1. Home
  2. Detail

@amtdfk: Centyl era #kane #jj #fyp

kecambah merah
kecambah merah
Open In TikTok:
Region: ID
Sunday 26 October 2025 15:48:21 GMT
6081
278
1
12

Music

Download

No Watermark .mp4 (1.2MB) No Watermark(HD) .mp4 (1.2MB) Watermark .mp4 (1.44MB) Music .mp3

Comments

orangtampannn
tampan :
🗿
2025-10-29 01:31:22
0
To see more videos from user @amtdfk, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos
Tmle launai sakdainau siraima😌#fyp #morangmuser
Tmle launai sakdainau siraima😌#fyp #morangmuser


Ayo ngaku, siapa yang sering lewati jalan ini? #morningvibes #storyrandom #tiktoktolitolisulteng #tolitoli #tolitolisulteng
Ayo ngaku, siapa yang sering lewati jalan ini? #morningvibes #storyrandom #tiktoktolitolisulteng #tolitoli #tolitolisulteng
#fyp #kalimantan
#fyp #kalimantan
Ketika seseorang sudah tidak lagi merasakan sentuhan makna Al-Qur’an—ayat-ayat tidak lagi menggugah hati, menegur, atau menuntun—itu tanda bahwa nurani mulai tumpul. Begitu pula ketika dosa tidak lagi menimbulkan rasa takut atau gelisah. Padahal rasa takut itulah yang biasanya menjadi penjaga dari perbuatan-perbuatan yang merusak diri. Lalu ketika rindu untuk sujud, untuk kembali kepada Allah dengan hati yang tenang dan berserah, juga hilang—maka yang hilang sebenarnya adalah kehidupan batin itu sendiri. Di titik itu, seseorang memang masih bernafas, masih menjalani hari, masih tampak “hidup” di mata manusia. Tetapi jiwanya kosong, tidak bergerak, tidak peka, tidak mencari cahaya. Inilah yang disebut “kematian yang belum dikuburkan”: tubuh hidup, namun hati seolah terkubur oleh kelalaian. Pesan yang ingin disampaikan sangat sederhana tapi dalam: jika hatimu mulai dingin terhadap kebaikan, jangan biarkan itu menjadi kebiasaan. Segeralah cari kembali air untuk menghidupkannya—dengan zikir, membaca Al-Qur’an, memperbaiki hubungan dengan Allah, atau sekadar mengakui bahwa kita sedang jauh. Karena hidup yang sejati bukan sekadar bergerak, tapi mempunyai hati yang peka, lembut, dan mampu kembali. #refleksi #inspiration #motivation
Ketika seseorang sudah tidak lagi merasakan sentuhan makna Al-Qur’an—ayat-ayat tidak lagi menggugah hati, menegur, atau menuntun—itu tanda bahwa nurani mulai tumpul. Begitu pula ketika dosa tidak lagi menimbulkan rasa takut atau gelisah. Padahal rasa takut itulah yang biasanya menjadi penjaga dari perbuatan-perbuatan yang merusak diri. Lalu ketika rindu untuk sujud, untuk kembali kepada Allah dengan hati yang tenang dan berserah, juga hilang—maka yang hilang sebenarnya adalah kehidupan batin itu sendiri. Di titik itu, seseorang memang masih bernafas, masih menjalani hari, masih tampak “hidup” di mata manusia. Tetapi jiwanya kosong, tidak bergerak, tidak peka, tidak mencari cahaya. Inilah yang disebut “kematian yang belum dikuburkan”: tubuh hidup, namun hati seolah terkubur oleh kelalaian. Pesan yang ingin disampaikan sangat sederhana tapi dalam: jika hatimu mulai dingin terhadap kebaikan, jangan biarkan itu menjadi kebiasaan. Segeralah cari kembali air untuk menghidupkannya—dengan zikir, membaca Al-Qur’an, memperbaiki hubungan dengan Allah, atau sekadar mengakui bahwa kita sedang jauh. Karena hidup yang sejati bukan sekadar bergerak, tapi mempunyai hati yang peka, lembut, dan mampu kembali. #refleksi #inspiration #motivation

About

Legal