@user656mfg: #📿💜💙

بيرك شمري
بيرك شمري
Open In TikTok:
Region: IQ
Sunday 31 August 2025 04:45:46 GMT
576
140
38
25

Music

Download

Comments

user947935826
ابو تهاني لمشهداني515 :
منور ❤️❤️
2025-09-01 17:48:21
1
qwertyui3894
آبﮧونﮧهﮧآد ✌ :
منورين 🥰🥰
2025-09-23 18:11:41
1
user81817487194528
مًصّطِفُآ آلَصّجّريَ 👑🌹 :
🥰🥰🥰
2025-08-31 10:41:32
3
.398297
هاشم اشمري :
♥♥♥
2025-08-31 08:57:59
3
user1438591241877
ماجد الشمري :
❤️❤️❤️
2025-08-31 06:15:31
3
user6815236766070
💚❤️🫦 :
💙💙💙
2025-08-31 04:48:14
3
user613004356557
ريان اشمري :
🥰🥰🥰🥰
2025-09-02 09:26:07
1
a_v_v_v_a
∆جّآسِمً شُمًريَ∆ :
🥰🥰🥰
2025-08-31 14:45:28
2
user670465916346
سالم سنجار الملالي :
🌹🌹🌹
2025-09-01 07:31:17
1
.611251
ابو نجم ال صجري611👑🫡 :
❤️❤️❤️👑👑👑
2025-08-31 13:07:51
3
syuioyi
عوض شمري :
👑👑👑
2025-08-31 08:53:46
3
user6815236766070
💚❤️🫦 :
💙💙💙
2025-09-01 06:51:53
2
syuioyi
عوض شمري :
👑👑👑
2025-08-31 17:12:00
2
user5201614099727
رياض الصجري 🐅 :
💙💙💙
2025-09-13 05:52:03
1
user537490942481
عبدالله ال صجري :
🥀🥀🥀
2025-09-10 19:36:45
1
dyo5gk1pu2gr
🐆مهيب الجنابي👑 :
🤍🤍
2025-09-03 16:06:31
1
dyo5gk1pu2gr
🐆مهيب الجنابي👑 :
🥰🥰🥰
2025-09-03 16:06:24
1
user913918187069
ابو مشاري ال صجري :
🥰🥰🥰
2025-09-03 13:35:57
1
user4560185816536
أرشد الجنابي🇮🇶 :
😳😳😳
2025-09-03 06:34:02
1
user613004356557
ريان اشمري :
🥰🥰🥰
2025-09-02 09:25:54
1
nayef.maysar
أبو غزل الصجري 👑 :
👑👑👑👑👑
2025-09-28 18:47:30
0
nayef.maysar
أبو غزل الصجري 👑 :
❤❤❤❤
2025-09-28 18:47:29
0
qdkcdkzkxdlskxnfv
عَِٕلٍُيًٍ اٍَلشٍٰمرٖٓي 🦅⚔️🐺 :
🥰🥰🥰
2025-09-05 04:15:32
0
user4560185816536
أرشد الجنابي🇮🇶 :
💔💔💔
2025-09-03 06:34:05
0
To see more videos from user @user656mfg, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Krisis Ekonomi dan Ledakan Ketidakpuasan Publik  Opini Kamis, 4 September 2025 | 07:58 WIB  IR. Goenardjoadi Goenawan   HARIANHALUAN.COM - Tuntutan rakyat yang mencuat dalam 17 + 8 poin aspirasi belakangan ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah. Di permukaan, tuntutan itu terdengar normatif: supremasi sipil atas militer dan penguatan ketertiban umum. Namun di baliknya, terdapat pesan lebih mendasar: rakyat merasakan ketimpangan sosial dan tekanan ekonomi yang kian tak tertanggungkan. Unjuk rasa besar yang terjadi di banyak kota mencerminkan bukan hanya kegelisahan politik, tetapi juga konflik horizontal yang lahir dari resesi. Ekonomi nasional tengah berada dalam kondisi tertekan. Banyak sektor usaha gulung tikar, pengangguran meningkat, dan daya beli menurun drastis. Rasa lapar di kalangan rakyat miskin menjadi bahan bakar bagi ketidakpuasan sosial. Stabilitas politik tidak akan mungkin tercapai bila ketimpangan ekonomi terus dibiarkan. Korupsi jadi Inti Krisis Korupsi menjadi isu utama dalam krisis ini. Publik menyoroti lingkaran kekuasaan,  termasuk aparat penegak hukum, kepolisian, dan lembaga peradilan yang dianggap tidak netral. Kebijakan penarikan dana besar-besaran dari rekening dorman menambah kekeringan likuiditas, memperparah situasi sektor keuangan. Dalam kondisi demikian, kepercayaan terhadap institusi negara tergerus. Selain itu, banjir impor barang murah, terutama dari Tiongkok, menimbulkan dampak serius terhadap pasar domestik. Perang harga yang tak terkendali membuat banyak pelaku industri dalam negeri kesulitan bertahan. Fenomena ini menciptakan apa yang dapat disebut “ekonomi kanibal”, ketika pelaku usaha saling memangsa untuk bertahan hidup, sementara konsumen hanya menikmati harga murah sesaat. Dampak jangka panjangnya adalah hilangnya kapasitas produksi nasional dan makin lebarnya ketergantungan terhadap produk impor. Pemerintah perlu menjadikan sektor perpajakan dan kepabeanan sebagai prioritas reformasi. Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea Cukai harus dibersihkan dari praktik rente yang menggerogoti penerimaan negara. Tanpa langkah ini, kebijakan fiskal akan terus kehilangan daya kendali, dan resesi akan semakin dalam. Di sisi moneter, Bank Indonesia harus bersiap mengambil langkah luar biasa. Penambahan pasokan uang beredar (M1) hingga Rp2.600 triliun per tahun mungkin terdengar berisiko, tetapi dalam situasi darurat ekonomi, langkah stimulus likuiditas adalah keniscayaan. Tanpa kebijakan ekspansif ini, daya beli rakyat akan terus merosot dan potensi kerusuhan sosial akan semakin membesar. Situasi eksternal menambah kerumitan. Parade militer Tiongkok baru-baru ini yang mengundang negara-negara BRICS menegaskan bahwa dinamika geopolitik di kawasan Asia sedang memanas. Resesi yang meluas di Asia bisa menjadi pemicu instabilitas regional. Indonesia perlu mengambil langkah proaktif untuk menjaga ketahanan ekonomi sekaligus posisi strategisnya di kawasan. Gejolak sosial saat ini harus dibaca sebagai sinyal, bukan ancaman semata. Pemerintah memiliki kesempatan untuk merespons dengan kebijakan yang berfokus pada rakyat: menghentikan pemborosan anggaran, memperkuat perlindungan sosial, dan mengembalikan kepercayaan publik melalui pemberantasan korupsi yang menyentuh lapisan elite. Halaman: 1   2   Selanjutnya Editor: Hadi Suprapto
Krisis Ekonomi dan Ledakan Ketidakpuasan Publik  Opini Kamis, 4 September 2025 | 07:58 WIB  IR. Goenardjoadi Goenawan   HARIANHALUAN.COM - Tuntutan rakyat yang mencuat dalam 17 + 8 poin aspirasi belakangan ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah. Di permukaan, tuntutan itu terdengar normatif: supremasi sipil atas militer dan penguatan ketertiban umum. Namun di baliknya, terdapat pesan lebih mendasar: rakyat merasakan ketimpangan sosial dan tekanan ekonomi yang kian tak tertanggungkan. Unjuk rasa besar yang terjadi di banyak kota mencerminkan bukan hanya kegelisahan politik, tetapi juga konflik horizontal yang lahir dari resesi. Ekonomi nasional tengah berada dalam kondisi tertekan. Banyak sektor usaha gulung tikar, pengangguran meningkat, dan daya beli menurun drastis. Rasa lapar di kalangan rakyat miskin menjadi bahan bakar bagi ketidakpuasan sosial. Stabilitas politik tidak akan mungkin tercapai bila ketimpangan ekonomi terus dibiarkan. Korupsi jadi Inti Krisis Korupsi menjadi isu utama dalam krisis ini. Publik menyoroti lingkaran kekuasaan,  termasuk aparat penegak hukum, kepolisian, dan lembaga peradilan yang dianggap tidak netral. Kebijakan penarikan dana besar-besaran dari rekening dorman menambah kekeringan likuiditas, memperparah situasi sektor keuangan. Dalam kondisi demikian, kepercayaan terhadap institusi negara tergerus. Selain itu, banjir impor barang murah, terutama dari Tiongkok, menimbulkan dampak serius terhadap pasar domestik. Perang harga yang tak terkendali membuat banyak pelaku industri dalam negeri kesulitan bertahan. Fenomena ini menciptakan apa yang dapat disebut “ekonomi kanibal”, ketika pelaku usaha saling memangsa untuk bertahan hidup, sementara konsumen hanya menikmati harga murah sesaat. Dampak jangka panjangnya adalah hilangnya kapasitas produksi nasional dan makin lebarnya ketergantungan terhadap produk impor. Pemerintah perlu menjadikan sektor perpajakan dan kepabeanan sebagai prioritas reformasi. Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea Cukai harus dibersihkan dari praktik rente yang menggerogoti penerimaan negara. Tanpa langkah ini, kebijakan fiskal akan terus kehilangan daya kendali, dan resesi akan semakin dalam. Di sisi moneter, Bank Indonesia harus bersiap mengambil langkah luar biasa. Penambahan pasokan uang beredar (M1) hingga Rp2.600 triliun per tahun mungkin terdengar berisiko, tetapi dalam situasi darurat ekonomi, langkah stimulus likuiditas adalah keniscayaan. Tanpa kebijakan ekspansif ini, daya beli rakyat akan terus merosot dan potensi kerusuhan sosial akan semakin membesar. Situasi eksternal menambah kerumitan. Parade militer Tiongkok baru-baru ini yang mengundang negara-negara BRICS menegaskan bahwa dinamika geopolitik di kawasan Asia sedang memanas. Resesi yang meluas di Asia bisa menjadi pemicu instabilitas regional. Indonesia perlu mengambil langkah proaktif untuk menjaga ketahanan ekonomi sekaligus posisi strategisnya di kawasan. Gejolak sosial saat ini harus dibaca sebagai sinyal, bukan ancaman semata. Pemerintah memiliki kesempatan untuk merespons dengan kebijakan yang berfokus pada rakyat: menghentikan pemborosan anggaran, memperkuat perlindungan sosial, dan mengembalikan kepercayaan publik melalui pemberantasan korupsi yang menyentuh lapisan elite. Halaman: 1   2   Selanjutnya Editor: Hadi Suprapto

About