jualbuatuangkuliah :
*Liberalisme dan Erosi Nilai-Nilai Pancasila di Era Modern 2025*
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, paham liberalisme semakin mengakar kuat di berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Liberalisme yang menekankan kebebasan individu tanpa batas sering kali bertentangan dengan semangat kebersamaan, gotong royong, dan keadilan sosial yang menjadi dasar nilai-nilai Pancasila. Tahun 2025 menjadi masa yang menantang, ketika arus informasi global kian deras dan budaya individualisme makin dipandang sebagai ukuran kemajuan.
Nilai pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mulai tergeser oleh pandangan sekular-liberal yang menempatkan agama hanya pada ruang pribadi. Dalam konteks ini, nilai spiritualitas kehilangan peran dalam kehidupan sosial dan politik, seolah moralitas dapat berdiri tanpa landasan iman. Padahal, Pancasila menegaskan bahwa kehidupan bangsa harus berakar pada nilai ketuhanan yang menuntun etika publik.
Nilai kedua dan ketiga, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia, juga mengalami ujian. Liberalisme mendorong fragmentasi sosial dan melemahkan rasa persatuan karena menonjolkan kebebasan individu di atas kepentingan bersama. Akibatnya, semangat gotong royong dan solidaritas sosial semakin luntur, digantikan dengan sikap acuh dan kompetisi yang tidak sehat antarwarga.
Dalam bidang ekonomi, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia terancam oleh liberalisasi pasar yang berlebihan. Prinsip ekonomi rakyat yang diamanatkan Pancasila tergantikan oleh sistem ekonomi kapitalistik yang mengutamakan keuntungan individu dan korporasi besar. Ketimpangan ekonomi pun makin melebar, menggerus rasa keadilan dan kebersamaan.
Oleh karena itu, di tahun 2025, bangsa Indonesia harus kembali meneguhkan Pancasila sebagai pedoman hidup, bukan sekadar simbol. Liberalisme dapat memberikan ruang bagi kreativitas dan kebebasan berpikir, tetapi tanpa batas moral dan tanggung jawab sosial, ia justru merusak sendi-sendi kebangsaan. Pancasila harus menjadi filter dalam menerima pengaruh global—agar Indonesia tetap maju tanpa kehilangan jati diri.
2025-11-09 20:19:16