@amber.fatima91: DIY Jewellery for Haldi / Mehndi with Bangles 💛#tutorial #amberfatima #craft #DIY #trending

Amber Fatima
Amber Fatima
Open In TikTok:
Region: PK
Friday 21 November 2025 10:18:49 GMT
273528
8025
65
1188

Music

Download

Comments

user150157018631
W 💖 A Jaan :
nice
2025-12-04 11:16:51
2
hibaqueen234
✨💕💖𝑸𝘂ℯℯ𝓃💖💕✨ :
nice 😍 sister Dil Khush ker dia me b try karu gi 👍
2025-12-04 08:14:59
1
pti.official8047
Imran Khan🥰🥰 :
very nice 👍👍👍👍
2025-12-05 14:21:07
0
shaniram189
shanIram :
mashallah 🥰
2025-11-25 07:08:38
2
mohammadfarooq4020
Umm-e- Maria 🥰 :
🥰 good 👍
2025-11-21 10:55:37
2
user49676112952535
user49676112952535 :
Nice 👍
2025-11-26 16:11:54
1
umair.sakindry8
Umair Sakindry :
nice
2025-12-03 03:56:43
1
afshan.sattar
Afshan Sattar :
nice😊👍
2025-11-22 12:51:30
0
sanjujaan72
💖🎀 𝑪𝒖𝒕𝒊𝒆 𝑮𝒊𝒓𝒍 🎀💖 :
Rock painting challenge karo
2025-11-22 15:09:46
2
rukhsarawan215
umar ali :
𝕞𝕒𝕤𝕙𝕒𝕝𝕝𝕒𝕙 𝕥𝕙𝕚𝕤 𝕚𝕤 𝕤𝕠𝕠𝕠 𝕓𝕖𝕒𝕦𝕥𝕚𝕗𝕦𝕝😍✨❤
2025-11-21 13:32:12
1
happy.life5904
happy life :
nice mi b bano gi
2025-11-23 10:40:14
1
user56330531047424
Fatima :
Mashallah 🥰🥰🥰
2025-11-21 12:31:18
0
ramzan.khan6424
Ramzan khan :
price bta dy plz
2025-11-23 09:25:09
1
nazishmirza28
Nazish Mirza :
prize bta dy plz
2025-11-22 10:45:06
1
amnarazzaq63
mano queen :
a set bna k chdya nhi kakh dà sanu😅
2025-11-21 13:44:55
1
nf08984
❤️‍🩹❤️‍🩹 :
🥰🥰🥰
2025-12-05 13:07:31
0
suorajhkazmi
suorajhkazmi :
🥰🥰🥰
2025-12-04 14:14:15
0
suorajhkazmi
suorajhkazmi :
❤❤❤
2025-12-04 14:14:14
0
suorajhkazmi
suorajhkazmi :
❤️❤️❤️
2025-12-04 14:14:12
0
user194379575
Tariq Ali :
😂😂😂
2025-12-04 13:36:17
0
user1779169461936
Malik Zahid Fareed :
🥰🥰🥰
2025-12-04 05:23:48
0
shakeeldeosani
shakeeldeosani :
🥰🥰🥰
2025-12-03 09:18:27
0
irfanmalik7183025
[email protected] :
🥰🥰🥰
2025-12-02 16:21:49
0
qurratrajpoot2
🌸QURRAT RAJPOOT🌸 :
😁
2025-12-02 14:26:02
0
To see more videos from user @amber.fatima91, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Aroma tak sedap menyeruak dari Dinas Koperasi Kabupaten Kampar.  Kepala Dinas, Dendi, tengah menjadi perbincangan hangat setelah muncul dugaan praktik suap di balik pengelolaan dana sejumlah koperasi, termasuk Koperasi 5 Koto dan Sinama Nenek Tapung Hulu. Isu ini pertama kali mencuat dari pemberitaan berbagai media online dan diperkuat oleh sebaran informasi di media sosial. Sumber internal yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, dugaan pungutan “di bawah meja” mencapai puluhan juta rupiah, terkait proses administrasi dan pembinaan koperasi. Namun hingga kini, tidak ada dokumen atau bukti transaksi yang dapat diverifikasi secara independen. Sebuah media online lokal, Wartarakyat, bahkan merilis laporan berjudul “Main Uang di Balik Meja, Kadis Koperasi Dituding Peras Koperasi KNES hingga Puluhan Juta Rupiah”. Laporan itu memperkuat dugaan bahwa pola permintaan uang telah berlangsung dalam beberapa tahap dan menyasar beberapa koperasi binaan dinas. Tim Genta Online mencoba menelusuri dan meminta tanggapan resmi dari Dinas Koperasi Kampar. Sejumlah wartawan turut melakukan upaya konfirmasi dengan menghubungi Dendi melalui WhatsApp. Namun bukannya mendapat klarifikasi, justru muncul kabar bahwa nomor para wartawan tersebut diblokir. Seorang jurnalis media lokal mengaku awalnya pesan yang ia kirim hanya bercentang satu. “Tak lama kemudian nomor saya sudah tidak bisa menghubungi beliau sama sekali,” ujarnya. Langkah memutus komunikasi ini memunculkan tanda tanya publik: jika benar tidak ada pelanggaran, mengapa informasi tidak disampaikan secara terang oleh dinas? Di sisi lain, tidak ada pula penjelasan resmi dari Dinas Koperasi terkait isu yang bergulir. Rawan Penyimpangan Dalam penelusuran tim, pengelolaan dana koperasi di daerah memang kerap berada dalam zona abu-abu. Mekanisme pembinaan, pencairan dana, hingga verifikasi laporan keuangan sering kali membuka ruang negosiasi yang rawan dimanfaatkan oknum tertentu. Seorang pengurus koperasi yang pernah berurusan dengan dinas, enggan menyebutkan namanya, menyebutkan pola yang sering terjadi adalah “uang terima kasih” agar proses berjalan cepat. “Tidak ada paksaan, tapi kalau tidak ikut alur, biasanya proses jadi lama,” ungkapnya, memberi petunjuk adanya kultur informal yang sudah mengakar. Namun, apakah kasus Kampar termasuk bagian dari pola tersebut—atau justru sesuatu yang lebih sistemik—masih membutuhkan pendalaman lebih lanjut. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada keterangan resmi dari Kadis Dendi maupun pejabat lain di Dinas Koperasi Kampar. Pihak Inspektorat, Kejaksaan, hingga Kepolisian belum menyatakan sikap terkait informasi yang kini viral di berbagai kanal media. Masyarakat Kampar berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera turun tangan melakukan investigasi. Integritas pengelolaan dana koperasi dinilai sangat penting mengingat dana tersebut berhubungan langsung dengan keberlangsungan ekonomi anggota koperasi, mayoritas masyarakat kecil. Isu dugaan suap ini kini menjadi perbincangan luas, dan publik menunggu apakah rumor ini akan bermuara pada penegakan hukum, klarifikasi terbuka, atau sekadar menjadi kabar yang hilang begitu saja. (Lelek) #kampar #2025
Aroma tak sedap menyeruak dari Dinas Koperasi Kabupaten Kampar. Kepala Dinas, Dendi, tengah menjadi perbincangan hangat setelah muncul dugaan praktik suap di balik pengelolaan dana sejumlah koperasi, termasuk Koperasi 5 Koto dan Sinama Nenek Tapung Hulu. Isu ini pertama kali mencuat dari pemberitaan berbagai media online dan diperkuat oleh sebaran informasi di media sosial. Sumber internal yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, dugaan pungutan “di bawah meja” mencapai puluhan juta rupiah, terkait proses administrasi dan pembinaan koperasi. Namun hingga kini, tidak ada dokumen atau bukti transaksi yang dapat diverifikasi secara independen. Sebuah media online lokal, Wartarakyat, bahkan merilis laporan berjudul “Main Uang di Balik Meja, Kadis Koperasi Dituding Peras Koperasi KNES hingga Puluhan Juta Rupiah”. Laporan itu memperkuat dugaan bahwa pola permintaan uang telah berlangsung dalam beberapa tahap dan menyasar beberapa koperasi binaan dinas. Tim Genta Online mencoba menelusuri dan meminta tanggapan resmi dari Dinas Koperasi Kampar. Sejumlah wartawan turut melakukan upaya konfirmasi dengan menghubungi Dendi melalui WhatsApp. Namun bukannya mendapat klarifikasi, justru muncul kabar bahwa nomor para wartawan tersebut diblokir. Seorang jurnalis media lokal mengaku awalnya pesan yang ia kirim hanya bercentang satu. “Tak lama kemudian nomor saya sudah tidak bisa menghubungi beliau sama sekali,” ujarnya. Langkah memutus komunikasi ini memunculkan tanda tanya publik: jika benar tidak ada pelanggaran, mengapa informasi tidak disampaikan secara terang oleh dinas? Di sisi lain, tidak ada pula penjelasan resmi dari Dinas Koperasi terkait isu yang bergulir. Rawan Penyimpangan Dalam penelusuran tim, pengelolaan dana koperasi di daerah memang kerap berada dalam zona abu-abu. Mekanisme pembinaan, pencairan dana, hingga verifikasi laporan keuangan sering kali membuka ruang negosiasi yang rawan dimanfaatkan oknum tertentu. Seorang pengurus koperasi yang pernah berurusan dengan dinas, enggan menyebutkan namanya, menyebutkan pola yang sering terjadi adalah “uang terima kasih” agar proses berjalan cepat. “Tidak ada paksaan, tapi kalau tidak ikut alur, biasanya proses jadi lama,” ungkapnya, memberi petunjuk adanya kultur informal yang sudah mengakar. Namun, apakah kasus Kampar termasuk bagian dari pola tersebut—atau justru sesuatu yang lebih sistemik—masih membutuhkan pendalaman lebih lanjut. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada keterangan resmi dari Kadis Dendi maupun pejabat lain di Dinas Koperasi Kampar. Pihak Inspektorat, Kejaksaan, hingga Kepolisian belum menyatakan sikap terkait informasi yang kini viral di berbagai kanal media. Masyarakat Kampar berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera turun tangan melakukan investigasi. Integritas pengelolaan dana koperasi dinilai sangat penting mengingat dana tersebut berhubungan langsung dengan keberlangsungan ekonomi anggota koperasi, mayoritas masyarakat kecil. Isu dugaan suap ini kini menjadi perbincangan luas, dan publik menunggu apakah rumor ini akan bermuara pada penegakan hukum, klarifikasi terbuka, atau sekadar menjadi kabar yang hilang begitu saja. (Lelek) #kampar #2025

About