@nowtoronto: Brandon Ingram seals it at the buzzer against the Indiana Pacers Wednesday night, shooting a 15-foot jumper to push the Toronto Raptors to win nine games in a row. #Raptors #BrandonIngram

Now Toronto
Now Toronto
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 27 November 2025 15:15:08 GMT
2032
74
3
1

Music

Download

Comments

milofoodreviews
milo :
holy early
2025-11-27 15:29:13
0
bradjiddins
Brad Jiddins :
That shit is not hard lol
2025-11-27 16:07:50
1
zayscalm
z :
he getting OC tonight
2025-11-27 15:39:25
0
To see more videos from user @nowtoronto, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Oxford University Dikecam karena Tak Sebut Peneliti Indonesia 1. Subjek & Konteks Oxford University (melalui akun resmi mereka di media sosial, X) mengunggah video dan pengumuman terkait temuan Rafflesia hasseltii di hutan Sumatra.  Penelitian ini adalah hasil kolaborasi antara Oxford Botanic Garden dan peneliti lokal Indonesia: dari BRIN, Universitas Bengkulu, dan komunitas konservasi lokal.  Netizen Indonesia mengkritik keras karena unggahan Oxford tidak menyebut nama-nama peneliti lokal yang berkontribusi besar dalam ekspedisi.  2. Inti Kritik dari Netizen Peneliti Indonesia yang tidak disebut: Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi.  Anies Baswedan (mantan gubernur) ikut menyentil Oxford lewat media sosial: “Dear @UniofOxford, our Indonesian researchers Joko Witono, Septi Andriki, and Iswandi are not NPCs. Name them too.”  Banyak netizen merasa ini bukan sekadar “melewatkan nama”, tapi soal etika ilmiah  menghargai semua kontributor riset, terutama dari negara berkembang seperti Indonesia.  3. Akar Masalah yang Diangkat Ketimpangan kredit riset internasional: Kritik ini mencerminkan masalah lama di dunia penelitian, di mana lembaga besar (institusi Barat) kadang dominan dalam publikasi dan pengakuan, sementara mitra lokal tidak mendapat spotlight.  Keadilan dalam kolaborasi ilmiah: Peneliti lokal bukan hanya “pendukung lapangan”, tapi berperan sangat penting dalam pemantauan, akses ke lokasi, pengetahuan lokal, dan bahkan perawatan ekosistem.  Motivasi pengakuan: Pengakuan nama dalam publikasi resmi penting untuk reputasi akademik, legitimasi peneliti lokal, dan membuka lebih banyak peluang pendanaan atau kolaborasi di masa depan. 4. Respons & Reaksi Warganet marah dan menyerukan Oxford untuk “menyebut nama peneliti lokal juga” sebagai bentuk penghormatan.  Rekan peneliti dan tokoh publik mendukung: Anies Baswedan menyuarakan hal itu secara publik sebagai simbol bahwa kontribusi Indonesia harus diakui.  Kontroversi ini diangkat media lokal dan menimbulkan diskusi lebih luas soal etika riset, kolaborasi global, dan representasi ilmuwan dari negara berkembang.  #oxford #netizenindonesia #rafflesia #dikecam #fyp
Oxford University Dikecam karena Tak Sebut Peneliti Indonesia 1. Subjek & Konteks Oxford University (melalui akun resmi mereka di media sosial, X) mengunggah video dan pengumuman terkait temuan Rafflesia hasseltii di hutan Sumatra. Penelitian ini adalah hasil kolaborasi antara Oxford Botanic Garden dan peneliti lokal Indonesia: dari BRIN, Universitas Bengkulu, dan komunitas konservasi lokal. Netizen Indonesia mengkritik keras karena unggahan Oxford tidak menyebut nama-nama peneliti lokal yang berkontribusi besar dalam ekspedisi. 2. Inti Kritik dari Netizen Peneliti Indonesia yang tidak disebut: Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi. Anies Baswedan (mantan gubernur) ikut menyentil Oxford lewat media sosial: “Dear @UniofOxford, our Indonesian researchers Joko Witono, Septi Andriki, and Iswandi are not NPCs. Name them too.” Banyak netizen merasa ini bukan sekadar “melewatkan nama”, tapi soal etika ilmiah menghargai semua kontributor riset, terutama dari negara berkembang seperti Indonesia. 3. Akar Masalah yang Diangkat Ketimpangan kredit riset internasional: Kritik ini mencerminkan masalah lama di dunia penelitian, di mana lembaga besar (institusi Barat) kadang dominan dalam publikasi dan pengakuan, sementara mitra lokal tidak mendapat spotlight. Keadilan dalam kolaborasi ilmiah: Peneliti lokal bukan hanya “pendukung lapangan”, tapi berperan sangat penting dalam pemantauan, akses ke lokasi, pengetahuan lokal, dan bahkan perawatan ekosistem. Motivasi pengakuan: Pengakuan nama dalam publikasi resmi penting untuk reputasi akademik, legitimasi peneliti lokal, dan membuka lebih banyak peluang pendanaan atau kolaborasi di masa depan. 4. Respons & Reaksi Warganet marah dan menyerukan Oxford untuk “menyebut nama peneliti lokal juga” sebagai bentuk penghormatan. Rekan peneliti dan tokoh publik mendukung: Anies Baswedan menyuarakan hal itu secara publik sebagai simbol bahwa kontribusi Indonesia harus diakui. Kontroversi ini diangkat media lokal dan menimbulkan diskusi lebih luas soal etika riset, kolaborasi global, dan representasi ilmuwan dari negara berkembang. #oxford #netizenindonesia #rafflesia #dikecam #fyp

About