@ebook.everywhere: Seorang mahasiswa Universitas Medan Area bernama Bonio Raja, 18 tahun, ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Gang Rambe, Deli Serdang, Sumatera Utara. Korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya pada Jumat malam, 14 November. Saat ditemukan, Bonio tergeletak di kamarnya dengan kondisi penuh luka dan mengeluarkan bau tak sedap. Menurut tetangga bernama Ramadani, warga sudah mencium aroma tidak enak sejak Jumat malam. Ia mengatakan terakhir kali melihat Bonio pada Kamis, 13 November. Warga juga mengetahui motor dan handphone milik korban sempat hilang, sehingga muncul dugaan kuat perampokan yang berujung pembunuhan. Kondisi korban yang berlumuran darah membuat dugaan itu semakin menguat. Polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP malam itu juga. Kapolsek Patumbak, Kompol Daulat Simamora, menyebut penyebab pasti kematian masih diselidiki. Pihaknya belum bisa memastikan apakah ini kasus perampokan atau pembunuhan. Tim gabungan dari Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Patumbak masih bekerja mendalami kasus ini. Sehari setelah kejadian, polisi mengamankan seorang terduga pelaku pembunuhan Bonio. Pelaku ditangkap bersama barang bukti berupa sepeda motor Honda Vario putih tanpa plat. Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Jenkalovin, membenarkan penangkapan yang dilakukan pada Minggu, 16 November. Identitas terduga pelaku belum diungkap, dan penyidik masih mendalami motif serta kronologi lengkapnya. Di media sosial, beredar rekaman suasana rumah saat warga pertama kali masuk. Ada yang memanggil kakak korban, meminta bantuan, dan terlihat suasana panik ketika kondisi korban diketahui. Seorang teman korban bercerita bahwa terakhir bertemu Bonio pada Kamis siang sepulang dari kampus. Mereka sempat bermain gim bersama sebelum pulang ke tempat masing-masing. Setelah itu, tidak ada lagi komunikasi. Teman tersebut juga mengatakan Bonio dikenal suka tersenyum dan ramah. Tetangga lain menyebut Bonio sudah lama tinggal di rumah itu. Ia tinggal bersama kakaknya, namun beberapa hari terakhir tidak terlihat. Menurut tetangga, motor dan ponsel Bonio hilang, dan rumah dalam keadaan berantakan saat ditemukan. Keluarga korban juga memberikan keterangan. Ayah Bonio, Johar, mengatakan komunikasi terakhir terjadi pada Rabu, 12 November. Saat itu Bonio mengirim pesan selamat hari ayah yang sangat menyentuh. Pesan itu menjadi komunikasi terakhir karena keesokan harinya Bonio tidak lagi membalas pesan dan tidak mengangkat telepon. Pada Kamis pagi sekitar pukul 10.15, Johar mengirim uang kuliah anaknya, namun pesan tersebut tak dibalas. Karena khawatir, Johar meminta putrinya, Diva, untuk mengecek keadaan adiknya di Medan. Saat tiba, Diva mendapati rumah berantakan dan menemukan adiknya dalam kondisi tak bernyawa. Keluarga melihat ada tanda-tanda kekerasan. Motor, ponsel, ATM, dompet, dan uang tunai milik Bonio hilang. Jenazah kemudian dibawa ke Desa Paramonang, Tapanuli Utara, setelah proses autopsi. Ayah Bonio berharap polisi segera menangkap pelaku dan mengungkap motif sebenarnya. Ia juga meminta pelaku dihukum seberat-beratnya. Menurut Johar, dari yang ia lihat, Bonio mengalami luka cukup parah, termasuk gigi rontok, luka di leher, dan lebam di beberapa bagian tubuh. Keluarga kini menunggu hasil penyelidikan lengkap dari pihak kepolisian. Tragedi ini membuat warga sekitar dan kerabat korban sangat terpukul, terlebih karena Bonio dikenal sebagai mahasiswa yang ramah dan tidak memiliki masalah dengan siapa pun.