@all_music_genre: #standherealone

all_Music
all_Music
Open In TikTok:
Region: ID
Thursday 06 November 2025 12:50:17 GMT
49202
2813
8
73

Music

Download

Comments

errsigit
ER Sigit :
tp satu hal yg tidak kau tauuuuuu
2025-11-06 23:49:31
5
ojondj
Joni Pranata120 :
SHA TERBAIK 🤘🔥
2025-11-27 15:11:05
2
dedy.pea
dedy🐼 :
like
2025-11-29 04:01:08
0
jhs.pigeon.17
JHS Pigeon 17 :
hobahhhhh...💃💃💃
2025-11-06 15:51:51
2
mhsadelbdjo
Aditya :
🥰
2025-11-22 08:53:53
1
mhsadelbdjo
Aditya :
😁
2025-11-22 08:53:53
1
mhsadelbdjo
Aditya :
😁
2025-11-22 08:53:53
1
ikypayy
ikypayy :
beeeugh 🔥
2025-11-20 11:59:50
1
To see more videos from user @all_music_genre, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Seruan Amien Rais; Saatnya Adili Jokowi Dalam sebuah video yang dirilis awal Oktober 2025, tokoh reformasi dan Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, melontarkan pernyataan yang mengguncang ruang publik; “Bangsa Indonesia harus bangga karena banyak tokoh menuntut Jokowi di*dili.” Pernyataan ini bukan sekadar kritik politik, melainkan refleksi dari dinamika hukum, moralitas, dan demokrasi yang sedang diuji di Indonesia. Pernyataan Amien Rais muncul setelah aksi demonstrasi Gerakan Lintas Aliansi Adili Koruptor (GLADIATOR) di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Dalam aksi tersebut, sejumlah tokoh nasional, aktivis, dan pegiat antikorupsi membawa spanduk bertuliskan “T*ngkap Jokowi”, “Ad*li Jokowi”, hingga “Dosa Jokowi Jadikan Polri Alat Penguasa”. Amien menyebut bahwa keberanian para tokoh ini adalah bentuk kedewasaan demokrasi. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang berani mengoreksi pemimpinnya, bukan membiarkan kesalahan berlalu begitu saja,” ujarnya dalam video yang dikutip dari kanal YouTube resminya. Secara hukum, tuntutan terhadap mantan Presiden bukan hal yang mustahil. Namun, prosesnya harus melalui mekanisme konstitusional dan pembuktian yang kuat. Dalam konteks ini, Amien Rais bahkan membeberkan lima alasan mengapa Jokowi layak di*dili, mulai dari dugaan pelanggaran konstitusi, pembentukan dinasti politik, hingga penggunaan aparat negara untuk kepentingan kekuasaan. Namun, pertanyaannya; apakah pernyataan dan aksi ini bisa dikategorikan sebagai bentuk kebebasan berpendapat, atau justru berpotensi melanggar hukum jika tak disertai bukti yang sah? Pernyataan Amien Rais menggugah kesadaran publik bahwa demokrasi bukan hanya soal pemilu, tapi juga soal akuntabilitas kekuasaan. Ketika tokoh-tokoh berani menyuarakan kritik keras terhadap mantan presiden, itu bisa dibaca sebagai sinyal bahwa ruang sipil masih hidup—meski penuh risiko. Namun, narasi ini juga mengandung paradoks; apakah bangsa ini benar-benar bangga ketika tokoh-tokoh harus turun ke jalan untuk menuntut keadilan? Ataukah ini justru cermin dari sistem hukum yang belum sepenuhnya dipercaya? Pernyataan Amien Rais bukan hanya pr*vokatif, tapi juga reflektif. Ia menantang publik untuk tidak diam, untuk tidak takut mengoreksi kekuasaan, dan untuk tetap percaya bahwa hukum adalah alat keadilan, bukan alat kekuasaan. Apakah bangsa ini benar-benar bangga? Atau justru sedang bertanya; ke mana arah hukum dan demokrasi kita? Salam Keadilan, Advokat Darius Leka, S.H.  #amienrais #adilijokowi #gladiator #foryou #fyp
Seruan Amien Rais; Saatnya Adili Jokowi Dalam sebuah video yang dirilis awal Oktober 2025, tokoh reformasi dan Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, melontarkan pernyataan yang mengguncang ruang publik; “Bangsa Indonesia harus bangga karena banyak tokoh menuntut Jokowi di*dili.” Pernyataan ini bukan sekadar kritik politik, melainkan refleksi dari dinamika hukum, moralitas, dan demokrasi yang sedang diuji di Indonesia. Pernyataan Amien Rais muncul setelah aksi demonstrasi Gerakan Lintas Aliansi Adili Koruptor (GLADIATOR) di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Dalam aksi tersebut, sejumlah tokoh nasional, aktivis, dan pegiat antikorupsi membawa spanduk bertuliskan “T*ngkap Jokowi”, “Ad*li Jokowi”, hingga “Dosa Jokowi Jadikan Polri Alat Penguasa”. Amien menyebut bahwa keberanian para tokoh ini adalah bentuk kedewasaan demokrasi. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang berani mengoreksi pemimpinnya, bukan membiarkan kesalahan berlalu begitu saja,” ujarnya dalam video yang dikutip dari kanal YouTube resminya. Secara hukum, tuntutan terhadap mantan Presiden bukan hal yang mustahil. Namun, prosesnya harus melalui mekanisme konstitusional dan pembuktian yang kuat. Dalam konteks ini, Amien Rais bahkan membeberkan lima alasan mengapa Jokowi layak di*dili, mulai dari dugaan pelanggaran konstitusi, pembentukan dinasti politik, hingga penggunaan aparat negara untuk kepentingan kekuasaan. Namun, pertanyaannya; apakah pernyataan dan aksi ini bisa dikategorikan sebagai bentuk kebebasan berpendapat, atau justru berpotensi melanggar hukum jika tak disertai bukti yang sah? Pernyataan Amien Rais menggugah kesadaran publik bahwa demokrasi bukan hanya soal pemilu, tapi juga soal akuntabilitas kekuasaan. Ketika tokoh-tokoh berani menyuarakan kritik keras terhadap mantan presiden, itu bisa dibaca sebagai sinyal bahwa ruang sipil masih hidup—meski penuh risiko. Namun, narasi ini juga mengandung paradoks; apakah bangsa ini benar-benar bangga ketika tokoh-tokoh harus turun ke jalan untuk menuntut keadilan? Ataukah ini justru cermin dari sistem hukum yang belum sepenuhnya dipercaya? Pernyataan Amien Rais bukan hanya pr*vokatif, tapi juga reflektif. Ia menantang publik untuk tidak diam, untuk tidak takut mengoreksi kekuasaan, dan untuk tetap percaya bahwa hukum adalah alat keadilan, bukan alat kekuasaan. Apakah bangsa ini benar-benar bangga? Atau justru sedang bertanya; ke mana arah hukum dan demokrasi kita? Salam Keadilan, Advokat Darius Leka, S.H. #amienrais #adilijokowi #gladiator #foryou #fyp

About