@vamfirerytz: DI KO TALAGA KINAKAYA SI HOON GRABE HAHAHHAHAHAHA #kpop #enhypen #engene #sunghoon #walktheline

bengz
bengz
Open In TikTok:
Region: PH
Saturday 25 October 2025 17:10:48 GMT
2294
348
13
32

Music

Download

Comments

ellaykyu
Noella Nate :
HAHAHAHAHHAAH PALDO SI SUNGHOON
2025-10-25 18:01:36
4
angelee233
GIGI SHOP :
I wonder what supplements that sunghoon taken so that I should avoided 🤣 grabe energy nya hahhaah
2025-10-26 00:26:03
1
caratmgww
Kyy :
legit yung tita baby na name HAHAHAHA
2025-11-02 20:08:19
2
015sjy
𝑨𝒔𝒉. :
HAHAHAHAHA
2025-10-25 17:18:52
1
cha07jhlee
cha :
kulit😂😂
2025-10-27 04:03:56
1
kikaaaavc_
福运来 🧿 :
Over sa talon @Bobby
2025-10-26 04:25:05
0
scamsatulog
caratleth :
inuuto lang sila ni tita baby, tapos kiss lang bayad? Hahahahaha
2025-11-21 01:48:37
0
21stcenturygirl_
A ♡ :
pasikat kasi nandyan papa ng bebe nya 🙄
2025-10-26 08:05:41
1
1ntbm
ntbm🥢 :
Kala ko sya ung pinaka mahinhin of all hahahahahuhu jusq uutasen lage dini sa batang are
2025-10-26 02:24:10
1
To see more videos from user @vamfirerytz, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau mengeluarkan peringatan dini terkait meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi di Provinsi Sumatera Barat untuk periode 21 hingga 27 November 2025. Peringatan tersebut disampaikan menyusul penguatan Monsun Asia yang memicu kondisi cuaca ekstrem di berbagai wilayah. BMKG menyebut, Sumbar saat ini berada dalam pengaruh angin baratan yang membawa suplai massa udara lembap dari Samudra Hindia. Massa udara tersebut kemudian bertemu dengan topografi Pegunungan Bukit Barisan. Kondisi ini memicu proses pengangkatan udara secara orografis yang meningkatkan pembentukan awan hujan intens. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan aktivitas Gelombang Rossby Ekuatorial ikut memperkuat pertumbuhan awan konvektif. Dampaknya berpotensi terasa di pesisir barat hingga wilayah perbukitan Sumbar. BMKG memperingatkan, situasi tersebut dapat meningkatkan risiko banjir, banjir bandang, tanah longsor, genangan, angin kencang, sambaran petir serta kondisi jalan licin. Sebanyak 14 kabupaten dan kota dimasukkan ke dalam zona siaga atas potensi bencana yang bisa terjadi bersamaan. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Lima Puluh Kota serta wilayah sekitar yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama warga yang bermukim di daerah perbukitan, lereng rawan longsor, bantaran sungai, dan kawasan cekungan. Masyarakat juga diminta menyiapkan jalur evakuasi dan tas siaga bencana, serta mengamankan dokumen maupun barang penting yang berpotensi terdampak. Warga diminta memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG dan instansi pemerintah terkait agar mendapatkan data yang akurat. Pemerintah daerah melalui BPBD juga diminta menggencarkan sosialisasi peringatan dini, terutama di wilayah rawan banjir dan longsor. BPBD diminta melakukan pemantauan intensif pada titik-titik rawan, termasuk aliran sungai dan lereng yang berpotensi longsor. Pemerintah daerah juga diimbau memastikan kesiapan personel, logistik, peralatan serta sarana evakuasi untuk mendukung respons cepat apabila terjadi keadaan darurat. Selain itu, koordinasi aktif dengan pemerintah kabupaten dan kota, TNI/Polri serta relawan kebencanaan diminta untuk ditingkatkan. Peringatan ini diharapkan menjadi acuan bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem di Sumatera Barat. #langgam #referensiurangawak
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau mengeluarkan peringatan dini terkait meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi di Provinsi Sumatera Barat untuk periode 21 hingga 27 November 2025. Peringatan tersebut disampaikan menyusul penguatan Monsun Asia yang memicu kondisi cuaca ekstrem di berbagai wilayah. BMKG menyebut, Sumbar saat ini berada dalam pengaruh angin baratan yang membawa suplai massa udara lembap dari Samudra Hindia. Massa udara tersebut kemudian bertemu dengan topografi Pegunungan Bukit Barisan. Kondisi ini memicu proses pengangkatan udara secara orografis yang meningkatkan pembentukan awan hujan intens. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan aktivitas Gelombang Rossby Ekuatorial ikut memperkuat pertumbuhan awan konvektif. Dampaknya berpotensi terasa di pesisir barat hingga wilayah perbukitan Sumbar. BMKG memperingatkan, situasi tersebut dapat meningkatkan risiko banjir, banjir bandang, tanah longsor, genangan, angin kencang, sambaran petir serta kondisi jalan licin. Sebanyak 14 kabupaten dan kota dimasukkan ke dalam zona siaga atas potensi bencana yang bisa terjadi bersamaan. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Lima Puluh Kota serta wilayah sekitar yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama warga yang bermukim di daerah perbukitan, lereng rawan longsor, bantaran sungai, dan kawasan cekungan. Masyarakat juga diminta menyiapkan jalur evakuasi dan tas siaga bencana, serta mengamankan dokumen maupun barang penting yang berpotensi terdampak. Warga diminta memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG dan instansi pemerintah terkait agar mendapatkan data yang akurat. Pemerintah daerah melalui BPBD juga diminta menggencarkan sosialisasi peringatan dini, terutama di wilayah rawan banjir dan longsor. BPBD diminta melakukan pemantauan intensif pada titik-titik rawan, termasuk aliran sungai dan lereng yang berpotensi longsor. Pemerintah daerah juga diimbau memastikan kesiapan personel, logistik, peralatan serta sarana evakuasi untuk mendukung respons cepat apabila terjadi keadaan darurat. Selain itu, koordinasi aktif dengan pemerintah kabupaten dan kota, TNI/Polri serta relawan kebencanaan diminta untuk ditingkatkan. Peringatan ini diharapkan menjadi acuan bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem di Sumatera Barat. #langgam #referensiurangawak

About