@yanderfranco: REINDEER TOOLS Cordless drill,#tiktokshop #tool

Yander Franco
Yander Franco
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 30 October 2025 21:43:12 GMT
557
2
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @yanderfranco, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Ribuan guru honorer dari madrasah swasta menggelar aksi demonstrasi besar di Istana Presiden, Jakarta, pada Kamis, 30 Oktober. Mereka datang dari tujuh provinsi di Indonesia untuk menuntut kesetaraan dalam seleksi P3K dan revisi Undang-Undang ASN. Para guru dilaporkan mulai berangkat ke Jakarta sejak Rabu, 29 Oktober. Pagi ini, Kamis, sekitar pukul 09.11 WIB, massa sudah berkumpul di kawasan Monas. Dalam video yang beredar, tampak ribuan guru berpakaian hitam-putih memenuhi lapangan dan mulai berorasi. Di atas truk yang dijadikan panggung orasi, terlihat spanduk berisi sejumlah tuntutan. Mereka meminta pemerintah mengangkat guru swasta menjadi ASN atau P3K tanpa diskriminasi, membuka kembali program impassing untuk guru swasta, dan membayar tunggakan gaji yang belum terselesaikan. Aksi besar ini dikoordinasi oleh Farahu Rizal, Koordinator Aksi Nasional Guru Madrasah Swasta. Ia mengatakan, demonstrasi ini diikuti perwakilan guru dari tujuh provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi, dan Papua. Dari Kabupaten Pandeglang saja, sekitar seribu guru madrasah berangkat ke Jakarta dengan 15 bus dan 50 mobil pribadi. Mereka berangkat Rabu malam pukul 22.00 WIB dengan titik kumpul di Masjid Istiqlal. Sementara itu, dari seluruh wilayah Banten, tercatat ada 40 sampai 50 bus tambahan yang membawa sekitar 3.000 peserta aksi. Farahu menjelaskan, aksi ini digelar karena aturan pengangkatan P3K dinilai diskriminatif terhadap guru madrasah swasta. Berdasarkan Undang-Undang ASN, hanya tenaga pendidik di instansi pemerintah yang bisa ikut seleksi P3K. Akibatnya, banyak guru madrasah swasta yang sudah mengabdi bertahun-tahun tapi belum juga mendapat status kepegawaian yang jelas. Selain menuntut revisi UU ASN, para guru juga meminta pemerintah menghapus diskriminasi terhadap guru swasta dan menjalankan amanat konstitusi tentang pemerataan kesejahteraan tenaga pendidik. Dalam orasi di Monas, terdengar seruan dari panggung aksi agar peserta tetap menjaga keamanan selama demonstrasi berlangsung. “Bapak-bapak, Ibu-ibu, insyaallah jam 11 kita akan diterima perwakilan ke istana. Setuju? Setuju!” teriak orator disambut tepuk tangan massa. “Semangat, semangat! Jangan sembarang orang naik ke sini. Siapkan koordinator. Semua duduk dulu, PGMI mana? PGM koordinator mana?” lanjutnya mengatur peserta aksi yang memenuhi area Monas.
Ribuan guru honorer dari madrasah swasta menggelar aksi demonstrasi besar di Istana Presiden, Jakarta, pada Kamis, 30 Oktober. Mereka datang dari tujuh provinsi di Indonesia untuk menuntut kesetaraan dalam seleksi P3K dan revisi Undang-Undang ASN. Para guru dilaporkan mulai berangkat ke Jakarta sejak Rabu, 29 Oktober. Pagi ini, Kamis, sekitar pukul 09.11 WIB, massa sudah berkumpul di kawasan Monas. Dalam video yang beredar, tampak ribuan guru berpakaian hitam-putih memenuhi lapangan dan mulai berorasi. Di atas truk yang dijadikan panggung orasi, terlihat spanduk berisi sejumlah tuntutan. Mereka meminta pemerintah mengangkat guru swasta menjadi ASN atau P3K tanpa diskriminasi, membuka kembali program impassing untuk guru swasta, dan membayar tunggakan gaji yang belum terselesaikan. Aksi besar ini dikoordinasi oleh Farahu Rizal, Koordinator Aksi Nasional Guru Madrasah Swasta. Ia mengatakan, demonstrasi ini diikuti perwakilan guru dari tujuh provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi, dan Papua. Dari Kabupaten Pandeglang saja, sekitar seribu guru madrasah berangkat ke Jakarta dengan 15 bus dan 50 mobil pribadi. Mereka berangkat Rabu malam pukul 22.00 WIB dengan titik kumpul di Masjid Istiqlal. Sementara itu, dari seluruh wilayah Banten, tercatat ada 40 sampai 50 bus tambahan yang membawa sekitar 3.000 peserta aksi. Farahu menjelaskan, aksi ini digelar karena aturan pengangkatan P3K dinilai diskriminatif terhadap guru madrasah swasta. Berdasarkan Undang-Undang ASN, hanya tenaga pendidik di instansi pemerintah yang bisa ikut seleksi P3K. Akibatnya, banyak guru madrasah swasta yang sudah mengabdi bertahun-tahun tapi belum juga mendapat status kepegawaian yang jelas. Selain menuntut revisi UU ASN, para guru juga meminta pemerintah menghapus diskriminasi terhadap guru swasta dan menjalankan amanat konstitusi tentang pemerataan kesejahteraan tenaga pendidik. Dalam orasi di Monas, terdengar seruan dari panggung aksi agar peserta tetap menjaga keamanan selama demonstrasi berlangsung. “Bapak-bapak, Ibu-ibu, insyaallah jam 11 kita akan diterima perwakilan ke istana. Setuju? Setuju!” teriak orator disambut tepuk tangan massa. “Semangat, semangat! Jangan sembarang orang naik ke sini. Siapkan koordinator. Semua duduk dulu, PGMI mana? PGM koordinator mana?” lanjutnya mengatur peserta aksi yang memenuhi area Monas.
Ribuan Guru Madrasah Gelar Aksi Demo di monas, Tuntut Diangkat Jadi ASN PPPK Ribuan guru honorer dari madrasah swasta dilaporkan akan melakukan aksi demo besar-besaran di Istana Presiden, Jakarta pada hari ini, Kamis (30/10/2025). Mereka dilaporkan mewakili guru dari tujuh provinsi di Indonesia untuk menuntut soal kesetaraan seleksi P3K hingga revisi UU ASN. Ribuan guru tersebut dilaporkan sudah berangkat ke Jakarta sejak Rabu (29/10). Terkini guru madrasah yang tergabung dalam sejumlah organisasi tersebut sudah berkumpul di kawasan Monas, Jakarta pada Kamis (30/10), sekira pukul 09.11 WIB. Dari video yang diterima Tribunnews, tampak kerumunan massa seragam mengenakan pakaian serba hitam dan putih. Mereka tampak sudah mulai melakukan orasi di lapangan. Dari spanduk yang tertera di badan truk, tempat orator berorasi, ada sejumlah tuntutan yang dilayangkan oleh para pendemo. Di antaranya pengangkatan ASN/P3K guru swasta tanpa diskriminasi, membuka kembali inpassing guru swasta dan pembayaran tunggakan. Adapun aksi demonstrasi besar-besaran ini digalang oleh Koordinator Aksi Nasional Guru Madrasah Swasta, Fahru Rizal. Ia menyebut bahwa demonstrasi melibatkan perwakilan guru dari tujuh provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi, dan Papua. Dari Kabupaten Pandeglang sendiri, diperkirakan sekitar 1.000 guru madrasah berangkat menuju Jakarta menggunakan 15 bus dan 50 mobil pribadi. Pemberangkatan massa dilakukan Rabu malam, sekitar pukul 22.00 WIB, dengan titik kumpul di Masjid Istiqlal. Sementara dari wilayah Banten secara keseluruhan, tercatat ada 40 hingga 50 bus tambahan yang membawa sekitar 3.000 peserta aksi. Fahru menjelaskan, aksi ini digelar untuk menuntut perubahan aturan pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang dinilai diskriminatif terhadap guru madrasah swasta. Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang ASN, hanya tenaga pendidik yang bekerja di instansi pemerintah yang dapat mengikuti seleksi P3K.  Hal itu membuat ribuan guru madrasah swasta tertutup peluang menjadi aparatur negara. Ia menambahkan, banyak guru madrasah swasta telah mengabdi puluhan tahun namun belum memiliki kepastian status kepegawaian. Selain itu, dalam aksi demo, para guru madrasah swasta menuntut revisi Undang-Undang ASN agar mereka juga bisa mengikuti seleksi P3K secara adil. Selain itu, mereka mendesak pemerintah untuk menghapus diskriminasi terhadap guru swasta dan menjalankan amanat konstitusi tentang pemerataan kesejahteraan tenaga pendidik. #guruhonorer #asn #pppk
Ribuan Guru Madrasah Gelar Aksi Demo di monas, Tuntut Diangkat Jadi ASN PPPK Ribuan guru honorer dari madrasah swasta dilaporkan akan melakukan aksi demo besar-besaran di Istana Presiden, Jakarta pada hari ini, Kamis (30/10/2025). Mereka dilaporkan mewakili guru dari tujuh provinsi di Indonesia untuk menuntut soal kesetaraan seleksi P3K hingga revisi UU ASN. Ribuan guru tersebut dilaporkan sudah berangkat ke Jakarta sejak Rabu (29/10). Terkini guru madrasah yang tergabung dalam sejumlah organisasi tersebut sudah berkumpul di kawasan Monas, Jakarta pada Kamis (30/10), sekira pukul 09.11 WIB. Dari video yang diterima Tribunnews, tampak kerumunan massa seragam mengenakan pakaian serba hitam dan putih. Mereka tampak sudah mulai melakukan orasi di lapangan. Dari spanduk yang tertera di badan truk, tempat orator berorasi, ada sejumlah tuntutan yang dilayangkan oleh para pendemo. Di antaranya pengangkatan ASN/P3K guru swasta tanpa diskriminasi, membuka kembali inpassing guru swasta dan pembayaran tunggakan. Adapun aksi demonstrasi besar-besaran ini digalang oleh Koordinator Aksi Nasional Guru Madrasah Swasta, Fahru Rizal. Ia menyebut bahwa demonstrasi melibatkan perwakilan guru dari tujuh provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi, dan Papua. Dari Kabupaten Pandeglang sendiri, diperkirakan sekitar 1.000 guru madrasah berangkat menuju Jakarta menggunakan 15 bus dan 50 mobil pribadi. Pemberangkatan massa dilakukan Rabu malam, sekitar pukul 22.00 WIB, dengan titik kumpul di Masjid Istiqlal. Sementara dari wilayah Banten secara keseluruhan, tercatat ada 40 hingga 50 bus tambahan yang membawa sekitar 3.000 peserta aksi. Fahru menjelaskan, aksi ini digelar untuk menuntut perubahan aturan pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang dinilai diskriminatif terhadap guru madrasah swasta. Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang ASN, hanya tenaga pendidik yang bekerja di instansi pemerintah yang dapat mengikuti seleksi P3K. Hal itu membuat ribuan guru madrasah swasta tertutup peluang menjadi aparatur negara. Ia menambahkan, banyak guru madrasah swasta telah mengabdi puluhan tahun namun belum memiliki kepastian status kepegawaian. Selain itu, dalam aksi demo, para guru madrasah swasta menuntut revisi Undang-Undang ASN agar mereka juga bisa mengikuti seleksi P3K secara adil. Selain itu, mereka mendesak pemerintah untuk menghapus diskriminasi terhadap guru swasta dan menjalankan amanat konstitusi tentang pemerataan kesejahteraan tenaga pendidik. #guruhonorer #asn #pppk

About