@creampieanni:

creampieanni
creampieanni
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 23 October 2025 21:52:01 GMT
48820
2610
12
127

Music

Download

Comments

adob.amayerh
adob amayerh🥱❤️ :
2025-10-30 21:16:55
3
kevin._white
kevin._white⋈ :
My girl
2025-10-23 22:17:23
0
vladimirkalichkov
Mercedes-Benz :
🌹
2025-10-31 15:13:35
0
tgry870
TGRY :
😁
2025-10-31 11:19:28
0
jeffsanderson87
jeffsanderson87 :
😍😍😍
2025-10-31 10:03:28
0
petre.istrate61
Petre Istrate :
🥰🥰🥰🥰
2025-10-31 08:25:27
0
amin80845
Amin :
🥰
2025-10-31 06:08:13
0
gustavo.hernndez1174
Gustavo Hernández :
🥰
2025-10-31 05:18:11
0
gator6041
gator6041 :
🔥🔥🔥
2025-10-31 03:15:17
0
sheldon_861
Sheldon 33 :
🥰
2025-10-30 23:17:10
0
joker17812
Tik Toker :
😫😫😫😫
2025-10-23 22:18:45
0
luz355174
the smasher :
smash next question
2025-10-23 23:01:02
0
To see more videos from user @creampieanni, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

02| Saat Heeseung pulang dari kantor lebih awal, sesampainya di rumah, Heeseung langsung masuk ke ruang kerjanya. Dari dapur, aku membawa satu cangkir kopi, untuk Heeseung  Kupikir
02| Saat Heeseung pulang dari kantor lebih awal, sesampainya di rumah, Heeseung langsung masuk ke ruang kerjanya. Dari dapur, aku membawa satu cangkir kopi, untuk Heeseung Kupikir "Mungkin sedikit perhatian bisa membuatnya menganggapku berguna." Aku mengetuk pintu. “Masuk,” jawabnya dari dalam, tenang. Aku melangkah pelan. “Aku bawakan kopi.” Dia tidak menoleh. “Taruh di meja kecil.” Aku menaruh cangkirnya. “Kalau kamu butuh sesuatu, bilang ke aku. Aku ada di—” “Aku tidak butuh apa-apa,” potongnya. Aku tidak menjawabnya lagi, dan keluar dari ruangannya. Hal ini sudah menjadi kebiasaanku, atau makanan sehari-hari, setiap hari aku mencoba—menyambutnya pulang, memasakkan makanan, membantunya memilih dasi, bahkan menyiapkan jasnya ketika dia harus ke kantor lebih pagi dari biasanya. Tapi semakin banyak yang kulakukan, semakin renggang ku rasa. ────────── Hari ini, setelah Heenu berangkat dengan supir pribadinya, sebelum Heeseung keluar pintu, aku memanggilnya, ia berhenti, tanpa permisi aku membantu meluruskan dasinya yang miring, seketika ia menepis tanganku. Keras. “Apa yang kamu lakukan?” katanya. “A-aku hanya bantu—” “Tidak perlu seperti ini,” suaranya penuh ketidaknyamanan. “Jangan berlebihan. Tugasmu hanya satu, menjadi ibu sambung untuk Heenu. Bukan untukku.” Aku di buat bungkam oleh ucapannya, seolah seluruh upayaku tak lebih dari gangguan baginya. Aku mundur sedikit. “Aku hanya… ingin mencoba jadi istri yang baik.” “Aku tidak butuh itu,” katanya datar. “Jadi cukup lakukan tugasmu sebagai ibu sambung Heenu.” Lalu ia pergi, meninggalkanku berdiri sendiri, memegang dada yang tiba-tiba terasa sesak. ────────── Hari ini Heenu libur sekolah dan ketika aku sedang menyiapkan sarapan untuknya, seseorang mengetuk pintu rumah. Bukan Heeseung—dia sudah bersiap hendak berangkat. Saat kubuka, seorang wanita tinggi, dengan coat coklat dan ekspresi sangat akrab kepada Heeseung, melangkah masuk tanpa permisi. “Heeseung!” serunya ceria. “Aku kira kamu sudah pergi.” Heeseung terlihat sedikit terkejut, tapi tidak menolak kehadirannya. “Aku baru ingin berangkat. Ada apa?” “Ayahku mau kasih dokumen ini untuk kamu. Sekalian aku mampir,” katanya sambil tersenyum manis. Senyum yang membuat dadaku terasa diremas. Wanita itu menatapku. “Oh… kamu istrinya, ya? kenalin aku Sena” ucapnya dengan tone yang tidak terlalu ramah tetapi pura-pura tetap sopan. Aku hanya mengangguk kecil. Tak lama setelah Heeseung berangkat, Sena masih duduk di ruang tamu. Ia tampak terlalu nyaman. Heenu, seperti anak-anak lain, mudah tertarik, dia mengajak Sena bermain. “Aunty, Kejar aku!” serunya. Aku langsung memperingatkan, dari dapur. “Heenu sayang, jangan naik turun tangga sambil berlari seperti itu.” Sena tertawa kecil. “y/n, dia cuma anak kecil. Biarkan saja.” Sena malah mengejar Heenu, membuatnya terus berlari menjauh darinya, “Ayo, cepat nanti aunty tangkap!” Aku menghela napas, merasa tidak enak, tapi masih mencoba ramah. “Tolong, jangan berlarian. Nanti kalian bisa jatuh, aku—” Sebuah suara benturan dan tangis keras memecah keheningan. “Astaga—Heenu!” teriakku panik. Aku berlari. Heenu tergeletak di bawah tiga anak tangga, menangis, lututnya berdar*h, kepalanya terbentur. Sena berdiri di atas tangga, tangan menutupi mulutnya, aku melihat sorot matanya, dia terlihat tidak kaget. Lebih seperti tidak peduli. Aku menggendong Heenu yang menangis keras. “Kita harus ke rumah sakit.” ────────── Di rumah sakit, setelah pemeriksaan awal, dokter bilang Heenu butuh observasi karena benturan di kepala. Beberapa menit kemudian, Heeseung datang tergesa-gesa. “Apa yang terjadi?!” serunya. Aku hendak menjelaskan, tapi Sena lebih dulu berbicara. “Sepertinya y/n tidak menjaganya dengan baik. Aku sudah bilang jangan biarkan anak selincah dia sendirian. Dia jatuh dari tangga, untung dengan cepat aku menolongnya.” Aku menggeleng dengan cepat, menatap Heeseung, berharap dia akan percaya. (comsecc+) #pov #heeseung #recomendation #fypage

About