Farlan_18 :
Orang kita memang masih sulit menerima perubahan, Bung. Ambil contoh sederhana industri seperti geothermal. Itu sebenarnya peluang besar industri masuk, lapangan kerja terbuka, daerah dapat pemasukan, anak-anak muda punya masa depan. Tapi apa yang terjadi? SDM kita sering kali gagal menerima karena cara pikir kita lebih dinamis ke hal-hal reaktif, bukan strategis. Kita sibuk menolak sebelum memahami, sibuk curiga sebelum melihat manfaat jangka panjang. Akhirnya kita tetap begitu-begitu saja dan tertinggal banyak hal.
Konteks NTT jelas kita butuh investor, kita butuh industri, kita butuh ekosistem ekonomi yang bisa membuat anak-anak NTT tidak harus merantau jauh hanya untuk cari kerja. Kalau daerah tidak membuka diri terhadap pembangunan dan investasi, ya selamanya kita hanya jadi penonton kemajuan di tempat lain. Saatnya ubah pola pikir, buka ruang dialog, dan lihat peluang yang sebenarnya bisa angkat martabat masyarakat kita sendiri.
Sebagai anak kuliah seperti saya, harapan saya sederhana di masa kami nanti, peluang kerja di NTT bisa lebih besar supaya kita tidak perlu merantau jauh hanya untuk cari penghidupan. Tapi hal ini hanya mungkin kalau ada industri masuk, ada investor, ada pembangunan yang benar-benar dibuka. Sekarang ini, DPR, gubernur, dan jajaran pemerintah sering masih didominasi jaringan orang-orang terdekat partai atau relasi politik. Demikian juga investor, mereka butuh kepastian, butuh penerimaan dari masyarakat, dan butuh daerah yang siap.
Kalau NTT tidak berubah pola pikir dan tidak menyiapkan ruang untuk semua itu, maka anak muda seperti kita akan terus jadi korban berkuliah tinggi-tinggi, tapi akhirnya kembali ke jalan yang sama merantau lagi.
2025-11-17 14:56:50