14IL_Skyzo :
Merelakan seseorang yang kamu cintai, adalah perjalanan panjang yang perlahan mengikis bahagiamu. Bukan karena cintamu lemah, tapi karena semesta kadang tak berpihak. Kamu pernah mencintainya sepenuh hati, berdoa dengan air mata yang jatuh diam-diam di malam yang sunyi, berharap setiap hari hanya tentang dia. Namun, pada akhirnya kamu harus menerima kenyataan bahwa tidak semua rasa diciptakan untuk diperjuangkan hingga akhir.
Kamu belajar menerima, meski hatimu berontak. Kamu berjalan menjauh, meski jiwamu ingin tetap tinggal. Kamu tersenyum, meski lukanya tak pernah sembuh sepenuhnya. Setiap hari kamu berpura-pura baik-baik saja, padahal namanya masih terperangkap di kepalamu, suaranya masih terngiang, senyumnya masih jelas di ingatan.
Kamu mencoba melupakan, tapi kenangan tak bisa dihapus. Kamu mencoba mencintai yang lain, tapi tak ada yang mampu menggantikan. Kamu mencoba membenci, tapi hatimu tetap lembut jika bicara tentang dia. Dan di antara semua itu, kamu tetap mencintai dalam diam, dalam jarak, dalam rindu yang tak pernah bisa kamu tunjukkan.
Kamu belajar mengikhlaskan tanpa benar-benar lupa, belajar menerima tanpa benar-benar rela, belajar melangkah tanpa tahu arah. Mungkin inilah bentuk paling sunyi dari cinta ketika kamu harus melepaskan seseorang yang sebenarnya ingin kamu genggam selamanya.
Kamu tetap berdoa agar dia bahagia, walau bukan denganmu. Kamu tetap berharap dia baik-baik saja, meski sejak kehilangannya kamu tak pernah benar-benar baik. Dan akhirnya kamu mengerti bahwa cinta tidak selalu tentang memiliki, tetapi tentang keberanian untuk melepaskan, saat bertahan hanya membuatmu semakin terluka.
2025-11-20 20:28:17