@joyy.mei: I lowkey cut my finger on her braces 😭@aishah 🤍

Joyy.mei
Joyy.mei
Open In TikTok:
Region: US
Saturday 29 July 2023 17:48:48 GMT
365425
28648
100
1719

Music

Download

Comments

ovven.g
ovven.g :
I love pikachu ngl
2023-08-17 05:19:11
14
modmmanyego
MSD :
I love pikachu somuch❤️
2023-07-30 01:20:43
1
chai.yo6
Chai Yo :
🥰omg!
2023-11-15 12:59:01
0
songokux20
SonGokux20 :
I'm feeling lonely (lonely)
2023-07-30 06:44:40
2
gyunsf
Kazu :
Algorithm
2023-08-24 04:29:16
0
greatestsh0oter
NBA 2k23 :
bakit bugdo ang mga beshy ko 😭
2023-07-30 11:13:05
2
peeelovex
PeeeloveX :
Good game 🥰
2023-08-02 15:33:58
0
unknowncoons
. :
I love pikachu 🥰
2024-07-09 21:51:26
0
localarmygaming
Angeles :
morning
2023-07-30 23:22:10
1
yuhboycarlos214
YuhBoiLos :
me next
2023-07-29 18:27:53
1
_official_caydence
Caydence :
do you have a link for the boxers??
2023-07-29 21:42:34
0
idk.murcielago
Ulysses...... :
I drive
2023-07-30 00:27:09
0
meeedzxc
sickmyduck :
that's look healthy tho
2023-08-02 05:57:38
6
makkaupeyhpukiii
isapknk :
algorithm
2023-08-16 07:14:59
2
bitch2k4
Imarealrockstar :
That
2023-08-15 21:59:07
0
miro_nvm
🌊iz/Ismael𖣘 :
y'all so beautiful together❤
2023-07-29 18:10:09
0
jmt.hayabusa
JM T. Hayabusa :
hi
2023-07-31 20:12:57
0
dahudge
Da Hudggge :
this seems like fun 😆
2023-07-29 19:11:53
2
broken_eyes00
Yoursensei4112 :
Cool match up lol
2023-08-02 05:56:40
0
egnephillipoffcl
Budjoy :
good job tho
2023-07-30 02:49:34
0
jaywashere77
Raayyq :
Are they real ?😳
2023-08-18 09:10:42
0
yongz00
KIM :
what's up bro...
2023-08-06 02:52:04
2
To see more videos from user @joyy.mei, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

(3.) [Unknown — 06.12] Kemana pun kamu pergi, aku tetap bisa lihat kamu. Jangan buat aku ngerubah caranya. Bukan dari Heeseung. Tapi kamu tahu, itu darinya. Atau lebih tepatnya, dari seseorang yang bekerja untuknya. Kamu menoleh pelan ke belakang. Heeseung masih duduk, menyesap kopinya seperti pagi ini adalah pagi paling biasa dalam hidup kalian. Tidak ada kemarahan di wajahnya. Tidak ada amukan atau paksaan. Justru ketenangan itulah yang membuat semuanya terasa jauh lebih mengerikan. “Kamu bohong” katamu dengan suara nyaris pecah. “Katanya gak bakal cegah aku pergi.” “Aku gak cegah” jawabnya tanpa menoleh. “Aku cuma kasih tau bahwa kepergianmu gak akan bikin aku buta.” “Kamu pasangin aku pelacak? Kamera? Mikrofon? Atau kamu suruh orang ngikutin aku tiap langkah?!” “Enggak semua hal perlu kamu tahu.” “HEESEUNG!” Akhirnya dia menoleh. Tatapannya tajam, tapi bibirnya tetap melengkung dalam senyum kecil yang menjengkelkan. “Aku cuma pastikan kamu aman” katanya pelan. “Satu-satunya yang bahaya adalah kalau kamu nyoba kabur dari perlindunganku.” Perlindungan? Itu bukan perlindungan. Itu pengawasan, penahanan. Kamu menggeleng. “Kamu butuh bantuan. Ini gak sehat.” Heeseung bangkit dari kursinya dan berjalan perlahan mendekat. Kamu mundur, tapi punggungmu segera bertemu dengan pintu di belakang. “Y/N” suaranya rendah, nyaris seperti bujukan, tapi matanya tetap tak berkedip. “Aku gak butuh bantuan. Aku cuma butuh kamu tetap di tempat yang bisa aku lihat. Aku gak akan pernah izinin dunia menyakitimu kayak dulu.” Kamu membeku. Kata-katanya mengguncang sesuatu dalam dirimu. Dulu, masa lalu. Apakah ini ada hubungannya dengan sesuatu yang sudah kamu lupakan? Kamu mencoba mengingat. Tapi sebelum bisa tenggelam lebih jauh dalam pikiranmu, Heeseung sudah berdiri tepat di hadapanmu. Dia mengangkat tangannya, lalu menyentuh sisi wajahmu. Kali ini, kamu menepisnya. “Gak usah sentuh aku.” Ekspresinya berubah sedikit. Ada kilatan luka yang singkat atau marah yang ditahan. “Kalau kamu keluar dari sini” katanya, “aku gak akan jamin kamu bisa balik.” Kata-katanya menusuk. “Apa maksudmu?” “Aku gak ancam kamu, Y/N. Aku cuma bilang kalau kamu keluar, dunia akan berubah. Gak akan ada tempat aman tanpa aku.” “Lucu, karena saat ini pun aku gak ngerasa aman.” Mata Heeseung menyipit. Sekali lagi dia diam. Dan dalam keheningan itu, kamu akhirnya memutuskan: cukup. Tanpa satu kata pun lagi, kamu membuka pintu. Melangkah keluar. Tidak ada yang menahanmu. Tidak ada tangan yang menarikmu kembali. Tapi langkahmu tidak terasa seperti langkah kemenangan. Justru, seperti melangkah ke dalam sesuatu yang tidak kamu pahami. Seperti kamu sedang diawasi bahkan lebih dari sebelumnya. Dan kamu benar. Karena saat kamu keluar dari gedung apartemen dan berbelok menuju jalan besar, kamu melihat seseorang. Seorang pria dengan hoodie hitam berdiri di seberang jalan, menatap ponselnya, lalu menatap langsung ke arahmu. Kamu berpura-pura tidak melihat. Tapi seluruh tubuhmu menegang. Langkahmu cepat. Kamu memanggil taksi, mencoba tersenyum ramah agar supirnya tidak curiga kamu sedang dalam bahaya. Kamu memberikan alamat acak tempat makan kecil yang biasa kamu kunjungi waktu kuliah. Hanya untuk menyamarkan jejak, hanya untuk berpikir. Tapi sesampainya di sana, kamu tidak merasa lega. Justru semakin bingung. Karena saat kamu masuk ke dalam dan duduk. Tak lama kemudian, ponselmu berbunyi. [Unknown — 07.05] Makanlah yang banyak. Kamu kelihatan pucat dari tadi. Jangan bikin aku khawatir. Kamu hampir menjatuhkan ponselmu. Dia... masih mengawasi. -------- Dikit dulu, tiba-tiba buntu. #leeheeseung #heeseung #fyp " width="135" height="240">
(3.) "Silent Control." Kakimu gemetar, tanganmu masih menggenggam gagang pintu, tapi seolah ada tali tak kasatmata yang menahannya untuk benar-benar terbuka. Kamu memandangi layar ponsel lagi. Pesan dari nomor asing itu tetap sama: > [Unknown — 06.12] Kemana pun kamu pergi, aku tetap bisa lihat kamu. Jangan buat aku ngerubah caranya. Bukan dari Heeseung. Tapi kamu tahu, itu darinya. Atau lebih tepatnya, dari seseorang yang bekerja untuknya. Kamu menoleh pelan ke belakang. Heeseung masih duduk, menyesap kopinya seperti pagi ini adalah pagi paling biasa dalam hidup kalian. Tidak ada kemarahan di wajahnya. Tidak ada amukan atau paksaan. Justru ketenangan itulah yang membuat semuanya terasa jauh lebih mengerikan. “Kamu bohong” katamu dengan suara nyaris pecah. “Katanya gak bakal cegah aku pergi.” “Aku gak cegah” jawabnya tanpa menoleh. “Aku cuma kasih tau bahwa kepergianmu gak akan bikin aku buta.” “Kamu pasangin aku pelacak? Kamera? Mikrofon? Atau kamu suruh orang ngikutin aku tiap langkah?!” “Enggak semua hal perlu kamu tahu.” “HEESEUNG!” Akhirnya dia menoleh. Tatapannya tajam, tapi bibirnya tetap melengkung dalam senyum kecil yang menjengkelkan. “Aku cuma pastikan kamu aman” katanya pelan. “Satu-satunya yang bahaya adalah kalau kamu nyoba kabur dari perlindunganku.” Perlindungan? Itu bukan perlindungan. Itu pengawasan, penahanan. Kamu menggeleng. “Kamu butuh bantuan. Ini gak sehat.” Heeseung bangkit dari kursinya dan berjalan perlahan mendekat. Kamu mundur, tapi punggungmu segera bertemu dengan pintu di belakang. “Y/N” suaranya rendah, nyaris seperti bujukan, tapi matanya tetap tak berkedip. “Aku gak butuh bantuan. Aku cuma butuh kamu tetap di tempat yang bisa aku lihat. Aku gak akan pernah izinin dunia menyakitimu kayak dulu.” Kamu membeku. Kata-katanya mengguncang sesuatu dalam dirimu. Dulu, masa lalu. Apakah ini ada hubungannya dengan sesuatu yang sudah kamu lupakan? Kamu mencoba mengingat. Tapi sebelum bisa tenggelam lebih jauh dalam pikiranmu, Heeseung sudah berdiri tepat di hadapanmu. Dia mengangkat tangannya, lalu menyentuh sisi wajahmu. Kali ini, kamu menepisnya. “Gak usah sentuh aku.” Ekspresinya berubah sedikit. Ada kilatan luka yang singkat atau marah yang ditahan. “Kalau kamu keluar dari sini” katanya, “aku gak akan jamin kamu bisa balik.” Kata-katanya menusuk. “Apa maksudmu?” “Aku gak ancam kamu, Y/N. Aku cuma bilang kalau kamu keluar, dunia akan berubah. Gak akan ada tempat aman tanpa aku.” “Lucu, karena saat ini pun aku gak ngerasa aman.” Mata Heeseung menyipit. Sekali lagi dia diam. Dan dalam keheningan itu, kamu akhirnya memutuskan: cukup. Tanpa satu kata pun lagi, kamu membuka pintu. Melangkah keluar. Tidak ada yang menahanmu. Tidak ada tangan yang menarikmu kembali. Tapi langkahmu tidak terasa seperti langkah kemenangan. Justru, seperti melangkah ke dalam sesuatu yang tidak kamu pahami. Seperti kamu sedang diawasi bahkan lebih dari sebelumnya. Dan kamu benar. Karena saat kamu keluar dari gedung apartemen dan berbelok menuju jalan besar, kamu melihat seseorang. Seorang pria dengan hoodie hitam berdiri di seberang jalan, menatap ponselnya, lalu menatap langsung ke arahmu. Kamu berpura-pura tidak melihat. Tapi seluruh tubuhmu menegang. Langkahmu cepat. Kamu memanggil taksi, mencoba tersenyum ramah agar supirnya tidak curiga kamu sedang dalam bahaya. Kamu memberikan alamat acak tempat makan kecil yang biasa kamu kunjungi waktu kuliah. Hanya untuk menyamarkan jejak, hanya untuk berpikir. Tapi sesampainya di sana, kamu tidak merasa lega. Justru semakin bingung. Karena saat kamu masuk ke dalam dan duduk. Tak lama kemudian, ponselmu berbunyi. [Unknown — 07.05] Makanlah yang banyak. Kamu kelihatan pucat dari tadi. Jangan bikin aku khawatir. Kamu hampir menjatuhkan ponselmu. Dia... masih mengawasi. -------- Dikit dulu, tiba-tiba buntu. #leeheeseung #heeseung #fyp

About