@restamylovee: idk

adin ᢉ𐭩
adin ᢉ𐭩
Open In TikTok:
Region: ID
Monday 10 November 2025 03:54:39 GMT
1733
204
7
8

Music

Download

Comments

punya_arum
A. :
Ga bisa bahasa ingres kaks🙉
2025-11-10 10:40:57
0
dwksmawtii
dewimw :
ini yg suka nyanyi lapor ketua?
2025-11-10 16:51:39
0
junklife4.0
YK :
hahah simple tapi past tense 😂
2025-11-10 19:49:17
0
24magic_
tothemoon :
keren deh din
2025-11-10 09:51:15
0
iiooo_
ioo :
tinju aja kak
2025-11-10 16:53:46
0
embuul.fish
Embuul :
🧐🧐🧐
2025-11-10 05:14:46
0
byaltome_
ALI AKBAR BY TANJUNG :
🙈🙈🙈
2025-11-10 04:01:06
0
To see more videos from user @restamylovee, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja mewisuda para lulusan S1, S2, sampai S3. Pada wisudawan doktor (S3), rata-rata usia lulusan Program Doktor adalah 41 tahun 6 bulan 15 hari. Tetapi, ada satu anak muda yang justru lulus S3 dengan usia 25 tahun.  Sementara, usia 25 tahun saja masih banyak mahasiswa yang berjuang lulus jenjang S1.  Doktor termuda UGM Dialah Rizky Aflaha, mahasiswa Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM yang berhasil lulus dengan predikat doktor termuda di usia 25 tahun 10 bulan 1 hari.  Rizky bahkan mendapatkan gelar cumlaude. Pencapaian yang tak mudah bagi sebagian mahasiswa S3. Terpaut hampir 16 tahun dari rata-rata usia lulusan doktor, pencapaian Rizky bukanlah hasil dari program akselerasi formal melainkan strategi dan pemanfaatan peluang beasiswa. Rizky menjelaskan bahwa kunci utamanya adalah pemanfaatan beasiswa jalur cepat PMDSU setelah menyelesaikan studi sarjananya dalam 7 semester. “Program magister hanya satu tahun dan doktor tiga tahun.  Maka dari itu, saya dapat gelar lebih muda dibanding yang lain,” ungkapnya, dilansir dari laman UGM. Menurut Rizky keberhasilannya lulus di usia muda dikarenakan mendaftar program akselerasi.  Perjalanannya sebagai seorang peneliti muda bukan tanpa tantangan. Ia mengaku sempat dipandang sebelah mata karena usianya yang terpaut jauh dari rekan-rekan. Namun, keraguan tersebut ia jawab tuntas dengan produktivitas akademik yang luar biasa. “Awalnya sempat merasa dipandang sebelah mata karena masih muda. Sampai akhirnya perlahan-lahan aku mulai menunjukkan diri bahwa aku bisa dan alhamdulillah terhitung dari mulai studi doktor sampai hari ini sudah melahirkan 40 publikasi internasional, padahal syarat lulusnya hanya 2,” ungkapnya.  Di balik kesuksesannya, Rizky memberikan penghargaan tertinggi kepada promotornya, yakni Prof. Kuwat Triyana, Prof. Roto dan Dr. Aditya Rianjanu. Ia merasa sangat terbantu oleh bimbingan ketiganya.  “Beliau memberi arahan dari mulai hal-hal kecil, mulai dari membuat roadmap riset, desain riset, menulis jurnal internasional, sampai hal-hal seperti penyajian gambar yang bagus di jurnal.” tuturnya.  berita: kompascom
Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja mewisuda para lulusan S1, S2, sampai S3. Pada wisudawan doktor (S3), rata-rata usia lulusan Program Doktor adalah 41 tahun 6 bulan 15 hari. Tetapi, ada satu anak muda yang justru lulus S3 dengan usia 25 tahun. Sementara, usia 25 tahun saja masih banyak mahasiswa yang berjuang lulus jenjang S1. Doktor termuda UGM Dialah Rizky Aflaha, mahasiswa Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM yang berhasil lulus dengan predikat doktor termuda di usia 25 tahun 10 bulan 1 hari. Rizky bahkan mendapatkan gelar cumlaude. Pencapaian yang tak mudah bagi sebagian mahasiswa S3. Terpaut hampir 16 tahun dari rata-rata usia lulusan doktor, pencapaian Rizky bukanlah hasil dari program akselerasi formal melainkan strategi dan pemanfaatan peluang beasiswa. Rizky menjelaskan bahwa kunci utamanya adalah pemanfaatan beasiswa jalur cepat PMDSU setelah menyelesaikan studi sarjananya dalam 7 semester. “Program magister hanya satu tahun dan doktor tiga tahun. Maka dari itu, saya dapat gelar lebih muda dibanding yang lain,” ungkapnya, dilansir dari laman UGM. Menurut Rizky keberhasilannya lulus di usia muda dikarenakan mendaftar program akselerasi. Perjalanannya sebagai seorang peneliti muda bukan tanpa tantangan. Ia mengaku sempat dipandang sebelah mata karena usianya yang terpaut jauh dari rekan-rekan. Namun, keraguan tersebut ia jawab tuntas dengan produktivitas akademik yang luar biasa. “Awalnya sempat merasa dipandang sebelah mata karena masih muda. Sampai akhirnya perlahan-lahan aku mulai menunjukkan diri bahwa aku bisa dan alhamdulillah terhitung dari mulai studi doktor sampai hari ini sudah melahirkan 40 publikasi internasional, padahal syarat lulusnya hanya 2,” ungkapnya. Di balik kesuksesannya, Rizky memberikan penghargaan tertinggi kepada promotornya, yakni Prof. Kuwat Triyana, Prof. Roto dan Dr. Aditya Rianjanu. Ia merasa sangat terbantu oleh bimbingan ketiganya. “Beliau memberi arahan dari mulai hal-hal kecil, mulai dari membuat roadmap riset, desain riset, menulis jurnal internasional, sampai hal-hal seperti penyajian gambar yang bagus di jurnal.” tuturnya. berita: kompascom

About