@nguyenmanhhung868: Dân vũ 9/12#viraltiktok #hocsinhcap2 #videoviral #videoviral

Nguyễn Mạnh Hùng 8386
Nguyễn Mạnh Hùng 8386
Open In TikTok:
Region: VN
Wednesday 19 November 2025 05:31:02 GMT
3222
185
1
115

Music

Download

Comments

con.cac.ba.may.nek
️LouisVuiitton! :
jet jet thầy hùng ơi
2025-11-19 12:21:21
0
osima156
1ast.d4y_ :
@Bảoo ngọcc @gọi là naa🥹 @thiên phát @Bá sàn 9/12 @Haha 🍭 @Tú lê @huy🐤 lp mình kìa
2025-11-19 05:54:16
2
To see more videos from user @nguyenmanhhung868, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

3 kesalahan yang sering dilakukan oleh muadzin saat melafalkan azan, disertai dengan penjelasan dan contohnya. 1. Kesalahan dalam Tajwid dan Makhraj Huruf Ini adalah kesalahan yang paling umum terjadi, di mana muadzin tidak mengucapkan huruf-huruf Arab dengan benar sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj) dan sifatnya. Contoh-contohnya: · Mengucapkan
3 kesalahan yang sering dilakukan oleh muadzin saat melafalkan azan, disertai dengan penjelasan dan contohnya. 1. Kesalahan dalam Tajwid dan Makhraj Huruf Ini adalah kesalahan yang paling umum terjadi, di mana muadzin tidak mengucapkan huruf-huruf Arab dengan benar sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj) dan sifatnya. Contoh-contohnya: · Mengucapkan "Hayya 'ala" menjadi "Aya 'ala": Huruf ح (Ha') yang seharusnya diucapkan dengan suara tebal dari tenggorokan, seringkali diganti dengan huruf ه (Ha) yang ringan. Jadi, yang benar adalah "Ḥayya 'alaṣ-ṣalāh" (dengan suara "ha" yang berat), bukan "Aya 'alas-sholah". · Kesalahan pada "Aṣ-ṣalāt": Huruf ص (Shod) yang memiliki ciri khas dengungan (istifal) sering diucapkan seperti huruf س (Sin). Perbedaannya halus tetapi signifikan. "Shod" diucapkan dengan ujung lidah mendekati gigi seri atas, sementara "Sin" diucapkan dengan ujung lidah lebih maju. · Kesalahan pada "Lā ilāha illallāh": Lafaz ini harus diucapkan dengan Takhfim (memberatkan) huruf Lam (ل) pada kata "illallāh" karena didahului oleh huruf yang berharakat fathah. Seringkali, lam tersebut diucapkan dengan ringan (tarqiq). Dampak: Kesalahan makhraj dapat mengubah makna atau setidaknya mengurangi keindahan dan kesempurnaan lafaz azan. 2. Menambahkan atau Mengurangi Lafaz Azan Azan adalah ibadah yang sifatnya tauqifiyyah (sudah ditetapkan bentuknya berdasarkan dalil), sehingga menambah atau menguranginya adalah suatu kesalahan. Contoh-contohhnya: · Mengucapkan "Sayyidina" sebelum "Muhammad": Dalam azan dan iqamah, tidak disyariatkan untuk menambahkan gelar "Sayyidina" sebelum nama Nabi Muhammad ﷺ. Yang disunnahkan adalah langsung mengucapkan "Asyhadu anna Muhammadar Rasūlullāh". · Mengucapkan "Wa rahmatullāh" setelah "Hayya 'alalfalāh": Ini adalah tambahan yang tidak ada dalam azan yang diajarkan Nabi ﷺ. Lafaz yang benar hanya "Hayya 'alalfalāh" dua kali. · Mengurangi pengulangan: Azan yang disyariatkan untuk azan Subuh adalah kalimat "Aṣ-ṣalātu khairum minan naum" diucapkan dua kali. Jika muadzin hanya mengucapkannya sekali, itu termasuk kesalahan karena mengurangi lafaz yang disyariatkan. Dampak: Perbuatan bid'ah (mengada-ada dalam urusan ibadah) karena mengubah tata cara ibadah yang sudah ditetapkan. 3. Kecepatan (Tempo) yang Tidak Tepat Azan seharusnya dilantunkan dengan suara yang indah, perlahan, dan penuh kekhusyukan sehingga maknanya dapat sampai kepada pendengar. Contoh-contohnya: · Azan yang Terlalu Cepat: Muadzin membacanya seperti orang sedang terburu-buru, sehingga kalimat-kalimat azan tidak terdengar jelas dan terkesan asal selesai. Hal ini menghilangkan salah satu hikmah azan, yaitu mengajak orang untuk shalat dengan tenang. · Tidak Memperhatikan "Tarji'": Tarji' adalah mengulang dua kali syahadat dengan suara pelan (untuk yang pertama) lalu mengulangnya lagi dengan suara lantang (untuk yang kedua). Pada syahadat pertama, muadzin disunnahkan untuk memperlambat dan merendahkan suaranya: "Asyhadu allā ilāha illallāh... Asyhadu anna Muhammadar Rasūlullāh...". Kemudian pada syahadat kedua, suara ditinggalkan dan diulang seperti biasa. Banyak muadzin yang tidak menerapkan hal ini atau melakukannya dengan terburu-buru. Dampak: Mengurangi keindahan, kekhusyukan, dan efektivitas azan dalam menyampaikan seruan. Kesimpulan Sebagai seruan ibadah yang agung, seorang muadzin disunnahkan untuk: 1. Mempelajari ilmu tajwid dasar untuk melafalkan huruf-hurufnya dengan benar. 2. Ittiba' (mengikuti) contoh azan dari Rasulullah ﷺ tanpa menambah atau mengurangi. 3. Melantunkannya dengan suara yang indah, perlahan, dan penuh perasaan, sehingga dapat menggugah hati orang yang mendengarnya untuk mendirikan shalat. Semoga penjelasan ini bermanfaat. #viraltiktok #fyp #cintanabi #fypdong #CintaAllah

About