@angel_lee99: Hãy ở cạnh người đàn ông, khi gặp chuyện chỉ cần "chồng ơi" là xong, còn khi có vấn đề thì "tại chồng đấy" là được giải quyết. Đừng ở cạnh một người mà lúc nào cũng mang vấn đề đến cho mình giải quyết.

天使
天使
Open In TikTok:
Region: VN
Thursday 27 November 2025 10:38:38 GMT
8997
2632
16
8

Music

Download

Comments

thaoan250
🎀 Thuỳ Trang🎀 :
Xin via tóc nha bà
2025-12-01 05:01:59
0
lanphan1326
GẤU :
🥰🥰🥰Yêu một cách chân thành
2025-11-27 11:02:27
0
ae7t1nh
Quỷ Cốc Tử :
Lên tới đây rồi..nâng tầm cao mới
2025-12-01 12:55:14
0
datyoutube2021
tài khoản bị khoá :
🥰🥰🥰🥰🥰
2025-12-01 12:32:37
0
kietnguyen901
Kiet Nguyen :
🥰🥰
2025-12-01 11:56:09
0
trangiang151
namthanh :
🥰🥰🥰🥰
2025-12-01 05:33:43
0
lamthanhloc68
lam thành loc 68 :
🥰🥰🥰
2025-12-01 02:45:21
0
nguyenphuongphan4
phan phương :
😘
2025-12-01 02:43:30
0
user91093123
Henry Ti :
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-12-01 02:09:43
0
kenzo_nguyen84
Kenzo Nguyen :
🥰🥰🥰
2025-12-01 02:01:19
0
t450896
út :
🥰🥰
2025-11-27 16:26:38
0
To see more videos from user @angel_lee99, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos


"Ketika Rasulullah SAW Memeluk Umar bin Khattab yang Baru Masuk Islam: Detik yang Menggetarkan Seluruh Mekkah" Malam itu, di Mekkah, Di rumah-rumah kaum Muslimin, nama seorang lelaki terus disebut dengan rasa takut: Umar bin Khattab. Tinggi, kuat, keras, dan terkenal sebagai yang paling membenci Islam. Tidak ada yang berani berhadapan dengannya. Di suatu sore, Umar sudah memutuskan sesuatu: ia akan membunuh Muhammad la mengambil pedang, mengikatnya di pinggang, lalu berjalan dengan langkah besar menuju tempat Rasulullah biasa mengajar para sahabat. Wajahnya merah karena emosi. Orang-orang yang melihatnya langsung menyelinap masuk ke rumah, menutup pintu, berbisik: "Umar keluar dengan pedang... pasti ada bencana." Di tengah jalan, ia berpapasan dengan Nu'aim bin Abdullah. "Wahai Umar," tanya Nu'aim dengan napas tercekat, "pedang untuk apa?" "Untuk membunuh Muhammad," jawab Umar tanpa ragu. Nu'aim menelan ludahnya. Tapi ia cepat berkata, "Kalau begitu, urus dahulu keluargamu. Adikmu sendiri telah masuk Islam!" Seperti petir menyambar, wajah Umar berubah. Seketika ia membelokkan langkah menuju rumah adiknya, Fatimah binti Khattab. Dari jauh ia sudah mendengar suara lirih bacaan Al-Qur'an dari dalam rumah. Suara itu justru semakin membakar amarahnya. Umar menggedor pintu. Fatimah dan suaminya, Sa'id bin Zaid, terkejut. Kertas yang berisi surah Thaha disembunyikan oleh Fatimah secepat mungkin, namun suara langkah Umar sudah masuk. "Apa itu tadi?!" bentak Umar. "Tidak ada," jawab Sa'id dengan hati-hati. Umar tidak percaya. Perdebatan terjadi, suara meninggi, hingga puncaknya Umar memukul Sa'id dengan keras. Fatimah melompat ke depan, mencoba menghentikan kakaknya. Umar menampar adiknya hingga darah keluar dari wajahnya. Begitu melihat darah itu-darah saudara perempuannya sendiri-Umar terdiam. Pandangannya berubah. Dadanya turun naik. Tangan yang keras itu tiba-tiba melemah. "Fatimah..." suaranya pecah, "...apa yang kalian baca tadi?" Fatimah mengusap darah di pipinya, namun matanya bersinar dengan keberanian yang tidak pernah Umar lihat sebelumnya. "Kami membaca Al-Qur'an. Dan kami telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Lakukan apa yang kau mau, Umar. Kami tidak akan meninggalkan agama ini." Umar terpaku. Kata-kata itu bagai panah tepat ke dadanya. la menunduk lama... lalu berkata dengan suara yang hampir berbisik: "Berikan kepadaku lembaran itu. Aku ingin membacanya." Fatimah menatapnya. "Engkau najis. Mandilah dahulu." Umar patuh. la mandi, lalu kembali dengan perasaan campur aduk. Ketika kertas itu diberikan kepadanya, tangan Umar bergetar. la membaca: "Thaha... Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar engkau menjadi susah..." Ayat demi ayat ia baca. Setiap kalimat seperti memukul keras pintu hatinya yang selama ini tertutup rapat. Wajahnya melembut. Suaranya mengecil. Dan tiba-tiba... ia meneteskan air mata. "Aku bersaksi... ini bukan perkataan manusia..." Tanpa menunggu apa pun lagi, Umar bangkit dan berkata: "Di mana Muhammad berada? Aku ingin masuk Islam." Fatimah hampir tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar. Sa'id tertegun. Mereka mengantar Umar menuju rumah tempat Nabi berkumpul dengan para sahabat. Ketika Umar tiba, para sahabat di dalam segera panik. "Itu Umar! la membawa pedang!" "Jangan biarkan ia masuk!" Namun Hamzah bin Abdul Muthalib berdiri dengan gagah. "Biarkan ia masuk! Jika ia datang untuk kebaikan kita, kita sambut. Jika ia ingin buruk, aku akan memenggalnya dengan pedangku." Pintu dibuka. Umar masuk. Ruangan mendadak sunyi. Semua mata mengarah padanya. Di tengah ruangan, Rasulullah berdiri... tidak mundur, tidak gentar. Beliau maju mendekat, memegang baju Umar dengan tangan tegas: "Wahai Ibnul Khattab! Apa yang membuatmu datang? Apakah engkau belum berhenti menentang agama Allah?" #beranda #fypppppppppppppp #foryoupage #viral #xyzbca

About