@prsetyaaaaa: #CapCut #rxking #rxkingindonesia #mio #miosporty

prasetya ajaa
prasetya ajaa
Open In TikTok:
Region: ID
Wednesday 29 October 2025 03:14:11 GMT
775
75
0
8

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @prsetyaaaaa, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Ketika kita berbicara tentang planet bercincin, pikiran kita langsung tertuju pada Saturnus sang raksasa gas dengan cincin megah yang mengelilinginya. Namun, tahukah kamu bahwa Bumi juga pernah memiliki cincin sendiri? Menurut penelitian ilmiah, peristiwa itu terjadi sekitar 466 juta tahun yang lalu, jauh sebelum munculnya manusia. Asal usul cincin Bumi ini bermula dari tubrukan besar antara asteroid di luar angkasa. Tabrakan itu menghasilkan debu kosmik dan pecahan batu dalam jumlah luar biasa banyak. Sebagian dari material tersebut tertarik oleh gravitasi Bumi dan membentuk cincin sementara di orbitnya mirip dengan cincin yang kini dimiliki Saturnus. Namun, cincin itu tidak bertahan lama. Dalam jangka waktu ratusan ribu hingga jutaan tahun, gravitasi Bumi menarik kembali partikel-partikel cincin tersebut, sehingga sebagian besar jatuh ke atmosfer dan terbakar. Sisa-sisanya menghujani permukaan Bumi sebagai meteorit halus yang perlahan mengubah kondisi planet kita. Menariknya, para ilmuwan percaya bahwa jatuhnya debu cincin ini turut memengaruhi iklim Bumi. Lapisan debu yang melingkupi atmosfer menyebabkan pendinginan global yang lembut dan memicu periode pembentukan kehidupan laut yang pesat dikenal sebagai Great Ordovician Biodiversification Event. Dalam periode ini, jumlah spesies di lautan purba meningkat drastis. Bayangkan jika cincin itu masih ada sampai sekarang. Langit malam kita akan menampilkan pemandangan menakjubkan garis bercahaya melingkari Bumi, terlihat dari berbagai belahan dunia. Sayangnya, keindahan itu kini hanya tinggal jejak dalam sejarah panjang planet kita.
Ketika kita berbicara tentang planet bercincin, pikiran kita langsung tertuju pada Saturnus sang raksasa gas dengan cincin megah yang mengelilinginya. Namun, tahukah kamu bahwa Bumi juga pernah memiliki cincin sendiri? Menurut penelitian ilmiah, peristiwa itu terjadi sekitar 466 juta tahun yang lalu, jauh sebelum munculnya manusia. Asal usul cincin Bumi ini bermula dari tubrukan besar antara asteroid di luar angkasa. Tabrakan itu menghasilkan debu kosmik dan pecahan batu dalam jumlah luar biasa banyak. Sebagian dari material tersebut tertarik oleh gravitasi Bumi dan membentuk cincin sementara di orbitnya mirip dengan cincin yang kini dimiliki Saturnus. Namun, cincin itu tidak bertahan lama. Dalam jangka waktu ratusan ribu hingga jutaan tahun, gravitasi Bumi menarik kembali partikel-partikel cincin tersebut, sehingga sebagian besar jatuh ke atmosfer dan terbakar. Sisa-sisanya menghujani permukaan Bumi sebagai meteorit halus yang perlahan mengubah kondisi planet kita. Menariknya, para ilmuwan percaya bahwa jatuhnya debu cincin ini turut memengaruhi iklim Bumi. Lapisan debu yang melingkupi atmosfer menyebabkan pendinginan global yang lembut dan memicu periode pembentukan kehidupan laut yang pesat dikenal sebagai Great Ordovician Biodiversification Event. Dalam periode ini, jumlah spesies di lautan purba meningkat drastis. Bayangkan jika cincin itu masih ada sampai sekarang. Langit malam kita akan menampilkan pemandangan menakjubkan garis bercahaya melingkari Bumi, terlihat dari berbagai belahan dunia. Sayangnya, keindahan itu kini hanya tinggal jejak dalam sejarah panjang planet kita.

About