@alxiss_: My frontal lobe developed and I can’t stand the stink of the public in bars on holidays #halloween #homebody #halloween2025 #inside

Alexis | Lifestyle Creator 💫
Alexis | Lifestyle Creator 💫
Open In TikTok:
Region: US
Saturday 01 November 2025 03:19:19 GMT
87
11
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @alxiss_, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov: Sudah empat bulan kamu dan Jungwon tak lagi bicara akibat pertengkaran hebat di suatu malam.  Penyebabnya adalah kamu merasa tak terima ketika mengetahui fakta masa lalu Jungwon yang sering membawa wanita ke dalam rumah—tepatnya di kamar. Meskipun itu adalah bayang-bayang masa lalu, kamu tetap tidak terima. Merasa dibohongi, padahal pernikahan kalian terlaksana di atas kertas. Dan pada malam ini, kamu baru saja tiba di rumah dengan tangan yang menjinjing kresek berisikan buah-buahan. Kepala pelayan menyambut lembut kedatanganmu dengan senyuman dan sigap meraih barang bawaanmu.
Pov: Sudah empat bulan kamu dan Jungwon tak lagi bicara akibat pertengkaran hebat di suatu malam. Penyebabnya adalah kamu merasa tak terima ketika mengetahui fakta masa lalu Jungwon yang sering membawa wanita ke dalam rumah—tepatnya di kamar. Meskipun itu adalah bayang-bayang masa lalu, kamu tetap tidak terima. Merasa dibohongi, padahal pernikahan kalian terlaksana di atas kertas. Dan pada malam ini, kamu baru saja tiba di rumah dengan tangan yang menjinjing kresek berisikan buah-buahan. Kepala pelayan menyambut lembut kedatanganmu dengan senyuman dan sigap meraih barang bawaanmu. "Baru pulang?" Suara dari ambang pintu kamar membuat kamu menoleh. Jungwon berdiri—menyenderkan tubuhnya pada kusen pintu, menatapmu tajam. Udara di dalam rumah berubah menjadi dingin, seolah perang dunia akan terjadi sengit sekali lagi. Matamu tak ingin bertemu dengan milik Jungwon sehingga kamu hanya menggenggam erat tangan sendiri, menahan gejolak amarah yang nyaris meluncur. Dengan anggukan kecil, kamu kembali fokus pada buah-buahan yang sedang di bersihkan oleh para pembantu. "Bi, tolong dikupas ya. Setelah mandi aku akan turun untuk makan." "Aku lagi bicara sama kamu, Y/N," katanya lantang, bergema dalam rumah. Kamu menarik napas dalam-dalam kemudian membuangnya kasar. Tanpa melirik kamu berkata dengan nada yang terdengar acuh tak acuh, "aku nggak mau bicara sama kamu." "Kalian semua saya pecat!" Mendengar keputusan yang tak wajar keluar dari mulutnya, menyulut emosimu. "Kamu serius? Jungwon, mereka orang-orang yang ibu pekerjakan!" ucapmu tak percaya, alis terangkat tinggi sementara tanganmu mengepal tak sadar di sisi tubuhmu. "Bibi, lupain yang barusan dia katakan. Kalian boleh bekerja seperti biasa," katamu cepat kepada para pelayan yang kini menunduk ketakutan. "Aku yang berkuasa di rumah ini. Aku tau apa yang harus dilakukan, dan kamu nggak berhak perintah pelayan-pelayan aku!" seru Jungwon, nadanya meninggi serta wajah yang memerah akibat emosi. "Ini rumah aku. Uang aku. Dan aturan aku," lanjutnya dengan penekanan di tiap kata. Suara dinginnya menusuk dirimu, dan menambah ketegangan di antara kalian. "Berarti aku nggak ada hak di sini?" tanyamu spontan. "Iya. Kalau mau pergi, silahkan. Kemasi barang-barang kamu." Dan kamu benar-benar pergi. Langkah kaki membawamu keluar dengan menyeret koper besar. Setiap pijakan begitu terasa emosi—marah, sakit hati dan kecewa. Kamu tak lagi tahan. Mungkin ini, jalan terbaiknya. Di belakangmu, Jungwon hanya berdiri membeku, kedua tangannya mengepal, matanya bergetar seolah tak percaya kamu benar-benar meninggalkannya. Waktu berlalu begitu cepat. Setelah sebulan berada jauh dari Jungwon kini batinmu terasa jauh lebih tenang. Namun, sesekali kamu teringat padanya. Hingga sampailah malam ini—setelah mandi dan bersiap untuk tidur, kepala pelayan menelponmu. Awalnya kamu merasa bimbang, antara harus angkat atau tidak. Tapi jemarimu spontan memencet tombol hijau yang tertera di layar ponsel. Kamu mendapat kabar Jungwon saat ini sedang sakit. Ia tak pernah keluar dari kamar, tak mau minum obat, dan tak ke kantor dua minggu belakangan. Saat mendengarnya, dadamu terasa diremas. Ingin rasanya kamu pura-pura tak peduli, toh dia yang mengusirmu pergi. Tapi hatimu menolak. Dan pada akhirnya kamu pergi. Sesampainya di dalam kamar, yang dulu kalian tempati—di sanalah Jungwon terbaring. Wajahnya memang tak begitu pucat, namun penampilannya.... berantakan. Ketika matanya melirikmu, ia membuang muka lalu menutupnya dengan bantal. Tak ingin kelemahannya dilihat. "Kok bisa sakit?" tanyamu sembari berjalan mendekati sofa di samping kasur. "Namanya juga manusia, kalau nggak sakit berarti aku dewa," jawabnya sarkas. Kamu melirik obat-obat yang tak tersentuh, bubur yang masih utuh. "Minum dulu obatnya," ucapmu pelan seraya mengambil beberapa pil dari nakas dan menyodorkan padanya. Namun, entah karena gengsi atau apa, ia sama sekali tak bergerak. Kamu kesal. ( Lanjut di komentar ) #pov #enhypen #jungwon #foryoupage #fyp

About