@miranda__4:

miri martinez
miri martinez
Open In TikTok:
Region: MX
Friday 24 October 2025 19:45:30 GMT
379232
53139
139
3560

Music

Download

Comments

yeykob.0
🥷 [ TALÉ ] 👤 :
2025-10-26 18:26:38
278
tavoomora
Gustavo Muñoz185 :
2025-10-28 17:17:46
24
_eksaek
️ :
2025-10-27 04:42:26
17
luxx3486
luxx :
una así diosito 🙏
2025-10-25 00:56:55
7
anthxnx_04
️ :
🥰
2025-10-29 22:49:44
0
mathiaoviedo
M#thias🦦 :
😍
2025-10-30 19:21:48
0
javieralbertobern
JAVIER 🥴 :
que se sentirá que me siga😩😩❤❤
2025-10-24 19:48:26
76
jessiperezsantiag
Jessi.sams :
q hermosa Miri🫶🏻
2025-10-26 17:11:06
1
__cristopher_07
Arriaga🫵🏻 :
😁
2025-10-31 05:04:52
0
castro_nava0
nava🫡 :
saludamee
2025-10-24 19:50:45
0
_un_mono
_un_mono :
😁
2025-10-28 05:07:08
0
jonatan.chumpi
Jonathx7_hl :
😍😍😍
2025-10-30 20:48:19
0
ailen_sit_a
Ailen :
😍
2025-10-30 01:38:51
0
alexisgonzalez3485
🫧Alexis Gonzalez🐼 :
Ay mujer tan bella, mujer de nadie 🫦🛐
2025-10-24 20:06:06
23
jacob03197
Jacob :
Y ese lunar 🥺🥺😳😳😳
2025-11-01 02:12:35
0
pedro_bdo
🏌🏼 :
yo cuando es Miri 😍😍
2025-10-24 20:49:37
0
gabriel_13.1
Gabriel _mtz🗣 :
2025-10-29 23:03:01
0
santes587
santes🥷🏻CDC :
lo más hermoso que ví hoy
2025-10-27 01:28:20
1
angxl.h1
angxl :
Será q miri saluda ? 😍
2025-10-24 20:32:15
0
elwerko_1.1
Wero1.1💡 :
😍😍😍
2025-10-30 02:38:40
0
__31__03__10
️ Usuario No Encontrado :
2025-10-28 21:33:18
0
galvanarian
. :
Esss tan preciosaaaaaa
2025-10-24 19:50:08
1
tavo_389
🪐 :
2025-10-27 13:36:22
0
elias.gutirrez65
Elias Gutiérrez :
2025-10-24 23:51:30
2
To see more videos from user @miranda__4, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Langit malam berat, awan gelap menutup bulan. Trotoar sepi, lampu jalan remang. Y/N berjalan sendirian, hoodie tertutup rapat, earphone terpasang. Tapi meski musik mengalun di telinganya, ada suara lain  langkah kaki, pelan tapi konsisten. Dia berhenti. Menoleh Kosong Jantungnya mulai berdegup cepat. Dia percepat langkah. Baru beberapa meter, sebuah tangan besar tiba-tiba menariknya dari samping. “Akh—!” teriaknya terputus, telapak tangan dingin menutup mulutnya. Tubuhnya dipaksa menempel ke dinding lembab dan dingin. Nafasnya memburu, matanya membelalak. Jihoon. Rambutnya berantakan, matanya merah seperti nggak tidur semalaman, nafasnya kasar menyapu wajah Y/N. Ada kilatan gila di sana. “Lo tau nggak… berapa lama gue nunggu biar lo sendirian?” suaranya serak, berat. Y/N meronta, tapi pegangan di pergelangannya seperti besi. “Jihoon, lepasin—” “Diam!” desisnya. Dia makin mendekat, tubuhnya menekan Y/N sampai punggungnya benar-benar terjepit di dinding. “Dari semua tempat yang lo datengin, dari semua orang yang lo temuin… gue selalu ada. Gue selalu liatin lo. Tapi lo? Lo nggak pernah liat gue. Lo sibuk ketawa sama mereka…” matanya menyipit, rahangnya mengeras. “…dan gue muak.” Tangan satunya menggeser hoodie Y/N ke bawah, menyentuh lehernya yang dingin. “Lo pikir gue mau diem liat cowok lain berdiri deket lo? Senyum ke lo?” Dia menarik napas dalam, hidungnya hampir menyentuh kulit Y/N. “Lo pikir gue bakal biarin?” Y/N berusaha mendorong dadanya, tapi dia malah meraih kedua pergelangan tangannya dan menahannya di atas kepala. “Jangan coba-coba kabur.” Dia menyeret Y/N keluar gang, langkahnya cepat dan kasar. Di ujung sana, sebuah mobil van hitam menunggu. Pintu mobil dibuka keras, dan sebelum Y/N sempat berpikir untuk teriak, tubuhnya sudah didorong masuk. Jihoon menyusul, lututnya menahan paha Y/N supaya nggak bisa bergerak. Tali hitam entah dari mana sudah melilit pergelangan tangannya. Mobil melaju. Lampu kota menjauh. Hening, kecuali suara ban menggilas jalan basah. Jihoon duduk miring menghadap Y/N. Tatapannya tajam, tapi tangannya justru bergerak perlahan menyentuh wajahnya. “Lo ngerti nggak… mulai malam ini, nggak ada yang bisa nyentuh lo. Nggak ada yang bisa liat lo. Nggak ada yang bisa ngobrol sama lo… kecuali gue.” Jari-jarinya menelusuri pipi, turun ke dagu, lalu berhenti di bibir. “Gue nggak peduli lo mau benci gue. Gue cuma mau lo di sini.” Mobil berhenti di depan apartemen gelap. Jihoon menarik Y/N keluar, tali di tangannya tetap terikat. Dia membuka pintu, mendorong Y/N masuk ke ruangan tanpa lampu. Begitu pintu terkunci, dia menekan tubuh Y/N ke tembok lagi, tapi kali ini lebih dekat. Nafasnya panas di telinga. “Mulai malam ini… lo punya satu rumah. Sama gue. Dan lo nggak akan pernah pergi.” Tangannya mencengkeram pinggang Y/N, menariknya sedikit maju. “Gue udah tahan cukup lama. Sekarang… giliran lo ngerasain, Y/N.” #foryou #oneshoot #pov #jihoon
Langit malam berat, awan gelap menutup bulan. Trotoar sepi, lampu jalan remang. Y/N berjalan sendirian, hoodie tertutup rapat, earphone terpasang. Tapi meski musik mengalun di telinganya, ada suara lain langkah kaki, pelan tapi konsisten. Dia berhenti. Menoleh Kosong Jantungnya mulai berdegup cepat. Dia percepat langkah. Baru beberapa meter, sebuah tangan besar tiba-tiba menariknya dari samping. “Akh—!” teriaknya terputus, telapak tangan dingin menutup mulutnya. Tubuhnya dipaksa menempel ke dinding lembab dan dingin. Nafasnya memburu, matanya membelalak. Jihoon. Rambutnya berantakan, matanya merah seperti nggak tidur semalaman, nafasnya kasar menyapu wajah Y/N. Ada kilatan gila di sana. “Lo tau nggak… berapa lama gue nunggu biar lo sendirian?” suaranya serak, berat. Y/N meronta, tapi pegangan di pergelangannya seperti besi. “Jihoon, lepasin—” “Diam!” desisnya. Dia makin mendekat, tubuhnya menekan Y/N sampai punggungnya benar-benar terjepit di dinding. “Dari semua tempat yang lo datengin, dari semua orang yang lo temuin… gue selalu ada. Gue selalu liatin lo. Tapi lo? Lo nggak pernah liat gue. Lo sibuk ketawa sama mereka…” matanya menyipit, rahangnya mengeras. “…dan gue muak.” Tangan satunya menggeser hoodie Y/N ke bawah, menyentuh lehernya yang dingin. “Lo pikir gue mau diem liat cowok lain berdiri deket lo? Senyum ke lo?” Dia menarik napas dalam, hidungnya hampir menyentuh kulit Y/N. “Lo pikir gue bakal biarin?” Y/N berusaha mendorong dadanya, tapi dia malah meraih kedua pergelangan tangannya dan menahannya di atas kepala. “Jangan coba-coba kabur.” Dia menyeret Y/N keluar gang, langkahnya cepat dan kasar. Di ujung sana, sebuah mobil van hitam menunggu. Pintu mobil dibuka keras, dan sebelum Y/N sempat berpikir untuk teriak, tubuhnya sudah didorong masuk. Jihoon menyusul, lututnya menahan paha Y/N supaya nggak bisa bergerak. Tali hitam entah dari mana sudah melilit pergelangan tangannya. Mobil melaju. Lampu kota menjauh. Hening, kecuali suara ban menggilas jalan basah. Jihoon duduk miring menghadap Y/N. Tatapannya tajam, tapi tangannya justru bergerak perlahan menyentuh wajahnya. “Lo ngerti nggak… mulai malam ini, nggak ada yang bisa nyentuh lo. Nggak ada yang bisa liat lo. Nggak ada yang bisa ngobrol sama lo… kecuali gue.” Jari-jarinya menelusuri pipi, turun ke dagu, lalu berhenti di bibir. “Gue nggak peduli lo mau benci gue. Gue cuma mau lo di sini.” Mobil berhenti di depan apartemen gelap. Jihoon menarik Y/N keluar, tali di tangannya tetap terikat. Dia membuka pintu, mendorong Y/N masuk ke ruangan tanpa lampu. Begitu pintu terkunci, dia menekan tubuh Y/N ke tembok lagi, tapi kali ini lebih dekat. Nafasnya panas di telinga. “Mulai malam ini… lo punya satu rumah. Sama gue. Dan lo nggak akan pernah pergi.” Tangannya mencengkeram pinggang Y/N, menariknya sedikit maju. “Gue udah tahan cukup lama. Sekarang… giliran lo ngerasain, Y/N.” #foryou #oneshoot #pov #jihoon

About