@barcelona__poy: intuu gavi maqan yahy raaxesta 🦅💀🔥🤙#viscalbarca🔵🔴 #ferminlopez

𝙁𝙀𝙍𝙈𝙄𝙉_🇪🇸
𝙁𝙀𝙍𝙈𝙄𝙉_🇪🇸
Open In TikTok:
Region: SO
Thursday 30 October 2025 12:35:54 GMT
58618
7704
117
959

Music

Download

Comments

cabdinajiib.maxam71
wll__De jong🐐🇷🇺 :
gavi nin aan tabey habenkaas🔥🐐
2025-10-30 12:46:27
81
looliye.looliye
cheisa boy :
waxa soo xasuusty dhar baxshadii shiiq karim benzema dhocisha ka jaray embape ulabayn dona ee kena😂
2025-10-30 20:08:49
4
mrcunaaye01
MR CUNAAYE 🐺🇺🇸 :
ninka dagalka 😂 habenka hadu jogi laha vini maxa kudhici laha😂
2025-10-31 17:01:04
0
joanaves06
𝐉𝐀𝐎𝐀__𝐍𝐀𝐕𝐄𝐒➜𝟖𝟕 :
kulanka kaamnu gavi waa joga vini meshu gali laha utala waxa uma leyn dona inu dhaho vini dhawac aa ahay 😂😂😎
2025-10-30 17:28:25
15
0.98.12.3
JOh͜͡N🦖🧖‍♂️ :
waxa SAAS loo wasayo yaa Wye 😂
2025-10-30 20:57:19
1
aisha.barca5
Aisha barca💙❤️👑 :
gavi maqnaanshihiisa laga faaideestay maahane asoo joogo miya laiskibrin jiray gavi waan tabnay wale gadaashiisa dad badana kibray😂👊
2025-10-30 17:56:54
23
herrrrrrrrro
herrrrrrrrro :
Fc maleeley🤫🤩
2025-10-31 04:34:38
0
luseto2
alberto👑💪🏆🥇😂🐐 :
intu gavi maqanyahay raxesta raliyo😂🔥💪
2025-10-31 16:21:01
0
boqorkaafrika0
chiesa :
Gavi cf baleeleey edbiye💯😂
2025-10-30 19:39:55
5
maamaan856
Updiraxinowww 🇸🇴🩸〰️🔰19️ :
hadana wu si cararaya kulanki dhawaydna wala qabqaban la aaa😂
2025-10-30 15:01:59
3
sheikh_ipra1
⛓️‍💥Iᑭᖇᗩ 🛡 Kᗩᗪᗩᖇᗷᗩ🔫 :
intuu maqan yahy raxeysta🔥🦁🪄 😂😂
2025-10-31 16:04:07
0
biiwaaye350
𝑩𝑿𝑩1️⃣4️⃣3️⃣ :
kan soomaali wye adi 💪😂 garooonka shaqo kle uma soo gali
2025-10-30 22:22:25
2
iam_xuska10
L¹⁰ 🇪🇦_🇬🇹 :
aftuminka waa kibray araujo isku diyari
2025-10-30 18:40:28
3
wiilhoogagurre2
Apdulahie🇬🇶🥷🦁 :
next game aroujo🔥 gavi🔥💪
2025-10-31 11:43:44
0
shiine.isnt.easy
Shinoz🫵 :
Really waye
2025-10-31 08:55:11
0
abdirahmanabdi56
🕷🕸 :
ramos😂
2025-10-31 09:39:37
0
amritibrahim
amratii :
wkuxise habinkii bajaqtaa
2025-10-30 16:33:27
1
mss.habo
mss dagan 😘💝💞💕 :
raaliyo iska raaxeesta🥰🥰
2025-10-30 18:01:56
1
cvidic4
C:Vidic4️⃣🛡🔥 :
booskaasu noo badali lahaa
2025-10-31 09:19:49
0
landder.92
♥️ :
markale wan ku sugaya
2025-10-31 05:36:47
0
dalxa.cadaali.dal
namaar :
gavi dhiga
2025-10-31 10:19:11
1
saki_lander
Zakaria.vr💙🦕 :
𝒘𝒂𝒂 𝒊𝒏𝒐 𝒄𝒂𝒎𝒏𝑼💙❤️🤏☝
2025-10-30 20:31:54
0
s_ladyiron
Forhead $🙌🏼 :
Delfuente dhimo dheh isaga gavi geesi naga dhaawacyv😤gavi dhiig socda
2025-10-30 18:24:21
1
tynyyy43
♧♤🫀🌹barca☆₩💞💋👑💝 :
1-2😂😂1-4😂😂
2025-10-31 03:39:54
0
mahamett831
THiaGo6️⃣©️🇪🇦 :
inta Gavi maqanyhy vini ka atoore yhy😂😂
2025-10-31 06:34:03
2
To see more videos from user @barcelona__poy, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV | Kamu dan Sunghoon menikah bukan karena cinta. Tapi karena satu kesalahan yang terlalu besar untuk dihapus, dan terlalu memalukan untuk diakui. Hingga akhirnya, dunia memaksamu untuk tetap bertahan di tempat yang bahkan tak pernah mau menerimamu. Hari itu, semua orang tersenyum di depan kamera, seolah semuanya baik-baik saja. Tapi kamu tahu, satu-satunya yang benar-benar jujur hanyalah cincin di jarimu. Dingin, dan terasa asing. “Jangan salahin gue kalau kita nggak pernah bahagia,” gumam Sunghoon setelah cincin itu terpasang dijarimu. Kamu hanya bisa menatapnya getir. “Aku tahu,” jawabmu pelan. “Karena dari awal kamu nggak pernah berharap bahagia, kan?” Lalu kamu menunduk, menatap perutmu yang masih datar. “Kalaupun nanti aku masih bertahan... mungkin karena bayi yang ada di kandungan aku sekarang.” Tatapanmu kembali padanya. “Bukan karena kamu.” ••• Sudah berbulan-bulan sejak hari itu, tapi jarak di antara kalian masih sama. Sunyi. Asing. Seolah-olah kalian tak pernah saling mengenal. Padahal dulu… kalian bukan orang asing, walau bukan juga dua sepasang kekasih. Tak pernah ada janji untuk bertemu, tapi kalian selalu bertemu di tempat yang sama. Kadang hanya bicara tentang tugas, kadang hanya duduk diam, berbagi satu earphone untuk mendengarkan lagu yang sama dalam diam.  Hal-hal kecil yang dulu terasa biasa, kini jadi satu-satunya hal yang masih kamu ingat. Walau sekarang… semuanya benar-benar berubah.  Setiap pagi kamu selalu bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan yang tak pernah ia sentuh. Piringnya selalu dingin, sama seperti tatapannya yang tak pernah berubah sejak hari pertama.  ••• Suara pintu kamar terbuka pelan. Sunghoon keluar, masih dengan seragam kuliah dan ekspresi datarnya. “Sarapan dulu. Aku tahu kamu belum makan dari kemarin malam,” ucapmu pelan, tanpa berani menatap. “Gue makan di kampus aja.” Jawabannya singkat, tanpa intonasi.  Cuma itu. Sama seperti kemarin, dan hari-hari sebelumnya. Kamu menunduk, mencoba tersenyum menatap lantai yang kosong. “Kamu nggak bisa terus-terusan kayak gini, Hoon.” Dia berhenti sejenak di depan pintu, tapi tak menoleh. “Terus harus kayak gimana? pura-pura bahagia?” Sunghoon akhirnya melangkah pergi, meninggalkan kamu dengan meja makan yang dingin dan hati yang sama kosongnya. ••• Malam itu, kamu membuka pintu kamar Sunghoon. Pelan, ragu. Sunghoon yang terduduk diatas kasurnya, langsung menatapmu tak terima. “Lo nggak sopan masuk kamar orang tanpa izin.” Ia reflek berdiri, tatapannya dingin menusuk. Wajahmu berubah ragu, “Aku… boleh tidur disini—” “Nggak. Keluar.” Ia menyela cepat, tegas. “Perutku sakit, Hoon. Aku takut kenapa-kenapa kalau di kamar sendirian,” jawabmu. Suaramu gemetar tipis. “Gak peduli. Keluar sekarang.” Ia menunjuk ke arah pintu dengan dingin. Jantungmu sesak. Kamu tak ingin melangkah pergi, tapi tangannya menarikmu kasar, memaksa keluar dari kamarnya. “Harusnya dari dulu lo gugurin anak sialan itu.”  Kata-katanya menusuk, membuatmu tak kuasa menahan tangis yang akhirnya jatuh juga. ••• Hari-hari terus berganti. Detik dan menit berjalan seperti biasa, tapi kamu masih menahan semuanya sendirian. Sunghoon masih sama. Dingin. Tak ada yang berubah. Tapi ada yang berubah darimu. Perutmu semakin membesar, semakin terlihat. Kini kamu berdiri di depan cermin, mengusap pelan perutmu yang telah berusia Enam bulan. Kamu tersenyum kecil. “Sayang… Mama janji akan bahagiain kamu. Mama akan bawa kamu pergi dari dunia yang jahat ini.” Lalu suaramu melemah. “Tapi Mama nggak janji… Mama bisa bertahan atau nggak.” Kamu menatap bayanganmu di cermin, matamu berkaca-kaca. “Tapi Mama percaya, Papa Hoon itu baik sekali. Cuma… waktunya aja yang salah.” Kamu tersenyum getir. “In another life, Papa Hoon jadi Papa yang baik buat kamu dan Mama.” (+komen ) #pov #sunghoon #sunghoonedit #sunghoonenhypen  #fypage
POV | Kamu dan Sunghoon menikah bukan karena cinta. Tapi karena satu kesalahan yang terlalu besar untuk dihapus, dan terlalu memalukan untuk diakui. Hingga akhirnya, dunia memaksamu untuk tetap bertahan di tempat yang bahkan tak pernah mau menerimamu. Hari itu, semua orang tersenyum di depan kamera, seolah semuanya baik-baik saja. Tapi kamu tahu, satu-satunya yang benar-benar jujur hanyalah cincin di jarimu. Dingin, dan terasa asing. “Jangan salahin gue kalau kita nggak pernah bahagia,” gumam Sunghoon setelah cincin itu terpasang dijarimu. Kamu hanya bisa menatapnya getir. “Aku tahu,” jawabmu pelan. “Karena dari awal kamu nggak pernah berharap bahagia, kan?” Lalu kamu menunduk, menatap perutmu yang masih datar. “Kalaupun nanti aku masih bertahan... mungkin karena bayi yang ada di kandungan aku sekarang.” Tatapanmu kembali padanya. “Bukan karena kamu.” ••• Sudah berbulan-bulan sejak hari itu, tapi jarak di antara kalian masih sama. Sunyi. Asing. Seolah-olah kalian tak pernah saling mengenal. Padahal dulu… kalian bukan orang asing, walau bukan juga dua sepasang kekasih. Tak pernah ada janji untuk bertemu, tapi kalian selalu bertemu di tempat yang sama. Kadang hanya bicara tentang tugas, kadang hanya duduk diam, berbagi satu earphone untuk mendengarkan lagu yang sama dalam diam. Hal-hal kecil yang dulu terasa biasa, kini jadi satu-satunya hal yang masih kamu ingat. Walau sekarang… semuanya benar-benar berubah. Setiap pagi kamu selalu bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan yang tak pernah ia sentuh. Piringnya selalu dingin, sama seperti tatapannya yang tak pernah berubah sejak hari pertama. ••• Suara pintu kamar terbuka pelan. Sunghoon keluar, masih dengan seragam kuliah dan ekspresi datarnya. “Sarapan dulu. Aku tahu kamu belum makan dari kemarin malam,” ucapmu pelan, tanpa berani menatap. “Gue makan di kampus aja.” Jawabannya singkat, tanpa intonasi. Cuma itu. Sama seperti kemarin, dan hari-hari sebelumnya. Kamu menunduk, mencoba tersenyum menatap lantai yang kosong. “Kamu nggak bisa terus-terusan kayak gini, Hoon.” Dia berhenti sejenak di depan pintu, tapi tak menoleh. “Terus harus kayak gimana? pura-pura bahagia?” Sunghoon akhirnya melangkah pergi, meninggalkan kamu dengan meja makan yang dingin dan hati yang sama kosongnya. ••• Malam itu, kamu membuka pintu kamar Sunghoon. Pelan, ragu. Sunghoon yang terduduk diatas kasurnya, langsung menatapmu tak terima. “Lo nggak sopan masuk kamar orang tanpa izin.” Ia reflek berdiri, tatapannya dingin menusuk. Wajahmu berubah ragu, “Aku… boleh tidur disini—” “Nggak. Keluar.” Ia menyela cepat, tegas. “Perutku sakit, Hoon. Aku takut kenapa-kenapa kalau di kamar sendirian,” jawabmu. Suaramu gemetar tipis. “Gak peduli. Keluar sekarang.” Ia menunjuk ke arah pintu dengan dingin. Jantungmu sesak. Kamu tak ingin melangkah pergi, tapi tangannya menarikmu kasar, memaksa keluar dari kamarnya. “Harusnya dari dulu lo gugurin anak sialan itu.” Kata-katanya menusuk, membuatmu tak kuasa menahan tangis yang akhirnya jatuh juga. ••• Hari-hari terus berganti. Detik dan menit berjalan seperti biasa, tapi kamu masih menahan semuanya sendirian. Sunghoon masih sama. Dingin. Tak ada yang berubah. Tapi ada yang berubah darimu. Perutmu semakin membesar, semakin terlihat. Kini kamu berdiri di depan cermin, mengusap pelan perutmu yang telah berusia Enam bulan. Kamu tersenyum kecil. “Sayang… Mama janji akan bahagiain kamu. Mama akan bawa kamu pergi dari dunia yang jahat ini.” Lalu suaramu melemah. “Tapi Mama nggak janji… Mama bisa bertahan atau nggak.” Kamu menatap bayanganmu di cermin, matamu berkaca-kaca. “Tapi Mama percaya, Papa Hoon itu baik sekali. Cuma… waktunya aja yang salah.” Kamu tersenyum getir. “In another life, Papa Hoon jadi Papa yang baik buat kamu dan Mama.” (+komen ) #pov #sunghoon #sunghoonedit #sunghoonenhypen #fypage

About