@novianadwicantika: Liat baik-baik gambar ini. Massa turun, teriakannya pecah, bawa poster “Gugatan Rakyat” dan “Pecat DPR”. Bukan karena iseng, bukan karena ikut-ikutan. Mereka ngerasa ada yang janggal, ada yang ngeganjel, dan mereka nuntut pertanggungjawaban. Itu suasana yang panasnya bukan cuma di udara, tapi juga di kuping siapa pun yang masih peduli soal demokrasi. Terus perhatiin respons partai-partai besar. Gerindra bilang gugatan ini wajar, bagian dari demokrasi. Kedengarannya kayak kalimat standar, tapi itu artinya mereka tahu tekanan publik lagi nggak main-main. Kalau semua adem-adem aja, mana mungkin keluar pernyataan kayak gitu. Lalu Golkar ngomong bahwa soal pemberhentian anggota DPR itu open legal policy. Itu sebenarnya kode keras: proses ini sah secara mekanisme hukum, tinggal mau dijalankan serius atau cuma jadi wacana di pinggir meja. Kalau bahasa tongkrongannya, “Bisa kok, tinggal ada kemauan atau nggak.” PAN juga ikut ngegas halus. Mereka menegaskan bahwa urusan anggota DPR itu balik lagi ke internal partai masing-masing. Artinya apa? Mereka nunjuk bahwa bola ada di tangan partai, bukan rakyat. Padahal rakyat yang ngegaji, rakyat yang diwakili, tapi ketika ada masalah, posisinya tiba-tiba jadi penonton. Dan di tengah itu semua, rakyat muncul kayak gelombang yang nggak bisa dibendung. Mereka bukan sekadar marah, mereka nuntut. Seolah bilang, “Kalau kalian lupa siapa yang kalian wakili, kami ingetin lagi lewat jalanan.” Ini bukan drama, ini realitas yang lagi terjadi. Dan ketika tiga partai besar sampai buka suara, itu nunjukin betapa seriusnya tekanan ini di mata mereka. Yang bikin kuping panas adalah: kenapa sampai ada gelombang sebesar ini dulu baru mereka ngomong? Kenapa baru ketika rakyat turun, baru keluar narasi tentang dinamika demokrasi? Padahal demokrasi nggak pernah butuh panggung ramai untuk dijalanin. Yang dibutuhin cuma kesadaran bahwa jabatan itu titipan, bukan trofi. Konten ini bukan buat manas-manasin, tapi buat ngajak mikir. Kalau suara rakyat udah sampai setegas ini, berarti ada sesuatu yang nggak beres dari awal. Dan kalau partai-partai mulai merespons, itu tanda bahwa tekanan publik masih punya tenaga. Kadang demokrasi memang terasa kayak TKP: penuh jejak, penuh tanda tanya, dan kalau kita nggak teliti, kebenaran bisa kejebak di balik asap tebal versi mereka sendiri. Jadi jangan cuma lewat dan lupa. Liat, cerna, pahami, dan simpan dalam ingatan: rakyat menggugat bukan karena hobi, tapi karena mereka udah muak jadi penonton di rumah sendiri. #DinamikaDemokrasi #SuaraRakyat #IsuDPR

Dwi cantika
Dwi cantika
Open In TikTok:
Region: ID
Monday 24 November 2025 03:38:03 GMT
356
12
0
1

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @novianadwicantika, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos


About