Kamu berhasil. Tapi, di tempat yang salah." Ia melangkah mendekat. Ketika jarak kalian hanya beberapa meter, kamu dapat melihat jelas wajah Hesa yang pucat, matanya kosong, dan di dadanya ada bekas robekan kain dengan noda merah samar. "Aku mati di sini," katanya pelan. "Kamu yang menyuruhku menutup mata, berjalan duluan di antara dua beringin. Katamu, itu akan membawa keberuntungan. Tapi aku tidak pernah sampai di seberang." Tubuhmu membeku. Ingatan- ingatan samar menyeruak. Tawa kalian di bawah beringin, genggaman tangan kalian, teriakan panikmu, dan suara benturan keras saat tubuhnya jatuh ke jalan. Darah. Banyak darah. Kamu memejamkan mata, "Aku ingat sekarang.." Ia tersenyum sendu, matanya berkaca-kaca. "Kamu janji akan kembali, kan? Tapi kamu lupa. Aku menunggumu di sini, setiap malam, selama bertahun-tahun." Kamu melangkah mendekat, menggenggam tangannya yang dingin. "Aku di sini sekarang." Hesa menatapmu lama, sebelum tersenyum tipis. "Jogja tetap istimewa, ya? Bahkan untuk roh seperti aku." Kamu terisak saat tubuhnya mulai memudar, perlahan menghilang. Lampu-lampu kota kembali menyala. Kain hitam itu masih tergenggam di tanganmu. Dan di tanah tempat Hesa berdiri tadi, tergeletak satu bunga kamboja putih. #enhypen#fyp#pov#foryoupage#heeseung kl ada yg melenceng maaf yah🙏🏻

About