@mecovideo: #eleenloly❤️😍

Mideos
Mideos
Open In TikTok:
Region: GT
Tuesday 04 November 2025 15:43:09 GMT
73314
5148
47
186

Music

Download

Comments

casavona._pipers
Da biggest gir :
One two three four five
2025-11-29 03:38:22
10
menace8926
MenaceDennis :
Imagine how fun a little one can be like her
2025-11-29 18:50:59
12
edy_gary_sl
Edgar SL :
@tenns69
2025-11-07 04:26:13
7
eliasestigarribia95
Alex :
Imagina las posibilidades
2025-12-05 11:45:08
0
xalissaq
Alissa 🎀 :
@Alissa 🎀: @Todd Howard: yes algorithm I am very much extremely interested in this exact kind of content 🥰
2025-12-01 04:01:21
1
dos.mas7
Dos Mas :
@ayqueriko
2025-12-04 22:16:31
0
fairtarii
tari 𝜗𝜚˚⋆ :
thats a little kid..
2025-12-03 12:59:41
0
sofys23_
Sofía sexi :
q bien @Sofys77_7789
2025-11-28 20:34:23
1
parkerjd57
parkerjd57 :
Cute ☺️
2025-12-03 11:44:24
0
www.player__457
Player 457 :
DIOS 😍😍
2025-11-30 03:07:19
3
t040990
T :
one two three four five
2025-11-28 08:09:28
6
david5039845
david5039845 :
wow
2025-12-03 02:08:38
0
user20986373908381
yovanny564 :
hermosa princesa 🥰
2025-11-29 00:17:37
0
eliasestigarribia95
Alex :
Monta muy bien
2025-12-05 11:44:50
1
danushka8260
Danushka :
I wanna sit right behind her 😍
2025-11-06 09:27:33
38
robinson.campover4
Robinson Campoverde :
😁🥰🥰😁
2025-11-05 04:17:57
6
usuario_1995928
Usuario987654321 :
❤❤❤
2025-11-06 20:12:43
5
vf.cv13
Hj :
💋💋💋😍😍😍
2025-11-06 19:28:00
5
francyvaronsanti
francyvaron4 Santi Santi :
😇😇😇
2025-11-04 22:47:44
4
rickf15
rickf15 :
❤❤❤
2025-11-07 18:25:12
3
carlosbenjamindiaz
carlosbenjamindiaz :
😳😂
2025-11-07 18:16:06
3
jayt3324
JayT :
😋
2025-11-07 05:19:00
5
juan.carlos.romer540
Juan carlos Romero :
🥰🥰🥰
2025-11-06 03:26:51
4
abrego.gracias
abrego gracias :
💯💯💯
2025-11-05 21:22:16
4
lauren8771
lauren8771 :
🥰🥰🥰
2025-11-09 08:01:14
1
To see more videos from user @mecovideo, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV  Sejak awal, hubungan Y/n dan Sunghoon hanya sebatas hubungan tanpa status yang sekadar saling memberi ‘keuntungan’ satu sama lain. Dua tahun sudah mereka menjalaninya, semua berjalan cukup baik Sunghoon mencukupi semua kebutuhan y/n bahkan memberikan blackcardnya tanpa ragu sementara y/n hanya datang saat sunghoon membutuhkannya. Namun malam itu, setelah sesi panas kembali usai, tatapan Sunghoon berbeda. Tidak lagi dingin seperti biasanya, ada sesuatu yang asing dan dalam di matanya. “Ayo kita menikah.” Y/n menoleh cepat, terperangah mendengar ucapan pria yang selama ini selalu menjaga jarak emosional. “Aku nggak tertarik.” Y/n segera membalikkan badan, membelakanginya. “Kamu akan menyesal.” Y/n tetap diam, enggan menanggapi. “Tawaran terakhir,” suara Sunghoon terdengar datar tapi tegas, “ayo kita menikah.” Menghela napas kasar, Y/n akhirnya berbalik menatapnya. “Apa kurang jelas jawabanku? Aku. Nggak. Tertarik. Untuk. Menikah.” Sunghoon menutup matanya sejenak, lalu menghela napas panjang. “Baiklah. Kalau begitu, kita akhiri saja hubungan ini.” Y/n tersenyum miring, penuh sarkas. “Silakan.” Wajahnya datar, langkahnya ringan menuju kamar mandi, meninggalkan Sunghoon yang masih duduk di tepi ranjang dengan ekspresi tak terbaca. Sejak malam itu, keduanya tak pernah lagi bertemu secara pribadi. Di kampus, di mana Sunghoon adalah dosen muda, mereka hanya sebatas orang asing. Jika dulu masih bisa saling bertukar tatapan sekilas, kini pria itu lebih dingin dari siapa pun. Hingga suatu malam, takdir kembali mempertemukan mereka. Bukan di apartemen, bukan di hotel, melainkan di ruang makan besar rumah keluarga Y/n. Y/n sontak terdiam ketika melihat Sunghoon masuk dengan setelan formal rapi, diiringi kedua orang tuanya. Senyumnya ramah, sikapnya hangat kepada semua orang, tapi tak sekalipun ia menoleh ke arah Y/n. “Jadi bagaimana? Apa kita bisa mulai membahas rencana pernikahan anak-anak kita?” ucap Mama Y/n dengan penuh antusias. “Tentu saja,” sahut ayah Sunghoon dengan bangga. “Ini putra saya, Park Sunghoon. Usianya tiga puluh tahun. Selain menjadi dosen, ia juga memiliki beberapa usaha yang cukup menjanjikan untuk masa depan.” Sunghoon hanya mengangguk sopan, tetap menampilkan senyum ramah. Y/n membeku di kursinya. Apakah Sunghoon benar-benar melangkah sejauh ini hanya untuk membuatku mau menikah dengannya? Namun detik berikutnya, kenyataan menamparnya keras. “Dan ini anak pertama saya, Aurora, 29 tahun. Dia seorang model sekaligus aktivis sosial.” Sunghoon berdiri. Dengan senyum lembut yang sangat jarang, bahkan mungkin belum pernah Y/n lihat, ia mengulurkan tangan pada Aurora. Y/n hanya bisa terdiam, membeku. Ia terlalu percaya diri. Nyatanya, malam itu adalah malam yang membahas rencana pernikahan Sunghoon dengan kakaknya sendiri.
POV Sejak awal, hubungan Y/n dan Sunghoon hanya sebatas hubungan tanpa status yang sekadar saling memberi ‘keuntungan’ satu sama lain. Dua tahun sudah mereka menjalaninya, semua berjalan cukup baik Sunghoon mencukupi semua kebutuhan y/n bahkan memberikan blackcardnya tanpa ragu sementara y/n hanya datang saat sunghoon membutuhkannya. Namun malam itu, setelah sesi panas kembali usai, tatapan Sunghoon berbeda. Tidak lagi dingin seperti biasanya, ada sesuatu yang asing dan dalam di matanya. “Ayo kita menikah.” Y/n menoleh cepat, terperangah mendengar ucapan pria yang selama ini selalu menjaga jarak emosional. “Aku nggak tertarik.” Y/n segera membalikkan badan, membelakanginya. “Kamu akan menyesal.” Y/n tetap diam, enggan menanggapi. “Tawaran terakhir,” suara Sunghoon terdengar datar tapi tegas, “ayo kita menikah.” Menghela napas kasar, Y/n akhirnya berbalik menatapnya. “Apa kurang jelas jawabanku? Aku. Nggak. Tertarik. Untuk. Menikah.” Sunghoon menutup matanya sejenak, lalu menghela napas panjang. “Baiklah. Kalau begitu, kita akhiri saja hubungan ini.” Y/n tersenyum miring, penuh sarkas. “Silakan.” Wajahnya datar, langkahnya ringan menuju kamar mandi, meninggalkan Sunghoon yang masih duduk di tepi ranjang dengan ekspresi tak terbaca. Sejak malam itu, keduanya tak pernah lagi bertemu secara pribadi. Di kampus, di mana Sunghoon adalah dosen muda, mereka hanya sebatas orang asing. Jika dulu masih bisa saling bertukar tatapan sekilas, kini pria itu lebih dingin dari siapa pun. Hingga suatu malam, takdir kembali mempertemukan mereka. Bukan di apartemen, bukan di hotel, melainkan di ruang makan besar rumah keluarga Y/n. Y/n sontak terdiam ketika melihat Sunghoon masuk dengan setelan formal rapi, diiringi kedua orang tuanya. Senyumnya ramah, sikapnya hangat kepada semua orang, tapi tak sekalipun ia menoleh ke arah Y/n. “Jadi bagaimana? Apa kita bisa mulai membahas rencana pernikahan anak-anak kita?” ucap Mama Y/n dengan penuh antusias. “Tentu saja,” sahut ayah Sunghoon dengan bangga. “Ini putra saya, Park Sunghoon. Usianya tiga puluh tahun. Selain menjadi dosen, ia juga memiliki beberapa usaha yang cukup menjanjikan untuk masa depan.” Sunghoon hanya mengangguk sopan, tetap menampilkan senyum ramah. Y/n membeku di kursinya. Apakah Sunghoon benar-benar melangkah sejauh ini hanya untuk membuatku mau menikah dengannya? Namun detik berikutnya, kenyataan menamparnya keras. “Dan ini anak pertama saya, Aurora, 29 tahun. Dia seorang model sekaligus aktivis sosial.” Sunghoon berdiri. Dengan senyum lembut yang sangat jarang, bahkan mungkin belum pernah Y/n lihat, ia mengulurkan tangan pada Aurora. Y/n hanya bisa terdiam, membeku. Ia terlalu percaya diri. Nyatanya, malam itu adalah malam yang membahas rencana pernikahan Sunghoon dengan kakaknya sendiri.

About