@kaka_ralho: fui,mas querando ficar #fypp #parati #fyp

𝒦𝒶𝒾𝓁𝓁𝒶𝓃𝑒 𑣲

Open In TikTok:

Region: BR

Monday 03 November 2025 16:41:46 GMT

4588

1091

2

29

Music

Download

No Watermark .mp4 (1.95MB) No Watermark(HD) .mp4 (1.95MB) Watermark .mp4 (2.07MB) Music .mp3

Comments

n a n y :

e é nessas horas que vc entende a pessoa que também um dia foi embora

2025-11-03 18:14:46

2

júpiter :

no fim nos fechamos tanto que podemos deixar uma pessoa incrível ir embora por medo de se abrir de novo pra alguém.

2025-11-04 03:16:26

0

To see more videos from user @kaka_ralho, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

|20:40|#tipografia #vaiprafy #foryou #foryourpage

|20:40|#tipografia #vaiprafy #foryou #foryourpage

#battlefield6 #game #trailer #aaa #fpy

#battlefield6 #game #trailer #aaa #fpy

POV: Sejak kecil, Y/N tinggal di sebuah panti asuhan. Ia tidak pernah tahu siapa orang tuanya dan ke mana mereka pergi. Pernah suatu kali ia menanyakan hal itu pada ibu panti, tapi perempuan tua itu hanya menggeleng pelan. “Ibu juga nggak tahu, Nak. Kamu ditemukan di depan pintu panti saat masih bayi,” begitu jawabnya waktu itu. Sejak kecil Y/N punya seorang sahabat bernama Resa — sama-sama anak panti, sama-sama tumbuh tanpa keluarga. Mereka selalu bersama, belajar, bermain, bahkan berbagi mimpi kecil tentang “rumah” yang hangat dan penuh kasih. Namun, saat usia mereka menginjak sepuluh tahun, Resa diadopsi oleh keluarga barunya. Hari itu menjadi hari paling sedih bagi Y/N. Mereka berpisah dengan air mata, meski keduanya tahu, itu memang sudah takdir. Waktu terus berjalan. Y/N tumbuh menjadi remaja berusia 15 tahun. Tepat di hari ulang tahunnya, ia mendapat kabar yang membuatnya terharu — ada keluarga yang ingin mengadopsinya. Ibu panti tersenyum bahagia sekaligus sedih, “Akhirnya kamu juga punya rumah, Nak. Ibu senang sekali, tapi ibu pasti kangen.” Y/N memeluknya erat sebelum pergi. Hari itu ia berangkat membawa harapan besar tentang kasih sayang yang selama ini ia impikan. Keluarga barunya terlihat sangat baik. Ayah dan ibu angkatnya memperlakukan Y/N dengan lembut. Ia bahkan memiliki kamar pribadi — sesuatu yang dulu hanya bisa ia bayangkan. Untuk pertama kalinya dalam hidup, Y/N merasa memiliki tempat untuk pulang. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Suatu malam, sekitar pukul satu, Y/N terbangun karena haus. Ia berniat mengambil air di dapur belakang, tapi langkahnya terhenti. Dari salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka, terdengar suara orang tuanya berbicara dengan nada serius. Awalnya Y/N ragu, tapi rasa penasaran membuatnya mendekat. Ia mengintip pelan dan mendengar pembicaraan mereka. “Akhirnya kita berhasil membawa anak perempuan itu.” “Iya… mulai sekarang kita nggak perlu lagi melakukan hubungan itu. Nanti… biar dia yang gantiin.” Y/N terdiam. Ia tidak benar-benar paham maksud kata-kata mereka. “Hubungan biologis” itu apa? pikirnya polos. Ia hanya tahu kalimat itu terasa aneh… dan dingin. Dua tahun berlalu sejak malam itu — dua tahun yang menjadi awal dari semua luka yang ia rasakan. Sekarang Y/N sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Namun, bayangan masa lalu itu masih menghantuinya. Ia pernah menjadi seseorang yang diperlakukan bukan sebagai anak, tapi sebagai 'barang' — digunakan ketika dibutuhkan, dibuang ketika dianggap rusak. Setahun yang lalu, Y/N akhirnya dikembalikan ke panti asuhan. Kondisi mentalnya hancur, tubuhnya lemah, dan harapan tentang “keluarga” sirna begitu saja. Keluarga yang dulu ia anggap penyelamat, justru menjadi alasan kenapa ia takut menyebut kata rumah lagi. Hari-hari Y/N di panti kembali berjalan seperti dulu, tapi kali ini terasa berbeda. Ia bukan lagi anak kecil yang menunggu untuk diadopsi, melainkan remaja yang sudah melewati banyak hal. Meski sering tersenyum dan membantu anak-anak lain, ada bagian dari dirinya yang masih retak — bagian yang menyimpan trauma dari masa lalu yang belum sepenuhnya sembuh. Y/N tumbuh menjadi anak yang cerdas. Ia sering membantu ibu panti mengajar anak-anak kecil membaca dan berhitung. Semua orang di panti mengenalnya sebagai sosok yang sabar, lembut, dan penuh kasih. Namun di balik setiap senyum, masih ada malam-malam di mana ia terbangun karena mimpi buruk, mengingat suara dan bayangan yang tidak ingin ia kenang lagi. Suatu hari, ibu panti memanggil Y/N ke ruangannya. “Nak, ada kabar baik. Ada tawaran beasiswa untukmu,” kata ibu panti dengan senyum bangga. Y/N terdiam lama. Ia tidak pernah benar-benar berpikir untuk kuliah. Baginya, membantu dan mengurus anak-anak di panti sudah cukup membuatnya bahagia. “Tapi, Bu... kalau aku kuliah, nanti siapa yang bantu ngurus mereka?” “Kamu bisa bantu lebih banyak orang kalau kamu punya ilmu, Nak,” jawab ibu panti lembut. “Ibu ingin kamu punya masa depan yang lebih luas.” (lanjut dikomen) #fyp #FYP #jay #jayenhypen #foryou

POV: Sejak kecil, Y/N tinggal di sebuah panti asuhan. Ia tidak pernah tahu siapa orang tuanya dan ke mana mereka pergi. Pernah suatu kali ia menanyakan hal itu pada ibu panti, tapi perempuan tua itu hanya menggeleng pelan. “Ibu juga nggak tahu, Nak. Kamu ditemukan di depan pintu panti saat masih bayi,” begitu jawabnya waktu itu. Sejak kecil Y/N punya seorang sahabat bernama Resa — sama-sama anak panti, sama-sama tumbuh tanpa keluarga. Mereka selalu bersama, belajar, bermain, bahkan berbagi mimpi kecil tentang “rumah” yang hangat dan penuh kasih. Namun, saat usia mereka menginjak sepuluh tahun, Resa diadopsi oleh keluarga barunya. Hari itu menjadi hari paling sedih bagi Y/N. Mereka berpisah dengan air mata, meski keduanya tahu, itu memang sudah takdir. Waktu terus berjalan. Y/N tumbuh menjadi remaja berusia 15 tahun. Tepat di hari ulang tahunnya, ia mendapat kabar yang membuatnya terharu — ada keluarga yang ingin mengadopsinya. Ibu panti tersenyum bahagia sekaligus sedih, “Akhirnya kamu juga punya rumah, Nak. Ibu senang sekali, tapi ibu pasti kangen.” Y/N memeluknya erat sebelum pergi. Hari itu ia berangkat membawa harapan besar tentang kasih sayang yang selama ini ia impikan. Keluarga barunya terlihat sangat baik. Ayah dan ibu angkatnya memperlakukan Y/N dengan lembut. Ia bahkan memiliki kamar pribadi — sesuatu yang dulu hanya bisa ia bayangkan. Untuk pertama kalinya dalam hidup, Y/N merasa memiliki tempat untuk pulang. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Suatu malam, sekitar pukul satu, Y/N terbangun karena haus. Ia berniat mengambil air di dapur belakang, tapi langkahnya terhenti. Dari salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka, terdengar suara orang tuanya berbicara dengan nada serius. Awalnya Y/N ragu, tapi rasa penasaran membuatnya mendekat. Ia mengintip pelan dan mendengar pembicaraan mereka. “Akhirnya kita berhasil membawa anak perempuan itu.” “Iya… mulai sekarang kita nggak perlu lagi melakukan hubungan itu. Nanti… biar dia yang gantiin.” Y/N terdiam. Ia tidak benar-benar paham maksud kata-kata mereka. “Hubungan biologis” itu apa? pikirnya polos. Ia hanya tahu kalimat itu terasa aneh… dan dingin. Dua tahun berlalu sejak malam itu — dua tahun yang menjadi awal dari semua luka yang ia rasakan. Sekarang Y/N sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Namun, bayangan masa lalu itu masih menghantuinya. Ia pernah menjadi seseorang yang diperlakukan bukan sebagai anak, tapi sebagai 'barang' — digunakan ketika dibutuhkan, dibuang ketika dianggap rusak. Setahun yang lalu, Y/N akhirnya dikembalikan ke panti asuhan. Kondisi mentalnya hancur, tubuhnya lemah, dan harapan tentang “keluarga” sirna begitu saja. Keluarga yang dulu ia anggap penyelamat, justru menjadi alasan kenapa ia takut menyebut kata rumah lagi. Hari-hari Y/N di panti kembali berjalan seperti dulu, tapi kali ini terasa berbeda. Ia bukan lagi anak kecil yang menunggu untuk diadopsi, melainkan remaja yang sudah melewati banyak hal. Meski sering tersenyum dan membantu anak-anak lain, ada bagian dari dirinya yang masih retak — bagian yang menyimpan trauma dari masa lalu yang belum sepenuhnya sembuh. Y/N tumbuh menjadi anak yang cerdas. Ia sering membantu ibu panti mengajar anak-anak kecil membaca dan berhitung. Semua orang di panti mengenalnya sebagai sosok yang sabar, lembut, dan penuh kasih. Namun di balik setiap senyum, masih ada malam-malam di mana ia terbangun karena mimpi buruk, mengingat suara dan bayangan yang tidak ingin ia kenang lagi. Suatu hari, ibu panti memanggil Y/N ke ruangannya. “Nak, ada kabar baik. Ada tawaran beasiswa untukmu,” kata ibu panti dengan senyum bangga. Y/N terdiam lama. Ia tidak pernah benar-benar berpikir untuk kuliah. Baginya, membantu dan mengurus anak-anak di panti sudah cukup membuatnya bahagia. “Tapi, Bu... kalau aku kuliah, nanti siapa yang bantu ngurus mereka?” “Kamu bisa bantu lebih banyak orang kalau kamu punya ilmu, Nak,” jawab ibu panti lembut. “Ibu ingin kamu punya masa depan yang lebih luas.” (lanjut dikomen) #fyp #FYP #jay #jayenhypen #foryou

Pesona Kebaya cantik karnaval #dance #karnaval #karnavalsoundsystem #fyp

Pesona Kebaya cantik karnaval #dance #karnaval #karnavalsoundsystem #fyp

Naxçıvanda f*ciənin baş verdiyi ev Qeyd edək ki, Naxçıvanın Şahbuz rayonu Ayrınc kəndində yerləşən istirahət mərkəzlərinin birində faciə baş verib. İstirahət mərkəzində su üzərində olan platformanın aşması nəticəsində 3 nəfər dünyasını dəyişib. İstirahət mərkəzində olanlardan biri isə xəstəxanaya aparılarkən yolda dünyasını dəyişib. Hadisədən sonra təcili tibbi yardım avtomobili ilə birgə xəstəxanaya yollanan ailə üzvləri isə yolda qəzaya düşüb.

Naxçıvanda f*ciənin baş verdiyi ev Qeyd edək ki, Naxçıvanın Şahbuz rayonu Ayrınc kəndində yerləşən istirahət mərkəzlərinin birində faciə baş verib. İstirahət mərkəzində su üzərində olan platformanın aşması nəticəsində 3 nəfər dünyasını dəyişib. İstirahət mərkəzində olanlardan biri isə xəstəxanaya aparılarkən yolda dünyasını dəyişib. Hadisədən sonra təcili tibbi yardım avtomobili ilə birgə xəstəxanaya yollanan ailə üzvləri isə yolda qəzaya düşüb.

About

Robot

Legal

Privacy Policy