Kamu sadar bahwa beberapa minggu ini kamu terlihat tidak terawat karena sibuk merawat bayimu dengan jake yang baru saja lahir. Namun dilihat-lihat jake sama sekali tidak pernah membantumu mengurus bayi kalian. Justru, semakin hari jake semakin mengabaikanmu. Kamu sadar bahwa tubuhmu saat ini terlihat kurang menarik untuk dipandang. Sembari memberikan asi untuk james— anak laki-lakimu, kamu membuka ponsel dan berniat mengirimkan pesan untuk suamimu jake. Namun kamu kembali mengurungkan niatmu ketika melihat foto profil jake yang berganti menjadi bunga sakura. Sakura— adalah bunga yang sangat indah. Mekarnya yang singkat dan gugurnya kelopak bunga menjadi metafora abadi untuk sifat kehidupan yang fana dan cepat berlalu. Ada banyak kenangan menyakitkan untuk sekadar mendengar nama sakura. Selain menjadi nama bunga, sakura juga adalah nama mantan tunangan jake yang sudah lama berpulang. Jika ingin kembali mengingat masa lalu, sebenarnya kamu adalah pilihan terakhir dari banyaknya perempuan yang mendaftar menjadi calon istri jake. Kamu bukanlah orang yang jake cintai, kamu hanya salah satu pilihan terbaik ketika jake membuka audisi calon istri. Kamu memang menang dari banyaknya perempuan yang mendaftar audisi tersebut— tetapi tidak untuk menjadi pemenang di hati jake. Kamu menatap wajah james dengan senyum kecil yang terbit dari bibirmu, "Hai baby boy, kamu pasti senang kan punya orang tua kayak mama dan papa jake?" James tidak menjawab ocehanmu, bayi mungil itu justru tengah tertidur pulas didalam gendonganmu. "Saat ini mama sedang berjuang, berjuang untuk meluluhkan hati papamu agar bisa menerima kamu dan mama didalam hidupnya." "James semangatin mama ya biar mama kuat." Tidak terasa air matamu meluncur membasahi pipi. Ada perasaan yang teramat sakit didalam relung hatimu. — Malam harinya, Jake baru saja kembali ke rumah setelah lelah bekerja seharian. Kamu menyambut suamimu dengan wajah yang sumringah. Wajahmu terlihat rupawan dipoles oleh makeup dan bajumu terlihat cukup rapih. "Jake, sini aku bantu untuk melepas pakaian kerjamu. Pasti kamu lelah kan seharian bekerja?" Kamu berusaha membuka obrolan dengannya. Kamu membantu jake melepas jas hitamnya. "Y/n apakah replika sakura yang ku pesan sudah datang kemari?" Kamu cukup terkejut mendengar ucapan jake. Replika sakura? Jake? Memesan barang tersebut? Sejak kapan? "Sejak kapan kamu memesan replika sakura jake? Hari ini tidak ada paket yang datang." Jelasmu dengan nada bicara yang cukup bersahabat. Kamu berusaha untuk positif thinking saja, namun batinmu seakan menolak pikiran tersebut. Kamu yakin replika sakura itu pasti dipesan untuk mengenang mendiang 'sakura'. "Ahh itu, aku memesannya sudah dari dua bulan yang lalu." "Jake?" "Hmmm?" Jake berdehem untuk menanggapi panggilanmu. "Kamu tidak mau melihat james di dalam kamarnya? Anak kita sudah hampir satu bulan loh umurnya. Kamu tidak melupakannya kan?" Kamu menggigit bibir bawahmu setelah berucap demikian. Takut-takut jika jake justru menanggapi ucapanmu dengan kesal. "Anak kita?" Kamu mengangguk pelan menanggapi pertanyaan yang jake lontarkan. Apakah pria itu benar-benar melupakan keberadaanmu dan james di rumah ini? "Ah iya james. Anak kita dikamarnya kan? Aku ingin melihatnya." Jake bergegas berjalan meninggalkanmu yang berada di ruang keluarga untuk menuju ke kamar james. Kamu terkekeh pelan ketika jake hampir saja melupakan anak kalian. Akhirnya kamu mengikuti jake dari belakang untuk menuju ke kamar tidur james. Setelah memasuki kamar james, kamu melihat jake sedang menatap james. Jake berdiri tepat disamping baby box milik james. Jemari jake mengelus pelan pipi james yang tengah tertidur pulas. "James, ini papa. Semoga kamu cepat besar ya nak, biar bisa main sama papa." "Jake, mengajak james bermain tidak perlu menunggunya besar—" Jake menoleh ke belakang ketika mendengarmu berbicara. "—Kamu bisa konsisten untuk mengajaknya bermain setelah pulang bekerja. Aku tau kamu lelah setelah bekerja, tetapi—" next di 💬 #jake #enhypen #pov #fyp #foryoupage - @reinccyy