@jennifersthomson: Double Lined Staple Top #doublelinedtop #pumiey #longsleevetop #tiktokshopblackfriday #tiktokshopcybermonday @PUMIEY

Jen Thomson 💞🫶🏼
Jen Thomson 💞🫶🏼
Open In TikTok:
Region: US
Wednesday 19 November 2025 01:25:21 GMT
11
1
0
1

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @jennifersthomson, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Untuk kamu, yang dulu jadi alasan paling kuat bagiku untuk percaya bahwa cinta itu nyata. Aku menulis ini bukan untuk meminta apa-apa darimu. Bukan untuk menyalahkan, apalagi berharap kamu kembali. Aku hanya ingin menaruh semua yang berat ini… di tempat yang tak lagi menyesakkan dada— meski kutahu, namamu tetap tinggal di antara detaknya. Kita sudah berakhir. Itu kalimat yang sudah sering kudengar dari diriku sendiri, tapi masih belum benar-benar bisa kuterima tanpa sesak. Dulu, kamu bilang aku rumah. Dan aku percaya. Saking percayanya, aku tak pernah mengira kamu akan pergi— tanpa benar-benar pamit, tapi juga tak pernah kembali. Aku masih ingat malam itu, waktu kamu menggenggam tanganku seperti kamu tak mau jauh. Kita bicara tentang hal-hal kecil—tapi rasanya besar sekali. Seperti semesta mengecilkan segalanya agar kita bisa lebih dekat. Dan aku bodoh, mungkin. Karena kupikir kita akan seperti itu lebih lama. Ternyata perasaan bisa berubah, bahkan ketika tidak ada yang salah secara nyata. Aku bukan orang sempurna, aku tahu. Aku kadang terlalu diam saat harus bicara, terlalu memendam saat harus menunjukkan. Tapi tak pernah sekalipun aku main-main saat mencintaimu. Tak pernah. Dan hari ini, aku belajar, bahwa mencintai tak selalu cukup untuk membuat seseorang bertahan. Bahwa sekeras apa pun aku menjaga, kalau kamu memang ingin pergi—aku tak akan bisa menahanmu. Jika suatu hari nanti kamu ingat aku, bukan karena rindu, tapi karena kamu tiba-tiba diam dalam keramaian, aku harap kamu tahu: ada satu hati yang pernah benar-benar menjagamu, meski kini tak lagi kamu sebut namanya. Terima kasih sudah pernah menjadi rumah, meski akhirnya kamu sendiri yang menutup pintunya. Terima kasih sudah pernah memilihku, walau pada akhirnya kamu memilih pergi juga. Aku tak akan membenci. Tak akan memaksa lupa. Aku hanya akan belajar— bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang pernah begitu aku jaga. Semoga kamu bahagia di sana, dan semoga aku… segera terbiasa tanpamu. — Aku, yang pernah kamu genggam… dan kini hanya jadi bayang di ingatan. —Hilang #hilang #puisi #tentangkamu #tentangkita #masalalu
Untuk kamu, yang dulu jadi alasan paling kuat bagiku untuk percaya bahwa cinta itu nyata. Aku menulis ini bukan untuk meminta apa-apa darimu. Bukan untuk menyalahkan, apalagi berharap kamu kembali. Aku hanya ingin menaruh semua yang berat ini… di tempat yang tak lagi menyesakkan dada— meski kutahu, namamu tetap tinggal di antara detaknya. Kita sudah berakhir. Itu kalimat yang sudah sering kudengar dari diriku sendiri, tapi masih belum benar-benar bisa kuterima tanpa sesak. Dulu, kamu bilang aku rumah. Dan aku percaya. Saking percayanya, aku tak pernah mengira kamu akan pergi— tanpa benar-benar pamit, tapi juga tak pernah kembali. Aku masih ingat malam itu, waktu kamu menggenggam tanganku seperti kamu tak mau jauh. Kita bicara tentang hal-hal kecil—tapi rasanya besar sekali. Seperti semesta mengecilkan segalanya agar kita bisa lebih dekat. Dan aku bodoh, mungkin. Karena kupikir kita akan seperti itu lebih lama. Ternyata perasaan bisa berubah, bahkan ketika tidak ada yang salah secara nyata. Aku bukan orang sempurna, aku tahu. Aku kadang terlalu diam saat harus bicara, terlalu memendam saat harus menunjukkan. Tapi tak pernah sekalipun aku main-main saat mencintaimu. Tak pernah. Dan hari ini, aku belajar, bahwa mencintai tak selalu cukup untuk membuat seseorang bertahan. Bahwa sekeras apa pun aku menjaga, kalau kamu memang ingin pergi—aku tak akan bisa menahanmu. Jika suatu hari nanti kamu ingat aku, bukan karena rindu, tapi karena kamu tiba-tiba diam dalam keramaian, aku harap kamu tahu: ada satu hati yang pernah benar-benar menjagamu, meski kini tak lagi kamu sebut namanya. Terima kasih sudah pernah menjadi rumah, meski akhirnya kamu sendiri yang menutup pintunya. Terima kasih sudah pernah memilihku, walau pada akhirnya kamu memilih pergi juga. Aku tak akan membenci. Tak akan memaksa lupa. Aku hanya akan belajar— bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang pernah begitu aku jaga. Semoga kamu bahagia di sana, dan semoga aku… segera terbiasa tanpamu. — Aku, yang pernah kamu genggam… dan kini hanya jadi bayang di ingatan. —Hilang #hilang #puisi #tentangkamu #tentangkita #masalalu

About